Menuju konten utama
Pandemi COVID-19

Menkes Budi Gunadi Siapkan Dua Skenario Penanganan COVID-19

Kemenkes siapkan 2 skenario penanggulangan COVID-19, yaitu skenario normal dan bila terjadi lonjakan hingga 3,9 juta kasus setahun.

Menkes Budi Gunadi Siapkan Dua Skenario Penanganan COVID-19
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengikuti Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (17/3/2021). ANTARA FOTO/Galih Pradipta/aww.

tirto.id - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan telah menyiapkan dua skenario yakni apabila situasi normal dan bila terjadi lonjakan kasus COVID-19. Estimasi bila terjadi lonjakan akan ada 3,9 juta kasus dalam setahun.

"Kami di Kementerian Kesehatan memiliki 2 skenario. Skenario pertama adalah skenario normal, di mana tidak ada lonjakan lagi. Pandemi menjadi endemi. Sedangkan skenario kedua bila ada lonjakan lagi kita perlu antisipasi, dengan adanya varian baru," kata Budi saat rapat dengan Komisi IX DPR, Senin (13/9/2021).

Budi kemudian menjelaskan perhitungan dari masing-masing skenario sekaligus upaya penangananya.

"Jadi skenario kondisi endemi, kita memperkirakan bahwa kasus setahun itu 1,9 juta," katanya. "Dan skenario B jika terjadi lonjakan varian baru mengakibatkan adanya lonjakan kasus, kami mengestimasikan ada 3,9 juta kasus atau 2 juta kasus lebih tinggi dibandingkan skenario normal."

Skenario ini, kata Budi, akan mempengaruhi tindakan testing, perawatan dan isolasi. Tapi dari sisi vaksinasi tidak berubah baik skenario endemi maupun skenario ada lonjakan kasus.

"Untuk skenario testing, perawatan dan isolasi itu akan berubah. Tergantung dari berapa jumlah kasus aktifnya. Misalnya skenario A [normal] testing 28 juta, kalau skenario B [ada lonjakan] 58 juta testing," kata Budi.

Untuk perawatan juga demikian. Kapasitas perawatan adalah 20 persen dari 1,9 juta untuk skenario normal dan 10 persen dari 3,9 juta jika terjadi lonjakan kasus. Mereka yang mendapatkan perawatan adalah yang kategori kasus sedang dan berat sementara kasus ringan 80 persen diisolasi.

Kemudian untuk testing, Budi mengatakan kapasitas laboratorium akan dibenahi lagi. Masing-masing fasilitas kesehatan akan dipastikan terdapat laboratorium yang bisa menjangkau testing dalam waktu di bawah 2 hari keluar hasilnya.

Selain itu, akan mempersiapkan jaringan laboratorium pemeriksaan whole genome sequencing (WGS) untuk memastikan agar seluruh daerah di Indonesia dapat melacak jika ada varian baru COVID-19.

"Testing-nya juga akan kami rapikan. Seluruh puskesmas akan kami latih kembali, akan kami pastikan sistemnya disederhanakan agar pelaporannya bisa lengkap. Kemudian juga tracing-nya yang sekarang sudah mulai membaik akan kami pastikan terus, kami jalankan. Termasuk juga aplikasi yang akan kita sederhanakan," ujarnya.

Baca juga artikel terkait PANDEMI COVID-19 atau tulisan lainnya dari Irwan Syambudi

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Irwan Syambudi
Penulis: Irwan Syambudi
Editor: Abdul Aziz