Menuju konten utama

Mengapa Air Laut Rasanya Asin dan Faktor yang Memengaruhinya

Alasan mengapa air laut terasa asin dan faktor-faktor yang memengaruhinya. 

Mengapa Air Laut Rasanya Asin dan Faktor yang Memengaruhinya
Petani membawa garam menggunakan gerobak dorong saat panen di Desa Tambak Cemandi, Sedati, Sidoarjo, Jawa Timur, Kamis (19/7/2018). ANTARA FOTO/Umarul Faruq

tirto.id - Salinitas atau kadar garam dipahami sebagai jumlah bahan padat yang terkandung dalam tiap kilogram air laut.

Dengan begitu, asumsinya semua karbonat diubah menjadi bentuk oksida, bromida dan iodin menjadi bentuk klorida.

Sementara, satuan kadar garam dinyatakan dalam gram perkilogram atau perseribu yang dikenal dengan "ppt". Salinitas juga digunakan sebagai istilah untuk mengukur tingkat keasinan air laut.

Dilansir dari buku teks bahan ajar siswa berjudul Pengelolaan Kualitas Air, pengukuran kadar garam juga dapat digunakan di perairan manapun namun memang lebih sering digunakan pada laut.

Air laut mengandung butiran-butiran halus dalam suspensi. Kemudian, sebagian zat ini akan terlarut dan sebagian lagi akan mengendap ke dasar laut.

Zat yang mengendap ke dasar laut, akan diuraikan oleh bakteri laut. Zat-zat terlarut tersebutlah yang menjadi penyebab adanya rasa asin pada air laut. Dalam keadaan stabil, kadar salinitas air laut berkisar antara 34o/oo sampai 35 o/oo.

Tiap daerah memiliki kadar salinitas yang berbeda-beda. Di daerah tropis, salinitasnya berkisar antara 30-35 o/oo. Akan tetapi, tidak terdapat tambahan kadar garam. Sehingga bisa dikatakan bahwa kadar garam air laut di tiap daerah tidak berubah sepanjang masa.

Faktor yang Memengaruhi Rasa Asin pada Air Laut

Sebagian besar jumlah kadar garam air laut adalah 3,5 persen. Artinya, setiap 1 kg air laut mengandung garam sebanyak 35 gram.

Mengutip laman resmi Rumah Belajar Belajar Untuk Semua milik Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud), faktor-faktor yang memengaruhi tinggi-rendahnya kadar garam adalah sebagai berikut:

Penguapan

Semakin tinggi penguapan, maka semakin tinggi pula kadar air garam. Fenomena ini terjadi pada Laut Mati dan Laut merah.

Terjadi juga di Laut Kaspia. Laut Kaspia terletak pada perbatasan benua Eropa dan Asia. Di sana terjadi penguapan yang sangat tinggi sehingga kadar garamnya juga tinggi.

Curah hujan

Semakin tinggi curah hujan maka semakin rendah kadar garamnya. Fenomena ini terjadi pada laut-laut di Indonesia.

Muatan air sungai yang masuk ke laut

Semakin banyak air sungai yang masuk ke laut, maka semakin rendah kadar garam di laut tersebut. Fenomena ini terjadi pada Laut Jawa.

Tidak sedikit sungai-sungai yang bermuara di laut ini seperti Sungai Asahan, Sungai Rokan, Sungai Kampar, Sungai Indragiri, Sungai Batanghari. Kemudian, Sungai Musi, Sungai Kapuas, Sungai Barito, Sungai Citarum, Sungai Cimanuk, Sungai Ciliwung, dan Kali Solo.

Muatan cairan es yang masuk ke dalam laut

Fenomena ini terjadi pada daerah yang mengalami musim dingin. Biasanya terhadi pada, Laut Baltik di Eropa Utara.

Susunan garam-garam air laut

Menurut e-modul berjudul Udara dan Air Sumber Kehidupan yang diterbitkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Direktorat Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan Tahun 2017, susunan garam-garam air laut yaitu:

- NaCl sebanyak 77,75 persen.

- K2SO4 sebanyak 2,46 persen.

- MgCl2 sebanyak 10,78 persen.

- Mg Br2 sebanyak 0,21 persen.

- Mg SO4 sebanyak 4,73 persen.

- Ca SO4 sebanyak 3,69 persen.

- CaCO3, dan garam-garaman lain sebanyak 0,34 persen.

Baca juga artikel terkait ILMU BIOLOGI atau tulisan lainnya dari Ega Krisnawati

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Ega Krisnawati
Penulis: Ega Krisnawati
Editor: Yandri Daniel Damaledo