tirto.id - Nama populer dari daun koja adalah daun salam koja atau banyak juga yang menyebut daun kari karena sering dijadikan sebagai salah satu bumbu dalam masakan kari.
Namun, selain lazim dijadikan sebagai penyedap makanan, sebenarnya daun koja memiliki manfaat kesehatan yang jarang diketahui umum. Manfaat daun koja mulai dari perawatan lambung, jantung, pernafasan, hingga menjaga kesehatan mata.
Dilansir dari Organic Facts, berikut manfaat kesehatan dari daun koja.
Mengatasi masalah pencernaan
Daun koja mengadung nutrisi seperti karbohidrat, serat, kalsium, fosfor, zat besi, dan mineral. Semua nutrisi tersebut baik untuk sistem pencernaan, mulai dari stimulasi kandung kemih, hingga mengatasi perkara lambung seperti sakit diare.
Daun koja bekerja dengan menurunkan serta meminimalisir zat toksik dalam perut, kemudian mengeluarkannya melalui proses buang air besar atau dengan dimuntahkan.
Senyawa yang dikandung daun koja dikenal dengan carbazole alkaloid, yang mampu mengontrol diare. Cara mengonsumsi daun koja untuk mengatasi masalah pencernaan dapat dengan dimakan langsung atau diolah menjadi jus.
Mengatasi masalah pernafasan
Daun koja memiliki kandungan antibakteri yang kuat. Ketika daun koja diekstrakkan menjadi minyak koja, kemudian dijadikan obat luar yang dioleskan di dada dan tenggorokan, ia dapat meringankan masalah pernafasan.
Selain itu, dengan menghirup uap dari rebusan daun koja dapat dijadikan alternatif aromaterapi. Fungsinya adalah untuk mengurangi dahak di tenggorokan, serta membunuh bakteri berbahaya yang menganggu organ pernafasan.
Perawatan rambut
Daun koja juga dapat dijadikan sebagai perawatan rambut untuk menguatkan akarnya serta mengatasi ketombe. Cara mengolahnya adalah dengan merendam daun koja di air hangat, kemudian mengoleskannya di rambut dan kulit kepala setelah keramas.
Senyawa yang terdapat di daun koja berfungsi baik untuk melembabkan kulit kepala kering serta melawan ketombe.
Menjaga kesehatan jantung
Mengonsumsi daun koja diyakini baik untuk merawat kesehatan jantung. Hal ini disebabkan daun koja mengandung dua zat penting yaitu asam kafeik dan senyawa rutin.
Senyawa rutin bekerja dengan menguatkan dinding kapiler jantung dan ekstremitas tubuh. Sedangkan asam kafeik bekerja dengan mengurangi kolesterol jahat atau low density lipoprotein dari sistem kardiovaskular jantung.
Melawan diabetes
Studi dilakukan pada 2019 yang dimuat di Journal of Clinical Biochemistry and Nutrion menemukan bahwa daun koja dapat meningkatkan reseptor insulin dan meregulasi level gula darah dalam tubuh.
Bagi pasien yang memiliki risiko diabetes tinggi, maka dengan mengonsumsi secara rutin daun koja dapat membantu mengurangi terjadinya serangan diabetes.
Mengurangi hormon stres dan kecemasan
Daun koja mengandung zat linalool yang kerap diasosiasikan dengan timi dan basil. Kedua senyawa tersebut dapat membantu menurunkan hormon stres di dalam tubuh, terutama jika digunakan sebagai aromaterapi.
Hormon stres yang berlebih dapat berbahaya bagi urusan kesehatan jangka panjang. Karenanya, daun koja bekerja dengan menurunkan dan menstabilkan hormon stres yang jadi penyebab kecemasan dan masalah kesehatan mental.
Bagaimanapun juga, gangguan stres tidak hanya disebabkan faktor sosial dan psikologis, melainkan juga dipengaruhi faktor biologis sebagai respons masalah yang dialami seseorang.
Melawan kanker
Kombinasi unik dari zat antioksidan dan senyawa organik yang dikandung daun koja seperti fitonutrien, katekin, linalool, dan parthenolide dapat menangkal tubuh dari efek negatif radikal bebas sebagai penyebab kanker.
Radikal bebas dapat menyebabkan sel tubuh bermutasi menjadi sel kanker berbahaya. Sementara itu, daun koja bekerja dengan merawat sel sehat dalam tubuh serta mencegah mutasi sel dengan bantuan zat antioksidan dan senyawa organiknya.
Menjaga kesehatan mata
Daun koja mengandung vitamin A yang ampuh membuat mata sehat. Ia baik untuk merawat kesehatan mata dan menjernihkan penglihatan.
Selain itu, daun koja juga berfungsi baik melawan beragam gangguan mata, termasuk rabun jauh.
Penulis: Abdul Hadi
Editor: Nur Hidayah Perwitasari