Menuju konten utama
Pandemi COVID-19

Menkes Sebut Indonesia Tidak Perlu Bangun RS Baru Tangani Corona

Menkes Budi Gunadi Sadikin menyatakan Indonesia sebenarnya tidak perlu membangun rumah sakit baru untuk menangani pandemi COVID-19.

Menkes Sebut Indonesia Tidak Perlu Bangun RS Baru Tangani Corona
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan sambutannya usai melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman dan Perjanjian Kerja Sama antara Kemenkes dan KPU di gedung KPU, Jakarta, Selasa (2/3/2021). ANTARA FOTO/Reno Esnir/wsj.

tirto.id - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyatakan Indonesia sebenarnya tidak perlu membangun rumah sakit baru untuk menangani pandemi COVID-19.

Menurut Budi, rumah sakit masih mampu menangani selama bersedia menyediakan alokasi tempat tidur lebih banyak untuk pasien COVID-19.

“Misalnya Kemenkes, rumah sakit BLU ada 15.000 tempat tidur. Yang dialokasikan buat COVID-19 waktu saya masuk, cuma 10 persenan. Ya sudah kita naikkan saja jadi 30 persen. Itu bisa menambah 4.000-an bed,” ucap Budi dalam Rakor BLU 2021: BLU Berstrategi Pulihkan Ekonomi yang digelar virtual, Jumat (19/3/2021).

Budi menambahkan, “Jadi tidak perlu investasi bangun rumah sakit baru.”

Sebagai catatan, data Kemenkes mencatat ada total 389.171 tempat tidur untuk rawat intensif dan umum di seluruh rumah sakit di Indonesia. Dari jumlah itu hanya 79.091 tempat tidur yang dikhususkan bagi COVID-19 atau sekitar 20 persen saja.

Eks Wamen BUMN ini menyatakan bahwa kasus COVID-19 suatu saat akan mengalami penurunan. Dengan demikian, peningkatan pasien yang terjadi saat ini cukup direspons dengan mengalokasikan lebih banyak kapasitas tempat tidur dan menurunkannya secara bertahap bila keadaan sudah relatif terkendali.

“Sekarang kan lagi banyak-banyaknya. Kalau sudah turun baru kita kembalikan untuk merawat pasien lain. Tidak usah terburu-buru membangun rumah sakit baru,” ucap Budi.

Meski demikian, Budi mengakui juga kalau pencegahan COVID-19 tetap penting. Pasalnya, menurut studi, sekitar 20% orang yang terpapar COVID-19 akan membutuhkan perawatan. Misalnya, jika ada 100.000 kasus maka minimal dibutuhkan 20.000 tempat tidur. Semakin besar kasus, tentu kebutuhan tempat tidur akan melonjak sehingga akan membebani rumah sakit.

“Itu yang jadi masalah. Kita perlu mengurangi laju penularan meningkatkan deteksi dan isolasi,” ucap Budi.

Menariknya, kebijakan pemerintah sebelumnya justru bertentangan dengan anjuran Budi. Sebut saja, pembangunan rumah sakit darurat di pulau Galang, Batam sampai pembangunan rumah sakit oleh Pertamina. Sejumlah pemerintah daerah bahkan ikut ramai-ramai membangun untuk merespons pandemi COVID-19.

Baca juga artikel terkait RUMAH SAKIT CORONA atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Maya Saputri