tirto.id - Seni adalah keahlian membuat sebuah karya yang bermutu baik audio maupun visual, seperti tari, lukisan, ukiran, lagu, dan lainnya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), seni adalah dalah kemampuan akal untuk menciptakan sesuatu yang bernilai tinggi. Dengan demikian seni adalah suatu hasil karya manusia yang mempunyai keindahan dan dapat dinikmati serta dirasakan oleh manusia.
Dilansir dari Jurnal Online Unpad.ac.id, Modul Mata Pelajaran Antropologi kelas 12 SMA, menurut William A Haviland seni adalah produk jenis perilaku manusia yang khusus penggunaan imajinasi secara kreatif untuk membantu kita dalam menerangkan, memahami, dan menikmati hidup.
Dengan gagasan seni yang sempurna, nilai-nlai estetis yang ada dalam kebiasaan manusia dapat teraktualisasi. Misalnya kita dapat melihat pertunjukan teater budaya demi kepuasan estetis saja.
S Graham Brade-Birks dalam Concise Encyclopedia of General Knowledge, menyatakan bahwa dalam arti luas, seni adalah pelatihan akal-budi untuk menghasilkan karya yang menyenangkan bagi kesadaran manusia.
Ini termasuk ungkapan imajinatif visual dari benda-benda, seperti dalam patung, lukisan, dan gambar. Namun imajinasi juga menemukan ekspresinya dalam seni musik, drama, tari, puisi, dan arsitektur.
Seni dapat dibagi menjadi tiga bidang yaitu seni rupa yang terdiri dari seni lukis, seni patung dan seni ukir; seni sastra yang terdiri dari puisi dan prosa; serta seni pertunjukan yang terdiri dari seni tari, seni drama/teater, dan seni musik.
Jenis-Jenis Seni
Dalam buku mata pelajaran Antropologi 2 untuk kelas 12 SMA yang disusun oleh Puji Lestari, seni rupa meliputi 3 bidang yaitu lukis, patung dan ukir.
1. Seni Rupa
a. Seni Lukis
Seni lukis merupakan salah satu induk dari seni rupa. Seni lukis merupakan suatu pengembangan yang lebih utuh dari gambar.
Ada beberapa aliran seni lukis yang kita kenal yaitu:
- Surrealisme
Lukisan dengan aliran ini kebanyakan menyerupai bentuk-bentuk yang sering ditemui dalam mimpi. Pelukis berusaha untuk mengabaikan bentuk secara keseluruhan kemudian mengolah setiap bagian tertentu dari objek untuk menghasilkan sensasi tertentu yang bisa dirasakan manusia tanpa harus mengerti bentuk aslinya.
- Impressionisme
Pada awal menjamurnya lukisan studio, pelukis mendefinisikan image sebagai pantulan cahaya dari setiap bagian benda. Setiap bagian terkecil akan memantulkan cahaya yang berbeda, dan cahaya ini akan ditangkap mata kemudian diinterpretasikan otak sebagai bentuk-bentuk tertentu.
Pelukis pada zaman tersebut menafsirkan benda sebagai kumpulan pantulan cahaya yang berbeda. Karena itu bentuk suatu benda tidak harus dibentuk dengan garis, bidang, ataupun volume, melainkan pantulan cahaya sejenis yang berkumpul dan memberi kesan adanya benda.
Karena itu untuk mendapakan lukisan yang baik, pelukis harus memperhitungkan arah datangnya sinar, jenis cahaya, dan reaksi pigmen benda terhadap cahaya. Hal ini membuat kegiatan melukis pada masa ini lebih sebagai kegiatan fotografi secara manual.
- Naturalisme
Merupakan aliran paling popular dalam seni lukis. Aliran ini menyajikan bentuk objek sesuai kenyataan sebenarnya dan banyak menyajikan tema-tema alami.
- Kubisme
Adalah aliran yang cenderung me lakukan usaha abstraksi terhadap objek ke dalam bentuk-bentuk geometri untuk mendapatkan sensasi tertentu. Salah satu tokoh terkenal dari aliran ini adalah Pablo Picasso.
- Romantisme
Merupakan aliran tertua dalam sejarah seni lukis modern Indonesia. Lukisan dengan aliran ini berusaha membangkitkan kenangan romantis dan keindahan di setiap objeknya. Pemandangan alam adalah objek yang sering diambil sebagai latar belakang lukisan.
Romantisme dirintis oleh pelukis-pelukis pada zaman penjajahan Belanda dan ditularkan kepada pelukis pribumi untuk tujuan koleksi galeri di zaman kolonial. Salah satu tokoh terkenal dari aliran ini adalah Raden Saleh.
- Ekspresionisme
Adalah aliran di dalam seni lukis yang mengolah setiap unsur seni agar memperlihatkan emosi pelukis secara efektif. Kemiripan bentuk masih bisa hadir di dalam lukisan, tetapi tidak memainkan peranan penting.
- Realisme
Adalah kecenderungan dalam seni lukis untuk berusaha meniru bentuk di alam nyata semirip mungkin. Pada awal perkembangan seni lukis, realisme adalah tujuan utama untuk mendapatkan lukisan yang indah. Namun sejalan dengan perkembangan pengetahuan manusia, realisme mulai ditinggalkan dan manusia lebih banyak mengeksplorasi unsur warna, komposisi, garis, dan luminasi dibandingkan unsur bentuk, sehingga melahirkan abstraksi (pemisahan unsur bentuk dari suatu objek di dalam lukisan).
- Abstraksi
Adalah mengesampingkan unsur bentuk dari lukisan. Abstraksi berarti tindakan menghindari peniruan objek secara mentah. Unsur yang dianggap mampu memberikan sensasi keberadaan objek diperkuat untuk menggantikan unsur bentuk yang dikurangi porsinya.
b. Seni Patung
Bila kita sedang dalam perjalanan, sering kita jumpai adanya patungpatung yang terdapat di tengah perempatan-perempatan, sudut-sudut persimpangan, depan gedung-gedung pertemuan, dan juga pada museum-museum.
Patung-patung itu bisa berupa tokoh-tokoh pahlawan kita, momentummomentum yang pernah dialami oleh bangsa Indonesia, atau simbol-simbol, cita-cita dan perjuangan, serta program-program yang dicanangkan oleh pemerintah.
c. Seni Ukir
Seni ukir diartikan sebagai ragam hias yang bersifat kruwikan, buledan, sambung-menyambung, dan merupakan bentuk lukisan yang indah.
Bertolak dari pengertian tersebut, maka seni ukir sebenarnya adalah hasil suatu gambaran yang dibuat oleh manusia pada suatu permukaan yang dikerjakan sedemikian rupa dengan alat-alat tertentu sehingga permukaaan yang asal mulanya rata menjadi tidak rata (kruwikan dan buledan). Dengan demikian ciri utama suatu ukiran adalah membuat suatu permukaan menjadi tidak rata.
2. Seni Sastra
Istilah ‘sastra’ memiliki arti tulisan. Secara lebih luas, sastra dapat diartikan pembicaraan tentang berbagai tulisan yang indah bentuknya dan mulia isinya.
Keindahan bentuk hasil sastra yang kemudian lazim disebut sebagai karya sastra terlihat dari puisi, prosa, lirik prosa, drama, maupun bentuk karya sastra yang lain, baik yang tergolong ke dalam sastra kuno, masa peralihan, sampai sastra modern, bahkan sastra kontemporer pada masa mutakhir.
Ditilik dari segi bentuk, karya sastra adalah sesuatu yang dapat menyenangkan hati, sedangkan bila ditilik dari segi isi, karya sastra memiliki nilai guna bagi siapa saja yang mampu mengapresiasikannya.
Karya sastra bukan sekedar dibaca dan dihayati sebagai pengisi waktu, melainkan di dalamnya terkandung nilai-nilai yang bermakna bagi kehidupan.
Perkembangan seni sastra dapat dilihat dari zaman kuno, yaitu zaman sebelum ditemukannya tulisan, ketika manusia mengembangkan seni sastra melalui tradisi lisan yang diwariskan dari mulut ke mulut dan disampaikan dari seorang penutur kepada orang lain dalam bentuk cerita atau dongeng (cerita kancil yang mencuri timun petani), legenda (kisah batu menangis).
Kemudian pada zaman aksara, seni sastra telah mulai dikembangkan dalam bentuk tulisan-tulisan atau karya sastra yang pada waktu itu ditulis pada daun lontar.
Peninggalan-peninggalan tulisan kuno ini dapat kita lihat di beberapa museum seperti Trowulan, dan dapat pula kita saksikan tulisan kuno di museum Bali yang mengisahkan tentang kerajaan-kerajaan di Bali.
Peninggalan-peninggalan tersebut menunjukkan kepada kita hasil karya seni sastra pada zaman Hindu-Buddha.
3. Seni Pertunjukan
Seni pertunjukan meliputi seni tari, seni drama, dan seni musik.
a. Seni Tari
Menurut Curt Sach dalam World History of The Dance, tari adalah gerak yang berirama. Menurut Corrie Hartong tari adalah gerak gerik badan yang diberi bentuk dan irama di dalam ruang.
Secara sederhana tari adalah ungkapan gagasan atau perasaan yang estetis dan bermakna yang diwujudkan melalui media gerak tubuh manusia yang ditata dengan prinsip-prinsip tertentu. Dalam seni tari, unsur utamanya adalah gerak, dan unsur terpenting lainnya adalah irama.
b. Seni Drama
Istilah drama berasal dari bahasa Yunani yakni dari kata dramon yang berarti perbuatan atau gerak. Jadi, drama berarti seni untuk mengungkapkan pekerti manusia melalui perbuatan yang dipanggungkan.
Kata/istilah teater menunjuk pada “seni pertunjukan”. Dalam seni teater kehadiran penonton memiliki nilai yang sangat penting. Kerja sama antara pelaku teater dan penonton menjadi inti/hakikat dari pertunjukan teater.
Istilah teater di Indonesia biasa diartikan sebagai seni pertunjukan yang terfokus pada cerita, dialog, dan seni peran (acting). Seni teater termasuk dalam seni multimedia karena menggunakan lebih dari satu media.
Seni teater mengungkapkan maknanya melalui bahasa teatrikal (pengalaman teater). Tujuan utama seni teater adalah pengalaman dan kenikmatan teatrikal.
Dengan demikian, secara sederhana dapat kita katakan bahwa seni teater (drama) adalah ungkapan, gagasan, atau perasaan yang estetis dan bermakna yang diwujudkan melalui media gerak, suara, dan rupa yang ditata dengan prinsip-prinsip tertentu. Seni drama terbagi menjadi dua macam, yaitu drama tradisional serta drama modern.
4. Seni Musik
Di dalam antropologi ada cabang ilmu khusus yang mempelajari musik yaitu etnomusikologi. Etnomusikologi adalah cabang antropologi yang mempelajari dan mengamati kesenian rakyat.
Menurut buku Antropologi Kelas 12 SMA yang disusun oleh Dyastiningrum, seni musik merupakan keterampilan kreatif individual yang dapat dipupuk dan dapat merupakan kebanggaan seseorang karena telah menciptakan atau
memainkannya.
Melalui musik, nasihat atau pesan dapat disampaikan lebih mudah karena didengar atau diperdengarkan berulang kali. Sifat nyanyian adalah didaktis, inspiratif, religius, politis, emosional, simbolis dan mudah diingat.
Musik memiliki beberapa fungsi, yaitu:
a. Komunikasi secara merata melalui perasaan atau pengalaman
hidup
b. Menyampaikan nilai sebagai fungsi sosial
c. Memberi inspirasi
d. Menyampaikan nilai religius
Fungsi Seni dalam Masyarakat
Berkembangnnya seni di Indonesia diakibatkan karena memiliki daerah yang masih kental dengan kebudayaan.
Beranekaragamnya kebudayaan manusia memunculkan ide-ide dasar dalam melakukan ekspresi budaya yang dikembang dalam karya.
Setiap daerah yang ada di Indonesia memiliki kebiasaan dan adat istiadat sendiri akibatnya penduduk yang mendiaminya memiliki kharakteristik dalam menciptakan kebudayaan.
Penciptaan kebudayaan ini di aplikasikan dalam bentuk kesenian dengan tujuan untuk mengeksistensikan diri dan daerahnya.
Menurut William A. Haviland fungsi seni secara umum sebagai berikut.
1. Sebagai hiburan bagi masyarakat.
2. Untuk menentukan norma perilaku yang teratur.
3. Menambah solidaritas masyarakat.
4. Sebagai simbol komunikasi budaya dengan masyarakat lainnya.
Dengan demikian kesenian sangat berguna baik masyarakat dalam mempertahankan kestabilan dalah kehidupan di masyarakat. Kesenian juga mampu mempertahankan bentuk budaya di suatu daerah.
Secara alamiah kesenian digunakan untuk mengasah ekspresi manusia dalam memunculkan ide-idenya secara sistematis agar dapat dikenal di dalam masyarakat. Tapi dalam eksitensinya seni juga dipengaruhi oleh budaya yang diterima oleh para seniman.
Akibatnya secara laten seni dapat berfungsi untuk menunjukan kebudayaan dari suatu daerah untuk menghibur masyarakatnya.
Editor: Agung DH