tirto.id - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati menyebutkan realisasi anggaran untuk penyelenggaraan kegiatan Annual Meeting International Monetary Fund World Bank Group (AM lMF-WBG) 2018 yang akan berlangsung di Bali, hingga saat ini adalah sebesar Rp14,5 miliar.
"Anggaran yang terealisir sampai dengan sekarang adalah Rp4,1 miliar pada 2018, dan pada 2017 sebesar Rp10,4 miliar," kata Sri di Kantor Kementerian Keuangan Jakarta pada Senin (4/6/2018).
Padahal, proyeksi anggaran pemerintah untuk kegiatan ini adalah sebesar Rp855,5 miliar, yang terbagi atas dua tahun anggaran, yaitu Rp45,4 miliar pada 2017 dan Rp810,1 miliar pada 2018.
Menurut Menkeu, realisasi anggaran pada tahun ini masih rendah karena persiapan acara belum mencapai 100 persen.
Sementara, menurut Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, persiapan perhelatan AN IMF-WB pada 8-14 Oktober baru mencapai 77 persen.
Luhut menyebutkan 77 persen tersebut meliputi pembahasan persiapan tentang 22 area teknis, yaitu di antaranya keamanan, transportasi, kesehatan, IT, ASEAN leaders gathering, protokol VVIP, imigrasi (visa), space plan, kantor-kantor sementara para delegasi, perhotelan, dan official website.
Lalu, persiapan berbagai acara penyambutan, seperti Indonesia Pavilion, Cultural Performance, dan Food Festival.
Ia mengatakan, realisasi persiapan ini sudah sesuai dengan target. Pada akhir Juli 2018, progres persiapan ditargetkan akan mencapai 85 persen, sedangkan sisanya 15 persen diharapkan selesai pada September 2018.
Pembahasan persiapan tersebut, di tingkat teknis secara rutin dilakukan antara PanNas dengan Meeting Team Secretariat (MTS) IMF-WBG. Untuk membahas progres pada Juli (July-Mission), akan diselenggarakan pertemuan tersebut pada 23 Juli, 4 Agustus 2018 di Bali.
Luhut optimistis persiapan AN IMF-WB 2018 akan berjalan sesuai rencana. Pasalnya, satu-satunya kendala yang perlu diwaspadai hanya pengaruh kondisi ekonomi global yang masih penuh ketidakpastian.
Namun, dari dalam negeri, ia memastikan tidak ada isu-isu krusial yang masih menjadi kendala besar bagi persiapan AM lMF-WBG. Tidak terkecuali soal isu terorisme yang belakangan terjadi di dalam negeri.
"Enggak ada IMF kita keamanan juga ketat, polisi jalan. Mereka [polisi] lebih aktif dengan adanya UU Terorisme untuk bertindak," terangnya.
Penulis: Shintaloka Pradita Sicca
Editor: Dipna Videlia Putsanra