tirto.id - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump diduga membeberkan informasi rahasia kepada Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov ketika mereka bertemu di Gedung Putih baru-baru ini. Namun, dugaan yang dilaporkan sejumlah pers AS itu dibantah Sergei Lavrov pada Kamis (18/5/2017) waktu setempat.
Selama kunjungan kerja ke Siprus, Lavrov mengatakan yang sesungguhnya dikatakan Trump kepada dia ialah bahwa anggota ISIS mampu memasukkan peledak yang tak bisa dilacak ke dalam laptop.
"Seingat saya, barangkali satu bulan atau dua bulan sebelumnya, Pemerintah Trump membuat larangan resmi orang membawa laptop di dalam pesawat dari tujuh negara Timur Tengah ... Jadi, jika anda berbicara mengenai itu, saya tak melihat rahasia di sini," kata Lavrov kepada wartawan di Nikosia bersama Menteri Luar Negeri Siprus Ioannis Kasoulides.
Komentar Lavrov mengenai masalah itu adalah yang pertama sejak pertemuannya dengan Trump dan setelah dugaan disampaikan oleh dua pejabat Amerika Serikat pada 15 Mei bahwa Presiden Amerika Serikat telah membocorkan informasi rahasia kepada Lavrov mengenai operasi yang direncanakan oleh ISIS.
Diberitakan Antara, Lavrov tiba di Nikosia pada Kamis untuk menghadiri pertemuan menteri luar negeri Dewan Eropa pada akhir kepresidenan Siprus pada Mei.
Dalam konferensi pers, Lavrov juga mengatakan Rusia ingin meningkatkan hubungan dengan Uni Eropa (UE). "Kondisi hubungan saat ini tak menguntungkan semua pihak," kata Lavrov.
Ia juga menyampaikan harapan bagi penilaian-kembali kondisi yang akan mengarah ke "keterlibatan kembali yang saling menguntungkan".
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari