Menuju konten utama

Organ Reproduksi Pria dan Fungsinya: Duktus Ejakulatoris-Testis

Mengetahui organ reproduksi pada pria dan fungsinya pada tubuh manusia. Berikut penjelasan selengkapnya.

Organ Reproduksi Pria dan Fungsinya: Duktus Ejakulatoris-Testis
Ilustrasi Organ Reproduksi. foto/Istockphoto

tirto.id - Dalam biologi, ketika kita membahas organ reproduksi pria kita juga akan mempelajari fungsi duktus ejakulatoris, testis, dan organ penting yang lain.

Walau sudah dimiliki sejak janin, namun organ tersebut baru benar-benar berkemampuan untuk melakukan reproduksi setelah memasuki masa pubertas yakni usia 9-15 tahun.

Pada pria, organ reproduksinya terbagi menjadi dua bagian yakni organ internal dan organ eksternal. Merujuk pada laman emodul.kemdikbud.go.id berikut penjelasannya.

Organ Reproduksi Pria dan Fungsinya

Organ eksternal (luar)

Organ reproduksi yang berada di bagian luar tubuh pria atau eksternal terdiri penis, skrotum (kantong zakar), dan testis.

1. Penis

Bagian dari alat reproduksi ini terdiri atas 3 bagian yakni akar, badan, dan glans penis. Penis berfungsi dalam persetubuhan atau kopulasi, untuk saluran mengeluarkan urine, dan saluran mengeluarkan semen.

Terdapat tiga jaringan erektil silindris yang berongga dan banyak pembuluh darah, yang menjadi bagian dalam penis.

Pembuluh darah tersebut bernama korpus kavernosa dan korpus spongiosum yang membungkus saluran uretra. Sperma keluar melalui uretra saat ejakulasi.

Rongga-rongga jaringan erektil dapat terisi penuh dengan darah jika pria mengalami rangsang seksual.

Kondisi tersebut dikenal sebagai ereksi, yakni kala penis tegang akibat terpompanya darah ke pembuluh darah di dalamnya.

Saat pria memasuki masa puber, pada kulit akar penis akan tumbuh rambut. Pada glans atau bagian ujung penis terdapat banyak syaraf.

Komposisi cairan semen adalah 90% air dan 5 % sperma yang mengandung 50-120 juta sel sperma/mL.

2. Skrotum.

Bagian ini kerap disebut sebagai pelir, jumlahnya sepasang yang dipisahkan oleh septum internal. Di dalam skrotum ada 2 buah testis.

Ada otot dartos dan otot kremaster yang berfungsi menggerakkan skrotum untuk mengerut dan mengendur (otot dartos) jika suhu dingin atau panas.

Otot kremaster mengatur suhu testis agar lebih rendah dari suhu tubuh. Suhu testis harus lebih rendah 3 derajat celsius dari suhu sekitarnya demi proses spermatogenesis atau pembentukan sperma yang sehat.

3. Testis

Di testis ini proses produksi sperma (spermatogenesis) berlangsung. Sel yang bekerja dalam pembentukan sperma disebut sel tubulus seminiferus. Jumlah normal produksi adalah sekira 100 juta setiap hari.

Mengutip Modul Guru Keperawatan SMK Pada testis juga dihasilkan hormon reproduksi testosteron oleh sel Leydig.

Testosteron berpengaruh besar bagi perkembangan kelamin sekunder pria seperti sikap kelaki-lakian, penampilan dan kejantanan tubuh.

Ciri-ciri kelamin sekunder pria:

- Suara yang membesar

- Tumbuhnya kumis, jenggot, serta rambut pada bagian tertentu

- Bentuk dada yang bidang.

Organ internal

Organ reproduksi di dalam tubuh pria adalah saluran pengeluaran (saluran reproduksi). Saluran reproduksi pada pria terdiri dari saluran epididimis, saluran vas deferens, saluran ejakulasi, dan saluran uretra.

- Saluran Epididimis panjangnya sekira 4-6 meter dan menjadi penghubung antara testis dengan vas deferens. Sperma disimpan sekira 2 pekan di sini hingga proses pematangan sampai jadi dewasa dan siap membuahi.

- Saluran Vas Deferens menjadi tempat penampungan sperma setelah matang di epididimis. Caranya, otot dinding saluran epididimis berkontraksi saat ereksi dan membuat sperma terdorong ke vas deferens.

- Saluran Ejakulasi (duktus ejakulatoris) adalah tempat sperma dari vas deferens, mengalir ke saluran pemancaran yang disebut duktus ejakulatoris. Ejakulasi adalah kondisi penis yang menegang, agar dapat menyalurkan semen ke organ reproduksi wanita.

- Saluran Uretra berfungsi 2 yakni mengeluarkan cairan sperma dan mengeluarkan urine.

Infografik SC Organ Reproduksi Pria

Infografik SC Organ Reproduksi Pria. tirto.id/Fuad

Penyakit yang bisa menyerang sistem reproduksi

Dilansir laman bulelengkab.go.id, ada beberapa jenis penyakit yang dapat menyerang sistem reproduksi baik pria maupun wanita. Biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri, virus atau jamur yang dipicu hubungan seks bebas dan tidak sehat. Berikut penjelasannya:

Gonorhea

Gonorhea disebut juga penyakit kencing nanah karena adanya cairan kental seperti nanah di saluran kencing, yang menimbulkan rasa sakit. Penyebabnya adalah bakteri neisseria gonorrhea.

Chlamydia

Gejala penyakit ini adalah rasa nyeri dan panas saat buang air kecil, karena adanya infeksi dari bakteri Chlamydia trachomatis.

Herpes genitalis

Penyebabnya adalah infeksi Herpes Simplex Viruses (HSV), dengan gejala seperti melepuh di area kulit kelamin baik penis atau vagina. Rasa nyeri dan panas akan dikeluhkan oleh penderitanya.

Sifilis

Penyebab penyakit adalah infeksi bakteri treponema pallidum. Gejala awal dari penyakit ini adalah lesi kemerahan pada kulit area kelamin, disusul rasa gatal yang sangat.

Kutil kelamin

Penyebabnya adalah infeksi Human papillomavirus (HPV), dengan gejala munculnya semacam kutil atau benjolan di area kelamin.

Trichomoniasis

Tergolong Penyakit Menular Seksual (PMS) yang disebabkan oleh infeksi parasit protozoa bersel tunggal, Trichomonas vaginalis. Gejalanya adalah bau tak sedap dari vagina atau penis, keputihan pada vagina, rasa sakit pada vagina atau penis.

Baca juga artikel terkait ORGAN REPRODUKSI atau tulisan lainnya dari Cicik Novita

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Cicik Novita
Penulis: Cicik Novita
Editor: Yandri Daniel Damaledo
Penyelaras: Yulaika Ramadhani