Menuju konten utama

Megawati Teringat Ayahnya, Minta Masyarakat Tak Hujat Soeharto

Waktu ayah saya dijatuhkan dengan cara yang menurut saya tidak beretika, saya bilang jangan hujat Pak Harto.

Megawati Teringat Ayahnya, Minta Masyarakat Tak Hujat Soeharto
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri memberikan arahan sebelum melepas bantuan tahap kedua untuk korban gempa dan tsunami Palu, di Jakarta, Senin (8/10/2018). ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

tirto.id - Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri meminta masyarakat berhenti untuk menghujat mantan presiden RI ke-2, Soeharto. Meski, saat ini era kebebasan berpendapat, menghujat pemimpin merupakan hal buruk yang tak perlu dilanggengkan.

Meski Soeharto berkuasa menggantikan Soekarno, ayah Megawati, tetapi presiden perempuan pertama di Indonesia ini menilai, tidak baik orang mencaci seorang pemimpin.

Megawati mengaku berkaca dari kasus ayahnya. Bagi Megawati yang saat itu masih kuliah, tahun 1965, setahun menjelang ayahnya diturunkan dari kursi RI 1, situasi politik kacau.

Menurut Megawati, ayahnya diturunkan dengan cara yang tidak baik. Hal itulah yang dijadikan pembelajaran oleh Megawati untuk tidak lagi menghujat pemimpin.

“Waktu ayah saya dijatuhkan dengan cara yang menurut saya tidak beretika, saya bilang jangan hujat Pak Harto,” kata Presiden RI ke-5 di kantor DPP PDIP, Jakarta, Senin (7/1/2019).

Dia menyesalkan kejadian itu dan berharap tidak ada presiden yang diturunkan dengan cara yang menurutnya tidak baik.

Di negara hukum, kata dia, masyarakat agar patuh pada undang-undang yang berlaku, terutama terkait mekanisme pergantian presiden dengan cara yang sah.

“Setiap presiden apa selalu dijatuhkan seperti begitu, dengan sebuah rekayasa politik,” katanya.

Meski Soekarno diturunkan secara tidak baik, kata dia, seharusnya masyarakat menghormati proklamator tersebut.

“Saya bilang ke Bapak. Saya janji one day, you will comeback,” kata dia

Bagi Megawati, sosok Soekarno sebagai pemimpin pertama bangsa Indonesia tidak tergantikan. Masyarakat harusnya bisa menghormati pimpinannya.

“Katanya pemimpin. Katanya leader. Katanya tokoh. Tapi mana budi pekertinya? Kalau tokoh, leader, pemimpin saja sudah dibegitukan, lalu siapa lagi yang akan kita hormati?” katanya.

Baca juga artikel terkait MEGAWATI SOEKARNOPUTRI atau tulisan lainnya dari Felix Nathaniel

tirto.id - Politik
Reporter: Felix Nathaniel
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Zakki Amali