Menuju konten utama

Megawati Tekankan Soal Pentingnya Sejarah Pancasila

Menurut Megawati, yang paling penting dalam peringatan Hari Lahir Pancasila 1 Juni 1945 adalah ketika Ketua BPUPKI Radjiman Wedyodiningrat mengetuk palu sebagai tanda bahwa Pancasila diterima oleh berbagai elemen.

Megawati Tekankan Soal Pentingnya Sejarah Pancasila
Presiden RI kelima Megawati Soekarnoputri. Antara foto/Akbar Nugroho Gumay.

tirto.id - Presiden RI kelima Megawati Soekarnoputri menanggapi peringatan Hari Lahir Pancasila yang jatuh pada 1 Juni 2017. Menurutnya saat ini Pancasila saat ini tidak disosialisasikan dengan benar. Selain itu masyarakat khususnya generasi muda juga dinilai tidak memahami makna dari lahirnya Pancasila.

"Bangsa ini sudah mengalami sebuah dekade di mana Pancasila tidak disosialisasikan lebih benar kepada masyarakat Indonesia," ujar Megawati di sela-sela lawatannya di Jeju, Korea Selatan, guna menghadiri Forum Jeju Untuk Perdamaian dan Kemakmuran (Forum Jeju for Peace and Prosperity) Kamis (1/6/2017), dikutip dari Antara.

Lebih lanjut Megawati mengatakan bahwa Pancasila adalah cikal bakal kemerdekaan Indonesia. Menurut dia, saat ini Pancasila sudah banyak dibiaskan oleh sebagian orang yang kemungkinan tidak mengerti makna utama 1 Juni 1945.

Menurutnya, yang paling penting dalam peringatan Hari Lahir Pancasila 1 Juni 1945 adalah ketika Ketua Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) Radjiman Wedyodiningrat mengetuk palu sebagai tanda bahwa Pancasila diterima secara aklamasi oleh beragam elemen yang ikut dalam sidang BPUPKI atau yang dikenal dengan sebutan "Dokuritsu Junbi Cosakai".

"Hal seperti ini, sejarah kita, ini praktis tidak diajarkan kepada masyarakat terutama generasi muda kita," ujar putri Presiden RI pertama Soekarno itu.

Selain itu, Megawati juga menyampaikan bahwa konsep Pancasila adalah hal yang sangat penting dan jika diterapkan oleh negara-negara beradab, maka ideologi tersebut dapat menjamin terciptanya perdamaian dunia.

Menurut dia, tanpa adanya Pancasila, maka tahun 1955 tidak akan terlaksana Konferensi Asia Afrika dan Konferensi Non-blok yang gagasannya berasal dari Indonesia.

Baca juga artikel terkait PANCASILA atau tulisan lainnya dari Alexander Haryanto

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Alexander Haryanto
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Alexander Haryanto