Menuju konten utama
Periksa Fakta

Benarkah Menekan Samping Kaki Bisa untuk Cek Kesehatan Jantung?

Kondisi kaki membengkak, tidak segera kembali setelah ditekan, adalah gejala berbagai penyakit dan tidak hanya terjadi pada yang mengalami gagal jantung.

Benarkah Menekan Samping Kaki Bisa untuk Cek Kesehatan Jantung?
Header Periksa Fakta Cek Jantung. tirto.id/Tino

tirto.id - Media sosial menjadi tempat bertebaran beragam informasi, termasuk soal tips kesehatan. Sayangnya, terdapat beberapa oknum yang menyebarkan informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Belum lama ini, beredar di Facebook tips untuk memeriksa kesehatan jantung.

Cek kesehatan jantung dengan cara ini. Tekan kuat dengan telunjuk pada bagian samping kaki. Jika tekanan kembali seperti semula secara cepat, itu menandakan jantung kita sehat. Jika kembalinya lama itu artinya jantung kita bermasalah, segera cek ke dokter,” begitu pesan yang disampaikan akun “Mak Siti” di Facebook pada 9 Oktober 2024 (arsip).

Foto Periksa Fakta Cek Jantung

Foto Periksa Fakta Cek Jantung. foto/hotline periksa fakta tirto

Unggahan tersebut ramai mendapat perhatian dari netizen. Sampai dengan Selasa (19/11/2024), unggahan tersebut mengumpulkan lebih dari 1,5 juta penonton. Reels pendek itu juga mendapat 5,5 ribu tanda suka, 183 komentar, dan dibagikan ulang setidaknya 704 kali, serta menjadi salah satu video paling populer dari akun “Mak Siti”. Sejumlah komentar teratas juga tampak percaya dengan narasi tersebut.

Lalu, bagaimana faktanya? Apakah benar pemeriksaan kesehatan jantung bisa dilakukan dengan menekan kaki dan melihat reaksi tekanannya?

Pemeriksaan Fakta

Mengutip laman Alodokter, serangan jantung adalah gangguan jantung serius ketika otot jantung tidak mendapat aliran darah. Kondisi ini akan mengganggu fungsi jantung dalam mengalirkan darah ke seluruh tubuh.

Sementara halaman situs Rumah Sakit Siloam, dalam sebuah artikel menyebut beberapa gejala sakit jantung seperti sesak napas, detak jantung tidak teratur, nyeri dada, pusing, serta kaki bengkak. Gejala yang terakhir disebut terjadi karena darah tidak dapat mengalir ke jantung dengan optimal sehingga terjadi penumpukan cairan di kaki, yang merupakan titik terendah dalam tubuh.

Bengkak alias edema adalah kondisi penumpukan cairan berlebih pada bagian tubuh tertentu. Kaki menjadi salah satu bagian tubuh yang paling sering mengalami edema.

Penjelasan tersebut menjadi yang terdekat yang bisa kami temukan terkait memeriksa penyakit jantung dengan pemeriksaan lewat menekan kaki.

Dalam sebuah artikel, Kompas.comsempat membahas soal metode yang sama. Dalam artikel tersebut disebutkan kondisi setelah menekan kaki, kondisinya bertahan lebih dari dua detik bisa jadi tanda gagal jantung. Kondisi tersebut disebut sebagai pitting edema.

Pitting edema, menurut Alodokter, memang bisa jadi tanda beberapa penyakit, seperti penyakit ginjal dan gagal jantung. Kondisi ini ditandai dengan pembengkakan di bagian tubuh yang akan membentuk lesung atau cekungan bila ditekan.

Pitting edema adalah pembengkakan yang umumnya muncul di bagian kaki akibat penumpukan cairan. Tanda-tandanya memang mirip dengan edema pada umumnya, seperti bengkak, kulit meregang atau kemerahan, sendi kaku, dan kulit terasa hangat jika disentuh.

Namun, yang perlu diingat, ada banyak penyebab pitting edema, misalnya, kehamilan, efek samping obat, penyakit hati kronis, gangguan fungsi ginjal, hingga gagal jantung.

Melansir artikel Kompas, pun belum ada hasil studi atau penelitian apapun yang membuktikan tes dengan menekan kaki tersebut bisa membantu mendeteksi adanya gejala gagal jantung.

Untuk memastikan adanya gejala gagal jantung, untuk mendapat hasil yang lebih akurat, sebaiknya pasien melakukan pemeriksaan secara menyeluruh dan detail.

Tirto juga kemudian mencoba menghubungi Dokter Nurul Fajriah Afiatunnisa, dari Praktek Mandiri Dokter Nurul, di Rangkasbitung, Banten. Senada, dr. Nurul mengatakan cara memeriksa kesehatan jantung lewat menekan kaki tidak tepat dan kelewat menyederhanakan.

Pasalnya, kesehatan jantung perlu diperiksakan secara holistik melalui anamnesis (tanya jawab gejala, riwayat penyakit), pemeriksaan fisik head to toe, dan pemeriksaan penunjang (Ro Thorax, EKG, Treadmill, pemeriksaan enzim jantung, dll) yang dilakukan simultan.

Dia melanjutkan penekanan area kaki biasanya diperuntukkan untuk mengecek kondisi pitting edema atau bengkak akibat penumpukan cairan di area kaki.

“Pada kasus kelainan pada jantung salah satu gejalanya yaitu edema tungkai, akan tetapi, itu tidak cukup kuat untuk menilai kesehatan jantung seseorang. Karena edema atau pitting edema juga lazim ditemui pada kondisi lainnya misalnya terlalu lama kaki menggantung, kelamaan berdiri, efek obat, alergi dan sebagainya. Jadi, tidak tepat jika menekan kaki bisa menilai kesehatan jantung seseorang,” tuturnya kepada Tirto, Selasa (19/11/2024).

Dokter Nurul menambahkan, gejala kelainan jantung pun beragam tergantung penyebab sakitnya. “Penyakit arteri koroner, pembengkakan jantung hingga gagal jantung, ada yang bahkan tidak bergejala di awal. Itulah mengapa penting melakukan pemeriksaan rutin kesehatan atau MCU untuk menilai resiko hingga melihat kesehatan jantung itu sendiri,” tambahnya lagi.

Ketua Umum Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Kardiovaskular Indonesia (PPPERKI), Dr. Radityo Prakoso, SpJP juga mengatakan hal yang sama. Dia menyebut kalau video yang tersebar di media sosial tersebut tidak tepat.

“Info ini kurang benar. Karena tidak semua bengkak di kaki terkait dengan penyakit jantung. Ada baiknya untuk mengkonsultasikan ke dr jantung terlebih dahulu agar tidak salah kaprah,” ujarnya lewat pesan singkat kepada Tirto, Selasa (19/11/2024).

Mengutip heart.org, terdapat beberapa metode umum untuk memeriksa gagal jantung. Pertama; pemeriksaan fisik. Tahapan ini mencakup pemeriksaan riwayat kesehatan, daftar obat-obatan yang dikonsumsi, serta gejala yang dirasakan. Selanjutnya dokter umumnya akan mengukur tekanan darah dan menimbang berat badan. Setelah itu baru dokter akan mendengarkan jantung dan paru-paru menggunakan stetoskop untuk memeriksa kondisi kognitif pasien.

Metode berikutnya adalah pemeriksaan darah. Selain itu juga terdapat metode X-ray dada, Electrocardiogram (EKG), tes latihan stress, katerisasi jantung, dan Magnetic Resonance Imaging (MRI).

Sementara itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) juga punya serangkaian pengujian untuk memeriksakan kondisi penyakit jantung. Untuk mengonfirmasi masalah penyakit jantung, dapat dilakukan EKG, ekokardiografi, rontgen dada, tes treadmill, MRI, dan CT Scan jantung, di samping anamnesis (wawancara medis).

Dalam halaman lain, Kemenkes menyarankan pemeriksaan laboratorium dasar seperti tes darah dan EKG untuk bisa memahami kesehatan jantung kita secara mendalam dan tidak terlalu susah.

Kesimpulan

Hasil pemeriksaan fakta menunjukkan, cara pemeriksaan kesehatan jantung bisa dilakukan dengan menekan kaki dan melihat reaksi tekanannya, bersifat salah dan menyesatkan (false & misleading).

Cara tersebut dapat mendeteksi pembengkakan alias edema akibat penumpukan cairan yang seringnya berada di kaki. Namun, belum ada studi atau penelitian yang dapat membuktikan bahwa pengujian menekan kaki tersebut bisa membantu mendeteksi adanya gejala gagal jantung.

Lebih lanjut pitting edema tidak menjadi gejala khusus bagi penyakit jantung. Kondisi lain seperti terlalu lama berdiri, efek obat, sampai alergi juga mungkin menyebabkan kondisi tersebut.

==

Artikel ini telah ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa.

Bila pembaca memiliki saran, ide, tanggapan, maupun bantahan terhadap klaim Periksa Fakta dan Decode, pembaca dapat mengirimkannya ke email factcheck@tirto.id.

Baca juga artikel terkait KESEHATAN atau tulisan lainnya dari Alfons Yoshio Hartanto

tirto.id - News
Penulis: Alfons Yoshio Hartanto
Editor: Farida Susanty