tirto.id - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan soal UNBK 2018 menerapkan standar internasional dari Bank Dunia yaitu Program for International Student Assessment (PISA) oleh karena itu beberapa soal di UNBK memang sulit seperti yang dikeluhkan siswa.
"Selama ini yang diterapkan di Indonesia masih cara 'low order thinking skill', kalau mau menaikkan standar kemampuan siswa maka kita harus menggunakan standar internasional," kata Muhadjir di Jakarta, Rabu (26/4/2018) dilansir Antara.
Mendikbud mengatakan standar PISA menggunakan "high order thinking skill (HOTS)" sebanyak 25 persen dari soal.
Sementara itu, tahun 2018 ini Indonesia masih menggunakan HOTS sekitar delapan persen.
"Soal yang susah memang tidak banyak, paling hanya enam soal, sisanya soal yang tingkat kesulitannya rendah dan menengah," kata dia.
Dia mengatakan pemerintah akan menaikkan persentase HOTS tersebut sebanyak 15 persen di tahun 2019.
"Jadi tahun depan akan kita tambahkan jumlahnya. Bahwa guru juga belum siap, iya. Itu kita akui karena guru selama ini juga terbiasa menggunakan sistem evaluasi, yaitu pembelajaran yang sifatnya drill (memberi latihan-latihan soal). Kita paham, makanya kita beri tidak banyak-banyak," katanya.
Muhadjir menjelaskan Penilaian Pelajar Standar Internasional atau PISA ini sudah diterapkan di Indonesia sejak tahun 2001.
"Karena itu kalo kita masih terima PISA sebagai standar, kita harus sesuai dengan level yang dia terapkan. Kami akan menaikkan jumlah HOTS tersebut secara bertahap hingga sesuai standar PISA," kata dia.
Dia pun mengapresiasi kritik yang dilontarkan siswa-siswa SMP. Menurut dia, generasi milenial mengkritik dengan cara yang positif.
"Saya senang cara kritik mereka yang positif, disampaikan secara jenaka tanpa umpatan," kata dia.
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Yulaika Ramadhani