Menuju konten utama

Mengenal Mad Wajib Muttasil dalam Alquran dan Cara Membacanya

Mengenal Mad Wajib Muttasil dalam Alquran dan cara membacanya dengan benar.

Mengenal Mad Wajib Muttasil dalam Alquran dan Cara Membacanya
Umat muslim melakukan tadarus Al Quran di Masjid Baitul Faizin, Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Senin (6/5/2019). ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/ama.

tirto.id - Hukum mad dalam Al-Qur'an dibaca panjang dan memiliki pencabangan yang banyak.

Dalam ilmu tajwid atau cara membaca Al-Qur'an, ada salah satu hukum yang disebut dengan mad. Mad secara bahasa bermakna tambahan atau panjang.

Pengertiannya yaitu memanjangkan suara bacaan pada huruf hijaiyah dalam Al Quran karena terdapat huruf “mad” menurut aturan yang berlaku.

Mad ada dua bentuk yaitu mad thobi'i (mad asli) dan mad far'i. Mad thobi'i menyebabkan sebuah huruf dibaca panjang karena terdapat huruf mad dan tidak ada alasan lain yang bisa mengubah keasliannya. Panjang saat membacanya adalah dua ketukan atau harakat.

Mad thobi'i akan berlaku saat ditemukan keadaan seperti berikut:

    • Huruf dengan harakat fathah bertemu dengan huruf “alif”.
    • Huruf berharakat kasrah bertemu huruf “ya” sukun.
    • Huruf berharakat dhammah bertemu huruf “waw”sukun.
Contoh dari kalimat yang memiliki hukum mad thob'i yaitu:

الذين أمنوا وكانوا

Sementara itu, mad far'i adalah mad cabang. Pembagian dari mad far'i cukup banyak. Namun semua itu bisa dibagi dalam dua ketegori besar berdasarkan penyebabnya yaitu karena hamzah atau akibat sukun.

Mad far'i karena hamzah terdiri dari mad wajib muttasil, mad jaiz munfasil, mad silah thowilah, dan mad badal. Sementara itu, mad far'i karena sukun terdiri atas:

    • Mad 'aridl lissukun
    • Mad lin
    • Mad iwadl
    • Mad tamkin (dua harakat)
    • Mad farq
    • Mad lazim. Mad lazim terbagi lagi menjadi mad lazim muttaqol kalimi, mad lazim mukhoffaf kalimi, mad lazim mutsaqqol harfi, dan mad lazim mukhoffaf harfi.

Mad wajib muttasil dan cara membacanya

Salah satu percabangan dalam mad far'i yaitu mad wajib muttasil. Hukum tajwid ini secara bahasa berarti panjang bacaan harus bersambung.

Hukum mad wajib muttasil akan berlaku apabila terdapat huruf hijaiyah mad tobi'i (ــــــَــــــ ا ; يْ ـــــــِــــــ ; وْ ـــــــُـــــــ ) yang bertemu dengan huruf hijaiyah hamzah dengan harkat fat-hah (fathatain) , kasrah (kasratain), atau dhammah (dhammatain) (ءَ / ءً – ءِ / ءٍ – ءُ / ءٌ) .

Hal utama yang perlu diingat dalam mad wajib muttasil adalah adanya huruf mad thobi'i yang bertemu hamzah dalam satu kata atau bersambung.

Contoh mad wajib muttasil contohnya adalah جاَءَ , لِقَاءَنَا , نِدَاءً , dan نِسَاءَنَا .

Khusus pada huruf hamzah fathatain yang letaknya di akhir ayat, maka tetap dibaca “a'“ sesuai letak keluarnya huruf yaitu dari pangkal tenggorokan. Contohnya مَنْ يَشَاءً.

Cara mengucapkan bacaan mad wajib muttasil adalah panjang sebanyak enam harakat. Panjang ini tidak boleh diubah lagi. Dan, dalam Al Qur'an hukum mad wajib muttasil akan ditandai dengan garis melengkung tebal yang serupa lengkung pedang.

Penempatan tanda lengkung dilatakkan di atas huruf mad thobi'i atau di antara huruf hijaiyah mad thobi'i dan huruf hamzah.

Tanda ini mirip dengan hukum mad jaiz munfashil. Bedanya untuk mad jaiz munfashil lengkungnya tipis seperti cacing dan dibaca boleh 2, 4, atau 6 harakat.

Baca juga artikel terkait MAD MUTTASIL atau tulisan lainnya dari Ilham Choirul Anwar

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Ilham Choirul Anwar
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Dhita Koesno