Menuju konten utama

Menteri BUMN: Pabrik Semen Rembang Beroperasi April 2017

Di tengah penolakan warga dengan keberadaan pabrik PT Semen Indonesia di Rembang, Menteri BUMN Rini M Soemarno justru mengklaim optimistis pabrik Semen Indonesia di Rembang bisa mulai beroperasi April 2017.

Menteri BUMN: Pabrik Semen Rembang Beroperasi April 2017
Sejumlah petani Pegunungan Kendeng memasung kakinya dengan semen saat menggelar aksi di depan Istana Merdeka, Jakarta, Senin (13/3). Dalam aksi tersebut mereka meminta kepada Presiden Joko Widodo untuk menghentikan izin lingkungan Pembangunan dan Pertambangan Pabrik PT.Semen Indonesia yang diterbitkan kembali oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo pada 23 Februari 2017. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/pd/17

tirto.id - Di tengah penolakan warga dengan keberadaan pabrik PT Semen Indonesia di Rembang, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini M Soemarno justru mengklaim optimistis pabrik Semen Indonesia di Rembang bisa mulai beroperasi April 2017.

"Persis tanggalnya belum ditentukan, tetapi kami optimis pada April 2017," katanya saat meninjau pabrik Semen Indonesia,di Rembang, Jawa Tengah, Jumat (17/3/2017) seperti diberitakan Antara.

Rini datang ke pabrik Semen Indonesia di Rembang menggunakan helikopter dari Bandara Ahmad Yani, Semarang, setelah mendarat dari Jakarta.

Rini meninjau pabrik didampingi Direktur Utama PT Semen Indonesia Rizkan Chandra, Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo dan Direktur Utama BNI Achmad Baiquni.

Dia juga bertemu dan berdialog dengan tokoh dan perwakilan masyarakat di sekitar lingkungan pabrik semen yang sudah menunggu kedatangannya.

"Kami akan laporkan hasil kunjungan saya ini pada Bapak Presiden dan usulkan untuk bagaimana mengoperasikan ini," katanya.

Pada dasarnya, dia menjelaskan perizinan terkait pengoperasian pabrik Semen Indonesia di Rembang hampir selesai semuanya, tinggal Kajian Lingkungan Hidup Strategis. Perizinan pengoperasian pabrik ditargetkan selesai April 2017.

Ia mengatakan keberadaan pabrik harus bisa memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat, di samping memberi keuntungan bagi negara.

"Pabrik ini tidak bisa beroperasi tanpa dukungan masyarakat. Kepentingan masyarakat adalah kepentingan kita, kepentingan kita adalah kepentingan masyarakat," katanya.

Oleh karena itu, ia mengatakan, sekitar lima persen warga yang menolak keberadaan pabrik semen tetap harus dirangkul.

"Bagi sekitar lima persen warga yang kurang mendukung akan tetap kami carikan solusi untuk aktivitas mereka," kata Rini.

Setidaknya ada lima desa yang berada dekat dengan pabrik Semen Indonesia di Rembang, yakni Desa Tegaldowo, Desa Kajar, Desa Pasucen, Desa Kadiwono, dan Desa Timbrangan.

Mayoritas masyarakat di kelima desa itu mendukung dan meminta pabrik semen segera beroperasi seiring izin lingkungan baru yang sudah diterbitkan, namun ada sebagian warga yang menolak.

Petani dari kawasan Pegunungan Kendeng memprotes pembangunan pabrik semen itu karena jika beroperasi pabrik akan menambang batu gamping dari karst Kendeng dan menyebabkan kerusakan lingkungan.

Mereka khawatir pembangunan pabrik semen akan memakan lahan pertanian mereka, menyusutkan sumber mata pencarian, mengganggu keseimbangan ekosistem dan membawa polusi ke wilayah tempat tinggal mereka.

Sementara itu, sejumlah petani dari Pegunungan Kendeng menggelar aksi pasung kaki dengan semen di depan Istana Merdeka, Jakarta sejak Senin (13/3/2017). Aksi tersebut sebagai bentuk protes terhadap pendirian pabrik PT Semen Indonesia di Rembang yang sampai sekarang tuntutan mereka belum juga diperhatikan oleh Presiden.

Baca juga artikel terkait SEMEN REMBANG atau tulisan lainnya dari Maya Saputri

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Maya Saputri
Penulis: Maya Saputri
Editor: Maya Saputri