tirto.id - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, akan menemui Kepala Staf TNI AU, Marsekal TNI Yuyu Sutisna. Pertemuan dilakukan untuk mencari solusi pembangunan kereta Bandara Adi Soemarmo-Stasiun Solo Balapan yang terkendala masalah tanah.
"Hari Senin rencananya saya akan menemui kepala Staf TNI AU untuk membicarakan penggunaan tanah milik angkaran udara yang terkena proyek," kata Sumadi, di Boyolali, Jawa Tengah, Minggu (1/4/2018).
Menurut dia, luas tanah TNI AU yang akan digunakan untuk proyek kereta api itu seluas 2,5 hektare dan tidak dalam kondisi terpakai. TNI AU memiliki Pangkalan Udara TNI AU Adi Soemarmo dan beroperasi di landas pacu yang sama dengan Bandara Internasional Adi Soemarmo yang dikelola PT Angkasa Pura I.
Sejak semula, landasan pacu itu didirikan kolonialis Belanda untuk kepentingan militer, dengan nama Pangkalan Panasan. Nama itu tetap melekat hingga setelah Indonesia merdeka.
Pangkalan Udara Panasan juga tetap berfungsi sebagai pangkalan udara militer hingga akhirnya berganti nama menjadi Pangkalan Udara TNI AU Adi Soemarmo. Nama ini diambil dari Adi Soemarmo Wiryokusumo yang merupakan adik dari Agustinus Adi Soetjipto.
Hal serupa juga terjadi pada Pangkalan Udara TNI AU Halim Perdanakusuma. Sebagian tanahnya diubah menjadi calon stasiun kereta api cepat Jakarta-Bandung.
Sementara untuk tanah yang milik masyarakat yang terkena dampak proyek stasiun kereta api Bandara Internasional Adi Soemarmo itu, tidak ada masalah tentang penggantian dan saat ini sudah dalam tahap konsinyasi.
"Memang ada sedikit kendala soal pembebasan tanah terutama yang milik TNI AU," kata Sumadi.
Dia mengatakan sekalipun masih ada masalah untuk membangun proyek di tanah milik TNI AU, pembangunan proyek di sejumlah titik, di antaranya stasiun kereta api tetap berjalan.
"Targetnya akhir 2018 sudah bisa selesai proyek bandara ini dan awal 2019 sudah bisa beroperasi," kata dia.
Wali Kota Solo Hadi Rudyatmo, yang ikut dalam kunjungan itu, mengatakan, untuk pembebasan lahan milik masyarakat prinsipnya sudah selesai walaupun memang sebelumnya ada berbagai masalah.
Untuk lahan milik TNI AU, dia bilang, mengatakan sebelumnya ada wacana harus ada dicarikan tanah pengganti terlebih dahulu sebelum tanah yang sekarang digunakan proyek. "Kalau mau dicarikan tanah pengganti, kapan selesainya proyek kereta bandaranya," kata dia.
Proyek Stasiun Solo Balapan-Bandara Adi Soemarmo sepanjang 13,5 kilometer dengan lama tempuh 15 menit.
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari