tirto.id - Selain baju baru, hidangan penganan khas menjadi warna-warni perayaan lebaran di Indonesia. Kue-kue dengan ragam warna dan rasa sudah jadi menu wajib setiap keluarga yang merayakan lebaran.
Kue-kue lebaran punya rasa yang nikmat, tapi sebaiknya jangan mengonsumsinya secara berlebihan. Risiko kesehatan bisa menimpa Anda. Bagi yang memiliki penyakit diabetes dan kadar kolesterol yang berlebih, makanan khas lebaran tentu bisa jadi pantangan. Sebagian besar kue lebaran mengandung banyak gula dan lemak.
Sebelum Anda mengonsumsi kue-kue lebaran, ada baiknya mengetahui kandungan gizi dari kue-kue tersebut. Nastar misalnya, kue yang nyaris tidak pernah absen saat lebaran ini punya rasa manis dan sedikit gurih. Pada umumnya bahan dasar nastar didominasi oleh margarin, kuning telur, susu, dan gula.
Berdasarkan fatsecret.co.id, sebuah situs yang menghitung kandungan makanan, dalam satu buah potongan kue nastar mengandung 75 kalori, 2,14 gram lemak, 12,66 gram karbohidrat dan 1,14 gram protein. Kandungan lemak tak jenuh tunggal 0,914 gram, lemak tak jenuh ganda 0,672 gram dan lemak jenuh 0,424 gram. Lemak tak jenuh ini merupakan lemak yang jahat untuk kesehatan.
Secara umum sebagian besar kue nastar mengandung 68 persen karbohidrat, 26 persen lemak dan 6 persen protein. Dengan kandungan ini, maka jika Anda makan dua puluh nastar maka sudah mendapatkan 1.500 kalori. Jumlah itu sudah setengah dari jumlah kalori yang dibutuhkan orang dewasa untuk beraktivitas normal dalam sehari, yakni sekitar 3.000 kalori.
Selain nastar, ada pula kue bolu. Kue bolu ini macam-macam jenisnya, tapi secara umum sepotong kue bolu biasanya mengandung 187 kalori, 2,71 gram lemak, 36,35 gram karbohidrat dan 4,5 gram protein. Secara persentase dalam satu potong kue bolu terdiri dari 13 persen lemak, 78 karbohidrat dan 9 persen protein. Sebanyak 13 persen kandungan lemak itu berasal dari lemak jenuh 0,82 gram, Lemak tak Jenuh Ganda 0,409 gram, Lemak tak Jenuh Tunggal 0,993 gram dan Kolesterol 107 miligram.
Jumlah kalori yang terkandung pada kue bolu ini cukup besar, sebagian besar berasal dari karbohidrat. Maka perlu diingat, ketika Anda memutuskan untuk makan sepotong kue bolu, Anda harus juga berpikir bagaimana caranya membakar karbohidrat yang terkandung di dalamnya.
Kue keju, seperti Kastangel juga menjadi kue favorit yang kerap bersanding dengan nastar. Rasanya gurih, bagian atasnya ditaburi keju membuatnya sulit untuk ditolak. Dalam 100 gram kue keju mengandung Lemak sebanyak 22,5 gram, Karbohidrat 25,5 gram dan Protein 5,5 gram. Semua itu kandungan itu menghasilkan 321 kalori.
Yang perlu diwaspadai dari kue keju ini adalah kandungan lemaknya yang terdiri dari Lemak Jenuh 9,921 gram, Lemak tak Jenuh Ganda 1,602 gram, Lemak tak Jenuh Tunggal 8,634 gram dan Kolesterol 55 mg. Kandungan lemak ini perlu menjadi perhatian karena tidak baik untuk kesehatan, khususnya bagi Anda yang memiliki masalah dengan kadar kolesterol.
Selain jajan empuk dan kue kering, ada juga sajian renyah yang biasanya tidak absen saat lebaran, yakni emping melinjo. Jika sudah mengunyah penganan yang satu ini, rasanya sulit untuk berhenti. Padahal, jika terlalu banyak mengonsumsi emping justru akan membuat para penderita asam urat menjadi tersiksa.
Dalam setiap 100 gram emping melinjo mengandung Lemak sebanyak 1,49 gram, Karbohidrat 69,79 gram, dan Protein 12,11 gram. Semua kandungan itu akan menghasilkan 350 kalori, jumlah kalori ini sudah sepersepuluh kebutuhan kalori orang dewasa dalam satu hari aktivitas normal.
Makanan khas lebaran yag renyah lainnya juga menjadi favorit adalah kerupuk beras seperti Rengginang. Dalam sekeping kerupuk beras, seperti Rengginang umumnya terdapat 0,17 gram Lemak, 2,23 gram karbohidrat dan 0,2 gram protein, dengan total kalori yang dikandung sebanyak 12 kalori. Kandungan dari penganan ini tidaklah perlu dikhawatirkan. Selagi Anda tidak menghabiskan satu kaleng biskuit berisi Rengginang seorang diri, maka kesehatan Anda tidak akan terganggu.
Dari kandungan panganan favorit yang nyaris tak pernah absen saat lebaran itu Anda bisa menghitung sendiri berapa banyak kue yang boleh Anda makan dan apa saja risikonya. Jika berlebihan, tentu tidak baik untuk kesehatan. Namun jika Anda sudah terlanjur kalap, berolahraga lah untuk membakar lemak dan karbohidrat. Semoga tetap sehat setelah lebaran.
Penulis: Mawa Kresna
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti