tirto.id - Plasma Konvalesen merupakan metode terapi Covid-19 dengan memberikan plasma donor penyintas kepada pasien Covid-19.
Harapannya plasma darah penyintas yang mengandung antibodi tinggi dapat membantu proses penyembuhan pasien.
Salah satu syarat memberikan donor adalah telah sembuh dari Covid-19 dengan jarak waktu 14-28 hari. Atau hasil Polymerase Chain Reaction (PCR) negatif 2 kali berturut-turut.
Antibodi dari penyintas diyakini punya manfaat untuk menangani atau mengurangi komplikasi lanjutan pada infeksi covid, terutama pada organ dalam.
Selain itu membantu tubuh melawan virus dan membentuk kekebalan/antibodi -- yang spesifik terhadap SARS-COV-2, yakni Immunoglobin G (IgG) dan Immunoglobin M (IgM). Antibodi inilah diharapkan mampu menetralisir virus pada pasien Covid-19.
Terapi plasma konvalesen dikelola oleh dokter ahli penyakit dalam, dokter spesialis paru, serta dokter terapi intensif.
Syarat Terapi Plasma Konvalesen
Berikut syarat lengkap untuk menjadi donor plasma konvalesen, merujuk dari laman Palang Merah Indonesia, di antaranya :
- Berusia 18-60 tahun
- Berat badan ≥ 55kg
- Diutamakan pria (apabila perempuan, belum pernah melahirkan): Perempuan yang sudah melahirkan memiliki antigen Human Leukocyte antigen (HLA) yang dapat menimbulkan reaksi transfusi dari penerima donor. Demikian penjelasan Ruswana, dokter spesialis kandungan, koordinator Terapi konvalesen Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS)
- Pernah terkonfirmasi Covid-19 dengan surat keterangan sembuh total
- Bebas keluhan minimal 14 hari
- Tidak menerima transfusi darah selama 6 bulan terakhir
- Lulus uji Infeksi Menular Lewat Transfusi Darah (IMLTD), artinya tidak membawa penyakit seperti Hepatitis B, Hepatitis C, HIV, dan Sifilis
- Lebih diutamakan yang pernah mendonorkan darah
Langkah Mendonorkan Plasma Konvalesen
Pengambilan donor plasma konvalesen dilakukan dengan metode apheresis, yakni memisahkan satu konstituen (dalam kasus ini: darah) dan mengembalikan sisanya ke sirkulasi.Berikut tahapan pengambilan plasma konvalesen.
- Pendonor plasma melakukan pemeriksaan PCR 1-2 hari sebelum donor.
- Selanjutnya dengan mesin khusus, plasma darah (yang berwarna kuning) dipisahkan dari sel darah merah.
- Komponen darah lainnya dikembalikan ke tubuh.
Lika-Liku Terapi Plasma Konvalesen
Terapi plasma konvalesen sudah mendapat rekomendasi Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) sejak Mei 2020.
Studi di Wuhan, Cina melaporkan kondisi komplikasi lebih ringan pada sampel pasien dengan terapi konvalesen, masa rawatnya juga berkurang.
Meski begitu efektivitasnya masih diperdebatkan. Di India terapi ini justru tidak mengurangi risiko pasien sakit parah maupun krisis sekarat.
Di Inggris pun begitu,Nature memberitakan seorang pasien dengan komorbid kanker malah mengalami mutasi virus di dalam tubuh setelah diberi terapi plasma konvalesen.
Walau masih menjadi kontroversi, Indonesia terus mendorong terapi plasma konvalesen. Dengan catatan, penggunaan terapi plasma tetap diawasi secara ketat, mengingat kemungkinan ada risiko virus bermutasi.
Manfaat Donor Plasma Konvalesen
Seperti donor darah pada umumnya, terapi plasma konvalesen juga memberi manfaat bagi donor dan penerima donor.
Dari sisi penerima donor, yakni pasien Covid-19, jelas terapi plasma konvalesen membantu mempercepat penyembuhan mereka. Sementara di sisi lain, pendonor jadi terpantau kondisi kesehatannya lewat berbagai macam tes yang dilakukan pra donor.
Selain itu pendonor juga mendapat kepuasan spiritual/sosial karena usahanya berpeluang menyelamatnya nyawa orang lain.
Penulis: Olivia Rianjani
Editor: Aditya Widya Putri