Menuju konten utama

Mendes Optimistis Entaskan 40 Daerah Tertinggal

Terdapat enam item yang menjadi penentu sebuah daerah dikategorikan tertinggal, di antaranya dari sisi pendidikan, kesehatan, ekonomi daerah, infrastruktur, dan daerah dengan karakteristik tertentu yakni daerah rawan bencana serta daerah pasca konflik. Ketimpangan pembangunan antarwilayah menyebabkan adanya daerah dengan kemajuan lebih rendah dibandingkan daerah lain. Untuk itu, Marwan Jafar menargetkan sebanyak 40 daerah tertinggal dapat dientaskan tahun ini.

Mendes Optimistis Entaskan 40 Daerah Tertinggal
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Marwan Jafar. Antara Foto/Basri Marzuki.

tirto.id - Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Marwan Jafar yakin sebanyak 40 daerah tertinggal bisa dientaskan pada tahun ini.

"Untuk tahun ini, kami optimistis bisa mengentaskan 40 daerah tertinggal. Selama lima tahun ini, kami menargetkan bisa mengentaskan 80 dari 122 daerah tertinggal," ujar Menteri Marwan di Jakarta, Selasa.

Dia menjelaskan pihaknya optimistis bisa mengentaskan 40 daerah tertinggal karena melihat potensi yang ada.

Potensi tersebut dilihat dari indikator-indikator tertentu, yang secara berkelanjutan diamati Kemendes PDTT.

"Potensi tersebut berpijak pada 2 hal, yakni dilihat dari kondisi wilayah dan kondisi masyarakat setempat," kata dia.

Marwan memberi contoh beberapa daerah tersebut seperti halnya Lombok, Parigi Moutong, dan Pandeglang.

Menurut dia, bantuan stimulan yang diberikan kepada beberapa daerah tersebut sudah mulai memperlihatkan hasil signifikan.

"Hal ini menguatkan tercapainya target pemerintah, yang akan mengentaskan 80 daerah tertinggal 2019. Ini adalah hasil kerja sama dari semua pihak, baik berbagai kementerian dan lembaga, pemerintah daerah, dan masyarakat. "

Marwan menjelaskan terdapat enam item yang menjadi penentu sebuah daerah dikategorikan tertinggal, di antaranya dari sisi pendidikan, kesehatan, ekonomi daerah, infrastruktur, dan daerah dengan karakteristik tertentu yakni daerah rawan bencana serta daerah pasca konflik.

"Memang untuk di tahun ini, yang menjadi fokus kita masih pada infrastruktur dasar. Tapi tidak hanya itu, sumber daya manusia juga harus ditingkatkan kualitasnya," imbuh Marwan.

Ia mengakui adanya ketimpangan pembangunan antarwilayah menyebabkan adanya daerah yang memiliki kemajuan yang rendah dibandingkan daerah lain. Hingga saat ini, mayoritas daerah tertinggal berada di kawasan Indonesia Timur.

"Pembangunan yang secara komprehensif akan terus dilakukan, untuk mengentaskan kemiskinan dan upaya mengurangi kesenjangan antarwilayah," cetus dia.

Baca juga artikel terkait EKONOMI

tirto.id - Ekonomi
Sumber: Antara
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari