Menuju konten utama

Menengok Kompetisi Industri Anti Virus

Pada 2004, dunia dikejutkan dengan kemunculan virus Sasser & Netsky yang mengganggu IP address dan mengambil alih Local Security Authority Subsystem Service (LSSASS) komputer yang dijangkitinya. Karena virus ini, Microsoft mengeluarkan pengumuman hadiah $250.000 bagi siapapun yang bisa menemukan sumbernya. Pelakunya ternyata Sven Jaschan, seorang pemuda 17 tahun asal Jerman. Bagaimana sebenarnya industri anti virus dunia bekerja?

Menengok Kompetisi Industri Anti Virus
Anti virus avast [foto/shutterstock]

tirto.id - Sebagai tanda permohonan ampun, bangsa Yunani meninggalkan sebuah berhala kuda kayu raksasa. Dalam perang 10 tahun bersama bangsa Troy, bangsa Yunani tak mampu lagi menembus pertahanan benteng Troya yang begitu kuat. Mereka pulang sembari menunduk kalah. Bangsa Troy lalu membawa masuk kuda berhala itu, tanpa menyadari mereka sedang ditipu. Malam itu, ketika seluruh Troya tertidur, bangsa Yunani keluar dari berhala itu dan menghancurkan Troya dalam semalam. Tipuan ini dikenang hingga hari ini dan menjadi salah satu virus komputer paling diingat dalam sejarah manusia.

Pernahkah kerja atau data anda rusak karena serangan virus? Tentu menyebalkan, apalagi jika kerusakan itu disebabkan oleh Trojan. Virus Trojan bekerja secara diam-diam dalam komputer kita, mengambil data, lantas mengirimkannya kepada si pembuat virus. Dalam perkembangannya teknologi modern berusaha untuk melindungi pengguna komputer untuk bisa aman dari serangan virus yang menganggu kerja komputer dan mencuri data pribadi kita.

Dalam laporan Cybersecurity Market Report yang dirilis oleh Cybersecurity Ventures, sampai 2021 dunia akan menghabiskan satu triliun dolar untuk perlindungan dari serangan digital. Ini termasuk serangan virus komputer yang berasal dari Internet. Para praktisi cybersecurity saat ini menilai pasar keamanan siber terus meningkat seiring dengan perkembangan teknologi dan akses internet. Berdasarkan Cybersecurity Stock Report ada 62 perusahaan jasa cybersecurity yang terdaftar di pasar saham.

Beberapa di antaranya adalah Avast Software dan AVG Technologies N.V.. Dua perusahaan tersebut baru-baru ini mengumumkan telah memasuki negosiasi pembelian. Dalam siaran pers bersama disebutkan Avast mengajukan pembelian semua saham biasa yang beredar dari AVG dengan nilai 25 dolar per saham. Ini berarti Avast akan membeli saham dengan nolai total 1,3 miliar dolar. Angka ini masih kecil jika dibandingkan biaya yang dikeluarkan dunia untuk cybersecurity pada 2015 lalu yang mencapai 75 miliar dolar.

Pada bulan Oktober, Forbes mengumumkan laporan dari The Business of Cybersecurity: 2015 Market Size, Cyber Crime, Employment, and Industry Statistics yang menunjukkan proyeksi perlindungan digital selama lima tahun ke depan. Sepanjang 2015, ada transaksi terkait keamanan digital dengan nilai 75 miliar dolar, yang berarti naik 4,7 persen dari tahun sebelumnya. Angkanya diprediksi terus meningkat mencapai nilai 170 miliar dolar pada 2020, seiring bertambahnya jumlah pemakai internet dunia.

BBC menyebut ada 3,2 miliar orang di dunia yang menggunakan internet pada 2015. Jumlahnya diperkirakan terus meningkat di tahun-tahun mendatang. Dengan berkembangnya teknologi, keamanan dan perlindungan terhadap virus merupakan hal yang mutlak. Ini yang kemudian menjadi alasan bagi Avast Software untuk mengembangkan bisnisnya. Perlu diketahui Avast dan AVG merupakan merupakan perusahaan pionir perlindungan digital yang didirikan di Republik Ceko pada akhir 1980an dan awal 1990an. Kedua perusahaan ini berfokus pada pengembangan anti virus komputer dan memiliki pengguna setia sampai hari ini.

Dari pernyataan bersama yang dikeluarkan kedua perusahaan ini menyebut bahwa pengguna Avast dan AVG mencapai lebih 400 juta orang, 160 juta di antaranya adalah pengguna perangkat mobile. Kedua perusahaan ini belakangan berlaku sebagai sensor penyedia informasi berkaitan dengan malware untuk membantu dalam pendeteksian dan penetralisiran ancaman baru secepat mungkin.

Gary Kovacs, Chief Executive Officer dari AVG menyebutkan bahwa peluang merger ini akan meningkatkan kemungkinan peningkatan nilai saham mereka. Pasar yang terus berkembang dan ancaman digital yang konsisten muncul membuat jasa keamanan dari perusahaan anti virus akan selalu dibutuhkan. Salah satu serangan virus yang menjadi perhatian pada 2004 dilakukan oleh MyDoom yang menginfeksi setidaknya 600.000-700.000 komputer di seluruh dunia. McAfee menyebutkan bahwa virus ini membuat Internet dunia menjadi 10 persen lebih lambat dan membuat kerugian senilai 38 miliar dolar.

Ancaman lain yang harus menjadi perhatian publik adalah perlindungan terhadap data-data personal di Internet. Data seperti nomor rekening, data kelahiran, dan segala yang terkait identitas personal semestinya terlindungi. Virus-virus modern yang digunakan oleh para peretas bertujuan mencuri data-data pribadi pengguna internet. Selain itu, pengawasan email pribadi tanpa otoritas juga menjadi perhatian dari jasa perlindungan digital. Banyak virus yang disebarkan berasal dari email-email asing yang berusaha merusak data pribadi kita.

Baca juga artikel terkait VIRUS atau tulisan lainnya dari Arman Dhani

tirto.id - Teknologi
Reporter: Arman Dhani
Penulis: Arman Dhani
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti