Menuju konten utama

Mengenal Sunat Bayi seperti Anak Raffi Ahmad, Boleh di Usia Berapa?

Raffi Ahmad dan Nagita Slavina melakukan sunat bayi untuk anak kedua mereka. Apa manfaatnya?

Mengenal Sunat Bayi seperti Anak Raffi Ahmad, Boleh di Usia Berapa?
Nagita Slavina Raffi Ahmad dan Rayyanza. instagram/raffinagita1717

tirto.id - Raffi Ahmad dan Nagita Slavina melakukan sunat bayi untuk anak kedua mereka, Rayyanza Malik Ahmad saat masih bayi. Alasan Raffi Ahmad melakukan hal itu adalah khawatir nantinya Rayyanza Malik Ahmad sulit untuk diajak khitan.

Sunat bayi atau sunat anak laki-laki menjadi tradisi yang dilestarikan oleh banyak pihak dengan berbagai latar belakang yang menyertai, termasuk bagus dari sisi kesehatan.

Dari sisi ajaran agama, sunat diwajibkan sebagai salah satu fitrah bagi muslim laki-laki. Dan, di sebagian budaya masyarakat tertentu, sunat dilakukan saat seseorang masih bayi.

Sunat merupakan prosedur operasi pengangkatan kulit yang menutupi ujung penis. Kulit tersebut dikenal dengan nama kulup. Dari sisi medis, sunat kadang diperlukan saat seseorang mendapati masalah kesehatan tertentu seperti mengalami fimosis pada kulupnya.

Sementara itu, sunat dapat diterapkan pada laki-laki dewasa atau pun masih anak-anak. Pada sunat bayi, orang tua perlu memperhatikan manfaat dan risiko yang akan dialami anak yang mendapatkan prosedur sunat.

Manfaat Sunat Bayi

Mengutip Healthline, sunat memiliki manfaat yang jauh lebih besar ketimbang risikonya. Berikut manfaat sunat bayi:

1. Menurunkan risiko infeksi saluran kemih (ISK). Risiko ISK pada anak akan menurun di tahun pertama usianya saat sudah menjalani sunat. ISK yang parah dapat merembet pada kerusakan ginjal dan infeksi saluran darah (sepsis).

2. Menurunkan risiko tertular HIV dan beberapa penyakit lain melalui kontak seksual. Sunat dapat menurunkan risiko terkena penyakit infeksi seksual. Kendati demikian, sunat bukan menjadi pencegah untuk tidak terkena penyakit tersebut.

3. Mengatasi masalah fimosis. Fimosis adalah perlengketan kulup pada kepala penis.

4. Menurunkan risiko kanker penis. Selain itu, bagi wanita yang menjadi pasangan pria sudah disunat, risiko terkena kanker serviks juga ikut turun. Salah satu alasannya, pria lebih mudah untuk membersihkan penisnya kala disunat.

Risiko sunat

Sekali pun operasi sunat terbilang aman, namun ada sejumlah risiko yang muncul dari tindakan sirkumsisi ini. Mengutip dari Kids Health, risiko tersebut adalah:

1. Pendarahan. Sunat memiliki risiko pendarahan. Kendati demikian, biasanya perdarahan tersebut sedikit. Jika pasien mengalami perdarahan, segera hubungi dokter agar pendarahan bisa ditangani dengan baik.

2. Infeksi. Sunat dapat menyebabkan infeksi. Namun, infeksi yang biasa muncul pada area kulit yang mengalami pemotongan cenderung ringan dan mudah diobati.

3. Rasa sakit. Sunat akan menimbulkan rasa sakit pada pasien. Kabar baiknya, dalam medis modern, rasa sakit itu dapat ditekan dengan pemberian obat antinyeri. Pada proses sunat, obat bius lokal juga disuntikkan pada area penis untuk mematikan rasa sakit saat pengambilan kulup.

Waktu tepat untuk sunat bayi

Pada bayi yang saat lahirnya mengalami masalah pada penis, dokter mungkin merekomendasikan agar disunat. Umumnya sunat tersebut dilakukan 24 - 72 jam setelah bayi lahir. Pelaksanaannya paling baik ditangani langsung oleh dokter di rumah sakit. Sebab, sunat yang dilakukan langsung di lingkungan medis akan ditangani oleh dokter yang berkompeten.

Sunat bayi juga bisa dilakukan dalam 10 hari pertama kehidupannya. Prosedur ini memakan waktu cepat sekira 10-20 menit sesuai kondisi. Kendati demikian, konsultasikan rencana untuk sunat bayi pada dokter untuk memperoleh saran kesehatan yang terbaik bagi anak.

Baca juga artikel terkait SUNAT BAYI atau tulisan lainnya dari Ilham Choirul Anwar

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Ilham Choirul Anwar
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Yulaika Ramadhani