Menuju konten utama

Mengenal Diet Tanpa Sayur untuk Turunkan Bobot Seperti Tya Ariestya

Mengenal diet tanpa makan sayur untuk menurunkan berat badan seperti yang dilakukan artis Tya Ariestya. 

Mengenal Diet Tanpa Sayur untuk Turunkan Bobot Seperti Tya Ariestya
Ilustrasi Emotional Eating. foto/istockphoto

tirto.id - Diet tanpa makan sayur ala artis Tya Ariestya ternyata bukan melarang tubuh untuk mendapatkan asupan serat alami.

Tya Ariestya mampu menurunkan berat badannya hingga 20 kilogram hanya dalam waktu kurang dari empat bulan. Hal itu dikatakannya dalam akun sosial media miliknya di Instagram dan YouTube.

Uniknya, diet atau pola makan yang dilakukan Tya mengadopsi aturan tanpa makan sayur. Padahal, selama ini sayur sering dijadikan menu dalam pola makan yang bertujuan untuk penurunan berat badan.

Makan sayur dinilai dapat mengangkut lemak-lemak di usus dan memberikan rasa kenyang lebih lama.

American Heart Association, seperti dikutip dari laman Livestrong, menganjurkan setiap orang mengonsumsi setengah piring atau lebih, untuk buah-buahan dan sayuran setiap kali makan.

Sayuran dan buah-buahan memberikan nutrien yang termasuk vitamin dan mineral dalam membantu mempertahankan fungsi tubuh.

Dalam kanal YouTube-nya, ITIKK Family, Tya menjelaskan kenapa sayur tidak dimasukkannya sebagai salah satu asupan dalam diet. Ternyata, Tya memang kurang suka sayur selama ini.

"Kalau pun makan sayur, sukanya daun singkong yang ditumbuk khas Padang," kata Tya.

Saat dikonsultasikan ke dokter ahi nutrisi, hal itu ternyata tidak masalah. Karena untuk kondisi tertentu, bisa jadi seseorang tidak perlu untuk makan sayur dahulu agar tujuan penurunan berat badan berhasil.

Lalu, di video itu diungkap jika sayur mungkin memiliki sedikit peran dalam menghambat program diet.

Dokter Yusri Dinuth yang menemani Tya dalam video menjelaskan, tidak makan sayur dalam diet tersebut bukannya tidak makan sayur sama sekali. Ini disesuaikan dengan kondisi tubuh tiap orang, seperti tingkat metabolisme yang berbeda.

Lanjut dr. Yusri, kebanyakan makan sayur juga dimungkinkan terjadi legikas atau semacam penempelan di usus.

Efeknya usus kurang bekerja dengan baik. Hanya saja kasus ini memang tidak terjadi pada semua orang.

"Secara general sayur baik untuk tubuh. Tapi dalam kondisi khusu, diet tertentu, kadang dipertimbangkan untuk enggak dikasih sayur dulu," ujar dr. Yusri.

Jika memberikan sayur, dr. Yusri biasanya merekomendasikan brokoli. Sayur ini memberikan nutrisi yang baik untuk meningkatkan hormon progesteron.

Hormon ini membantu pikiran lebih tenang sehingga mereka mungkin stres atau cemas dalam proses diet dapat dicegah.

Pada saat melakukan diet apapun, stres harus dihindari untuk mendapatkan keberhasilan. Stres juga turut memicu menstruasi pada wanita berlangsung lebih lama.

Sayur yang kaya serat memang ditunda dulu dalam diet yang dilakukan Tya. Namun sebagai gantinya, sayur diganti dengan buah-buahan.

Jadi dalam konsumsi makanan akan diisi dengan sajian yang mengandung karbohidrat, protein, dan buah-buahan.

Makan buahnya pun tidak boleh diblender menjadi jus. Pasalnya, buah potong atau yang dimakan langsung cenderung memiliki kalori pas bagi tubuh dan membuat kenyang lebih lama. Sebaliknya, jus buah memiliki kandungan gula lebih tinggi yang bisa menaikan kadar gula darah.

Keberhasilan Tya untuk menurunkan berat badan bukan semata dari pengaturan pola makan. Tya mengimbanginya dengan jalan kaki 45 menit setiap hari dan disiplin waktu untuk makan.

Dengan makan tepat waktu, otak juga akan terstimulasi untuk memberi sinyal. Seseorang, misalnya, diberi sinyal menjadi lapar saat waktu makan telah tiba.

Tidak ada yang benar dan salah dalam memilih program diet. Diet sebenarnya mesti disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi tiap hari.

Jadi berkonsultasi dengan ahli nutrisi mungkin penting untuk mengetahui program yang tepat.

“Kuncinya adalah niat, kerja keras, disiplin, dan konsisten,” kata Tya.

Baca juga artikel terkait DIET atau tulisan lainnya dari Ilham Choirul Anwar

tirto.id - Gaya hidup
Kontributor: Ilham Choirul Anwar
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Yandri Daniel Damaledo