tirto.id - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrayanti memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global pada 2024 akan lebih baik dari tahun ini. Hal ini sejalan dengan tren penurunan terhadap harga-harga komoditas di berbagai negara.
"Maka harga inflasi Global akan menurun dan kemudian bisa memulihkan daya beli di negara-negara maju," kata Sri Mulyani dalam Rapat Paripurna, di DPR, Jakarta, Selasa (30/5/2023).
Pertumbuhan ekonomi global diperkirakannya akan mengalami akselerasi dari tahun ini yang hanya 2,8 persen menjadi sedikit membaik menjadi 3 persen di 2024.
Sementara jika dari sisi volume perdagangan dunia juga diperkirakan mulai lebih baik atau pulih. Di mana dari 2,4 persen di tahun 2023 menjadi tumbuh 3,5 persen di tahun 2024.
Dengan dua faktor tersebut yaitu pertumbuhan ekonomi dunia yang membaik dan perdagangan internasional yang membaik, maka kinerja ekspor diharapkan kembali menguat di tengah prospek ekonomi dunia yang diperkirakan sedikit lebih baik pada tahun depan.
"Selain itu produk-produk hilirrisasi lanjutan yang terus diperkuat oleh Indonesia juga akan menopang daya saing produk ekspor Indonesia," katanya.
Untuk diketahui, nilai ekspor Indonesia mencapai 19,29 miliar dolar AS pada April 2023. Angka ini turun sebesar 17,62 persen dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 23,42 miliar dolar AS.
"Nilai ekspor April 2023 mencapai 19,29 miliar dolar AS atau turun 17,62 persen secara bulanan," ujar Deputi Bidang Metodologi dan Informasi Statistik, Imam Machdi, dalam konferensi pers di Kantornya, Jakarta, Senin (15/5/2023).
Jika dilihat lebih rinci, ekspor migas maupun non migas pada April 2023 keduanya mengalami penurunan. Ekspor migas tercatat hanya 1,26 miliar dolar AS, atau turun 5,95 persen. Sedangkan non migas tercatat hanya 18,03 miliar dolar AS, turun 18,33 persen.
Penurunan ekspor nonmigas sebesar 18,33 persen terhadap bulan sebelumnya terjadi karena peran beberapa komoditas. Pertama adalah logam mulia dan perhiasan atau Permata HS71 turun 52,30 persen, kemudian bahan bakar mineral HS27 juga turun 12,04 persen, dan lemak hewan nabati HS15 turun 20,45 persen.
Sementara penurunan ekspor migas sebesar 5,95 persen dikarenakan minyak mentah turun 59,37 persen dan juga gas turun sebesar 7,95 persen.
"Pertumbuhan ekspor secara bulanan pada 2023 merupakan pola musiman karena adanya momentum libur hari raya Idulfitri," ujarnya.
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Intan Umbari Prihatin