Menuju konten utama

Menjadi Lebih Jelita dengan Ganja

THC dan CBD, dua zat yang ada dalam tanaman ganja digunakan dalam produk kecantikan dan perawatan tubuh karena bisa menangkal penuaan.

Menjadi Lebih Jelita dengan Ganja
Ilustrasi minyak ganja. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - Usai menghadiri sebuah acara jamuan makan malam, Arinda Christie, editor kecantikan di salah satu majalah gaya hidup, menawarkan saya untuk membersihkan riasan wajah dengan hemp oil, minyak yang ia katakan berasal dari tanaman ganja.

“Tenang, ini nggak bikin mabuk dan nggak berbau ganja,” katanya.

Ia mencontohkan cara penggunaan minyak itu. Awalnya beberapa tetes minyak dituang di salah satu telapak tangan, kemudian diusapkan di kedua telapak, dan dioleks ke wajah sesuai dengan gerakan mencuci muka. Setelahnya, Arinda meletakkan handuk hangat di wajah sambil menekan dan memberi pijatan kecil pada beberapa bagian wajah. Usai ditekan, ia mengusap seluruh bagian wajah menggunakan handuk. Arinda melakukan ritual tersebut setiap malam selama setahun terakhir.

“Sebelum ini, jerawat di wajah saya cukup parah. Buat saya, hemp oil cukup membantu dalam mengatasi masalah jerawat. Harganya pun tidak mahal dan produknya bisa ditemukan di Indonesia. Penyimpanannya juga mudah, hanya harus meletakkannya di dalam kulkas,” kata Arinda.

Di dalam negeri, produk hemp oil bisa didapat di situs Organic Supply, sebuah lapak daring penyedia ragam essential oil dan carrier oil yang dibangun pada tahun 2015. “Kami mulai berjualan hemp oil sekitar pertengahan tahun lalu. Produk tersebut muncul karena banyak permintaan terhadap hemp oil yang datang pada kami melalui akun media sosial Organic Supply,” kata Amanda Huwae, salah satu pendiri Organic Supply.

Sampai hari ini penjualan hemp oil tetap lancar. Amanda mengaku minyak tersebut bermanfaat untuk mengobati jerawat dan melembapkan kulit. “Saya sendiri menggunakan hemp oil. Saya membuat sendiri facial oil untuk saya pakai sehari-hari. Saya mencampurkan hemp oil dengan jenis minyak lain yang berfungsi untuk meremajakan kulit, menyamarkan flek dan keriput. Hemp berfungsi untuk melembapkan kulit saya yang kering. Campuran pada hemp oil juga berfungsi untuk menetralisir aroma hemp oil yang kental dengan aroma rempah,” lanjut wanita yang membangun bisnis Organic Supply bersama dengan tiga orang kawannya.

Sesungguhnya hemp ialah salah satu varietas tanaman ganja bernama cannabis sativa. Secara kasat mata bentuknya serupa hanya saja ada perbedaan dari sisi ukuran. Dari segi kandungan, kedua tanaman tersebut punya zat kimia serupa yakni Tetrahydrocannabinol (THC). Bedanya, hemp punya sejumlah kandungan mineral dan protein yang baik bagi tubuh. Oleh karena itu, hemp tergolong material yang legal untuk digunakan di sejumlah industri.

Kandungan gizi membuat biji hemp turut digunakan di berbagai produk makanan. Ia sempat berperan sebagai makanan super. Rekan-rekan sejawatnya dalam ranah ini ialah chia seeds, flax seeds, dan canary seeds. Kandungan omega 3 yang mampu menangkal peradangan dalam tubuh menjadi manfaat yang dicari oleh calon konsumen hemp seed. Seiring berjalannya waktu, industri kecantikan berupaya untuk menggali potensi lain tanaman hemp. Wacana ini mulai ramai diperbincangkan sekitar satu tahun terakhir.

Lini produk kecantikan The Body Shop pernah mengeluarkan produk krim pelembap tangan yang berasal dari hemp. Suatu kali LA Times mencoba menyusun ragam produk kecantikan yang dibuat dari hemp. Produk tersebut diantaranya ialah krim wajah, krim mata, maskara, pelembap kulit, sabun, dan lipstik. The Cut pun pernah membahas isu serupa. Pada situs itu tertulis bahwa unsur vitamin C, E, B1, dan B2, membuat para pelaku industri kecantikan tertarik untuk melakukan inovasi menggunakan hemp oil. Mereka menambahkan jajaran ragam produk lain seperti parfum, body lotion, dan lilin aromaterapi.

“Minyak yang berasal dari biji hemp ialah pelembap dan penyembuh yang ampuh,” kata Ni’Kita Wilson, cosmetic chemist. Dalam Refinery 29 , Katarina Makoney, pendiri Hemp Health, berkata pula bahwa hemp punya peran penting dalam perkembangan sel kulit lantaran bisa menyembuhkan iritasi yang terjadi di antara sel.

Tamás Bíró, Direktur departemen imunologi University of Debrecen, Hungary dan penasihat Phytecs, perusahaan yang bergerak di bidang penelitian dan pengembangan produk endocannabinoid untuk keperluan medis dan kosmetik pernah melakukan penelitan tentang produksi endocannabinoid pada kulit manusia. Hasil penelitian menyebutkan bahwa kandungan endocannabinoid yang terdiri dari THC ada dalam tubuh manusia untuk melengkapi fungsi sistem sel kulit terutama saat terjadi infeksi atau iritasi. Temuan tersebut membuat Biro merasa bahwa kandungan dalam ganja juga bisa berfungsi meredam tanda-tanda penuaan dan melawan jerawat. Ia merasa temuannya ini harus diteliti lebih dalam lagi.

Meski penelitian belum banyak dilakukan, produk-produk dengan kandungan dari tanaman ganja ini terus berjalan. Belum lama ini New York Times mengulas tentang tren CBD Oil. CBD ialah zat selain THC yang terdapat dalam ganja. Zat tersebut mulai digunakan dalam produk perawatan kulit. Sebagian fungsinya ialah meredam rasa sakit dan mengurangi kecemasan.

Infografik Cantik berkat ganja

Di Amerika Serikat, Lord Jones adalah salah satu lini produk perawatan kulit yang sampai saat ini konsisten menjadikan CBD sebagai salah satu material produk. Produk tersebut diantaranya dikemas dalam bentuk body lotion. Situs Lord Jones memuat informasi tentang kandungan produk dengan cukup detail. Di sana tertulis bahwa lotion berfungsi sebagai penyembuh dari rasa sakit di otot dan sendi, serta luka pada kulit. Produk ini salah satunya digunakan Karla Wlech, seorang celebrity stylist yang kerap mengaplikasikan lotion pada kaki kliennya saat mereka harus berjalan di karpet merah memakai sepatu hak.

Ildi Pekar, wanita yang bekerja di industri kecantikan berkata bahwa beberapa waktu belakangan ini ia menemukan peningkatan penjualan CBD facial oil. Ildi beranggapan di masa depan kepopuleran CBD oil bisa serupa dengan argan oil, minyak yang berasal dari tanaman endemik Maroko bernama argan (Argania spinosa). Joyce Imahiyerobo-Ip, direktur dermatologi kosmetik dari South Sore Medical Center Massachusetts menyatakan studi tentang CBD masih kurang banyak dilakukan. Tetapi ia cukup percaya dengan hasil penelitian yang telah beredar.

“Sejumlah studi yang sudah ada menyebutkan bahwa CBD mengandung khasiat anti peradangan. Hal tersebut bisa berpengaruh pada anti penuaan. Ia juga mampu mencegah kulit kering,” katanya.

Matthew Herman, pencipta Kush, lilin aromaterapi dengan kandungan CBD, merasa dirinya tengah menyaksikan tren perubahan penggunaan ganja dari sisi bisnis. Jika dulu ganja identik dengan teler dan hanya bisa digunakan dengan cara diisap, sekarang penggunaan ganja bisa dengan beragam cara. Ganja, ujar Herman, sudah menjadi industri mewah.

Baca juga artikel terkait GANJA atau tulisan lainnya dari Joan Aurelia

tirto.id - Gaya hidup
Reporter: Joan Aurelia
Penulis: Joan Aurelia
Editor: Nuran Wibisono