Menuju konten utama

Menteri Bappenas: Minat Investasi Masih Tinggi Setelah Bom Surabaya

Menurut Menteri Bappenas, dampak bom Surabaya terhadap investasi sifatnya temporer.

Menteri Bappenas: Minat Investasi Masih Tinggi Setelah Bom Surabaya
Kondisi jalan Ngagel Madya menuju Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela ketika proses olah TKP, Minggu (13/5/2018). tirto.id/Tony Firman

tirto.id - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, Bambang Brodjonegoro mengatakan, dampak aksi bom bunuh diri yang terjadi di Surabaya, Jawa Timur tidak memberikan dampak signifikan terhadap investasi pembangunan nasional.

"Saya rasa temporer dampaknya, tapi saya rasa minat investasi masih tinggi," ujar Bambang di JS Luwansa pada Senin (14/5/2018).

Meski begitu, ia mengatakan pengeboman ini membuat sejumlah negara-negara di dunia memberikan peringatan untuk tidak melakukan perjalanan ke Indonesia.

"Travel warning, nah tinggal bagaimana kita menyikapi dan mengatasinya. Artinya, kalau bisa buktikan bahwa sebenarnya Indonesia itu aman, kondusif, saya rasa tidak akan ada gangguan jangka panjang terhadap investasi maupun tourism," jelasnya.

Menanggapi rentetan teror bom yang terjadi di Surabaya dan Sidoarjo, ia menyatakan terorisme tak semata terkait ekonomi, seperti angka kemiskinan Indonesia, tingkat ketimpangan (gini ratio), dan tingkat pengangguran. Pendidikan menurutnya juga memberi kontribusi terhadap terorisme.

"Maka, pendidikan juga harus dibuat supaya orang tidak mudah terpengaruh ajaran-ajaran yang tidak pas," ucapnya.

Sementara itu, pengamat dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Bhima Yudhistira Adhinegara mengatakan sasaran terorisme lebih ke aparat keamanan dan warga lokal. Jadi, ia menilai aksi terorisme tidak secara langsung mempengaruhi investasi.

"Efek yang ditimbulkan tidak besar dan sangat terlokalisir dampaknya. Saya optimistis penanganan dari aparat keamanan untuk mengembalikan kondisi di Surabaya bisa berjalan cepat," kata Bhima kepada Tirto pada Senin (14/5/2018).

Ia mencontohkan, kerusuhan di Mako Brimob beberapa waktu lalu juga hampir tidak berdampak ke sentimen pasar. IHSG pada Rabu (9/5/2018) ditutup naik 2,31 persen dan pada Jumat (11/5/2018) naik 0,83 persen.

"Ada perbedaan efek dari bom seperti bom Bali atau bom JW Marriot dengan aksi teror belakangan ini yang sifatnya menyerang target warga lokal dan aparat keamanan. Tapi, pemerintah dan aparat keamanan tetap harus mewaspadai ancaman terorisme berdekatan dengan penyelenggaraan event-event besar, seperti Pilkada, Asian Games, dan IMF World Bank meeting di Bali," ujar Bhima.

Baca juga artikel terkait BOM SURABAYA atau tulisan lainnya dari Shintaloka Pradita Sicca

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Shintaloka Pradita Sicca
Penulis: Shintaloka Pradita Sicca
Editor: Dipna Videlia Putsanra