tirto.id - Perguruan tinggi di Indonesia harus sudah mulai mengembangkan sistem perkuliahan berkonsep e-learning atau berbasis teknologi informasi. Hal itu disampaikan Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Muhammad Nasir dalam acara peletakan batu pertama pembangunan 12 fasilitas Universitas Lambung Mangkurat di Banjarmasin, Sabtu (29/7/2017).
Menurut Nasir, konsep sistem perkuliahan e-learning harus dimulai dari perpustakaan yang lebih banyak menyediakan referensi literasi berbasis digital.
"Untuk pembangunan ini, harapannya perpustakaan ke depan adalah beriorientasi pada e-learning, orientasi pada 'paperless' harus mulai kita desain, kita kembangkan lebih baik," kata Nasir dikutip dari Antara.
Seiring dengan berjalannya waktu, kata dia, perkembangan perguruan tinggi di masa datang tidak lagi mengandalkan gedung-gedung pusat kegiatan dan perkuliahan, tetapi akan berubah menjadi berbasis teknologi informasi.
"Mimpi perguruan tinggi tidak seperti ini, ke depan pasti jadi 'classroomless', borderles, sudah berbasis teknologi informasi. Dengan begitu maka ruang kelas jadi tidak penting lagi," kata Nasir.
Menyusul perubahan tersebut, Menteri Nasir pun meminta para dosen mengubah perilaku dalam sistem pengajaran yang sudah mulai berubah.
Nasir mengatakan bahwa Indonesia mendapatkan tawaran kerja sama dari University of California Los Angeles (UCLA) tentang sistem pendidikan berbasis teknologi informasi.
Ia menambahkan sistem perkuliahan tersebut tidak dilakukan di dalam kelas, namun bisa hanya dengan sambungan komunikasi jarak jauh menggunakan komputer yang tersambung dengan internet.
Untuk itu, Menristekdikti juga berpendapat peraturan menteri terdahulu tentang sistem belajar yang mengharuskan di luar kota akan disesuaikan dengan kondisi saat ini.
"Perkembangan sistem pembelajaran seperti ini harus kita antisipasi," kata Nasir.
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Alexander Haryanto