Menuju konten utama

Menolak Donald Trump, Warga New York Bangun Tembok

Warga New York masih melakukan protes untuk menolak presiden terpilih AS, Donald Trump. Aksi protes kali ini berbeda karena dilakukan dengan membangun “tembok”.

Menolak Donald Trump, Warga New York Bangun Tembok
Ilustrasi. Demonstran berkumpul dalam aksi protes menentang terpilihnya Donald Trump dari partai Republik sebagai Presiden Amerika Serikat di Salt Lake City, Utah, Sabtu (12/11). ANTARA FOTO/REUTERS/Jim Urquhart.

tirto.id - Di New York yang merupakan kubu kaum liberal, warga masih bingung atas pemerintahan Republik mendatang pascapenetapan Donald Trump sebagai Presiden AS. Masih dalam protes terhadap Trump sepekan setelah pemilihan presiden AS berlalu, warga New York kemudian membangun dinding. Namun, dinding itu bukan seperti yang dibicarakan Donald Trump saat kampanye.

Penduduk salah satu kota tersibuk di dunia itu membangun “tembok” dengan cara menempatkan catatan tulisan tangan anonim di stasiun sibuk kereta bawah tanah, demikian dilansir dari Antara, Kamis (17/11/2016).

Pada Selasa (15/11/2016), banyak catatan memberikan dukungan untuk pendatang atau mengejek janji Trump membangun dinding di sepanjang perbatasan AS dengan Meksiko dan menyuruh Meksiko membayar untuk itu. "Tembok lebih baik," kata catatan. "Ini dinding yang bisa dibangun oleh cinta," kata catatan lain.

Adapun pemasangan lapisan dinding di bawah tanah Manhattan Union Square, yang berjudul "Subway Therapy", adalah ide dari seniman Matius "Levee" Chavez. "Beberapa hari terakhir kita telah dibuat stres dan saya ingin memberikan orang kesempatan untuk terlibat dalam cara yang ringan dan mudah," kata Chavez.

“Siapa pun dapat menuliskan catatannya, dan lebih dari 10 ribu orang telah melakukannya,” tulis Chavez di Instagramnya.

Sebelumnya telah diketahui, capres dari Partai Demokrat Hillary Clinton dikalahkan Trump dengan 79 persen yang berbanding 18 persen di kota New York.

Penulis catatan tempel tersebut mengambil pendekatan yang bervariasi. Beberapa menjanjikan tindakan politik dengan mengatakan "Memberikan suara pada 2018" dan "Aku akan melakukan bagian saya untuk mengubah ini!".

Sebuah catatan tempel berwarna biru, mengutip novelis Zadie Smith dalam persoalan keputusasaan. Sementara itu, satu catatan merah muda mengutip Khotbah Yesus di gunung dengan perkataan "Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi."

Gubernur New York dari Partai Demokrat, Andrew Coumo, terkena "pukulan" pesan pro-imigran dalam catatan yang menayangkan puisi dari Emma Lazarus yang ada di Patung Liberty. "Beri aku lelahmu, kemiskinanmu, berjubalan massa yang merindukan untuk bebas ... Saya mengangkat lampuku di samping pintu emas," kata catatan itu.

Seorang warga, Caitlin Cherry (28), sikap menantang yang dinyatakan dalam catatan itu adalah hak warga New York untuk menyampaikan pesan. "Saya senang bahwa orang-orang yang mengunjungi dinding ini dapat melihat bahwa tidak semua warga Amerika menginginkan ini," kata perempuan yang berprofesi sebagai pelayan tersebut.

Baca juga artikel terkait DONALD TRUMP PRESIDEN AS atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari