tirto.id - Menteri Perdagangan Agus Suparmanto menyatakan importasi beras dalam beberapa waktu ke depan bakal sulit dilakukan. Ia menyatakan negara asal yang biasa menyuplai beras saat Indonesia membutuhkan impor juga tengah mengalami kesulitan pasokan.
“Beras ini jadi hal yang concern. Di sisi lain, Thailand dan Vietnam sudah membatasi ekspor karena kemarau panjang,” ucap Agus dalam siaran live Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI, Jumat (5/4/2020).
Agus menambahkan saat ini sudah ada sejumlah upaya untuk menjaga pasokan beras. Salah satunya berkaitan langsung dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) gabah.
Hal ini dilakukan melalui penerbitan Permendag 24 tahun 2020 yang merevisi HPP sesuai Instruksi Presiden No. 5 tahun 2015.
Untuk Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani, harganya dipatok Rp4.200 per kg naik dari sebelumnya Rp3.700 per kg. GKP di tingkat penggilingan juga naik menjadi Rp4.250 per kg naik dari sebelumnya Rp3.750 per kg.
Harga gabah kering giling (GKG) di tingkat penggilingan naik menjadi Rp5.250 per kg dari Rp4.600 per kg. Harga GKG di Gudang Bulog juga naik menjadi Rp5.300 per kg dari Rp4.650 per kg.
Harga pembelian beras di Gudang Bulog dinaikkan juga menjadi Rp8.300 per kg. Naik dari Rp7.300 per kg.
“Harga dasar paling bawah ada penyesuaian untuk membantu petani sehingga Bulog dapat menyerap beras-beras tersebut,” ucap Agus.
Direktur Utama PTPN VIII Wahyu dalam sebuah diskusi pernah menyatakan pentingnya antisipasi pasokan beras dalam negeri. Pasalnya, produksi beras pada masa tanam I yang panen di April 2020 nanti bakal turun. Penyebabnya keterlambatan menanam sebagai akibat iklim dan cuaca sekaligus peningkatan hama.
“Diperkirakan produksi gabah turun hingga 50 persen,” ucap Wahyu dalam keterangan tertulis yang diterima reporter Tirto, Kamis (2/4/2020) tentang focus group discussion (FGD) “Strategi Efektivitas Implementasi Stimulus Ekonomi Dampak Covid-19”.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Maya Saputri