Menuju konten utama

Mayoritas Truk di Tol Jakarta-Cikampek Kelebihan Muatan

PT Jasa Marga memergoki 70 persen dari truk yang melintasi Tol Jakarta-Cikampek selama lima hari belakangan memiliki muatan berlebih.

Mayoritas Truk di Tol Jakarta-Cikampek Kelebihan Muatan
Pengendara melintas di ruas jalan Tol Jakarta-Cikampek, Bekasi, Jawa Barat, Jumat (20/1/2017). ANTARA FOTO/Risky Andrianto.

tirto.id - General Manager PT Jasa Marga Cabang Tol Jakarta-Cikampek, Kristianto menyatakan mayoritas truk yang melintasi tol Jakarta-Cikampek memiliki muatan berlebih.

Berdasar hasil operasi tertib muatan pada truk dan angkutan berat dalam lima hari terakhir, PT Jasa Marga Tol Jakarta-Cikampek menemukan 70 persen truk membawa barang melebihi batas Muatan Sumbu Terberat (MST), yakni 10 ton. Rata-rata truk yang berkelebihan beban antara 15-20 ton per MST.

"Rata-rata truk yang terjaring operasi 70 persen overload (kelebihan muatan). Dari rata-rata operasi truk per hari di KM41 tol Jakarta-Cikampek ini, sudah 319 truk ditindak dengan tilang Rp500 ribu per truk oleh petugas," kata Kristianto di Jakarta pada Senin (6/2/2017) seperti dikutip Antara.

Dia menambahkan Jasa Marga akan terus melakukan operasi penertiban muatan truk ini secara periodik setiap tiga bulan. Kristianto optimistis upaya ini akan menekan jumlah truk yang muatannya berlebih.

Kristianto mengatakan maraknya truk yang bermuatan berlebih itu selama ini mempertinggi

angka kecelakaan tabrak belakang.

"Truk yang berlebih muatannya biasanya lajunya di jalan tol pelan atau di bawah syarat 60 kilometer per jam dan ini menyebabkan banyak tabrak belakang oleh kendaraan lain, khususnya kendaraan golongan satu," kata dia.

Selain itu, muatan yang berlebih tadi sering juga menyebabkan truk mengalami kejadian patah as atau kerusakan lain yang intinya bersumber dari akibat kelebihan beban tadi.

"Ini persoalan tersendiri karena menyebabkan kepadatan dan kemacetan yang luar biasa. Setiap ada kejadian seperti ini, lalu lintas lalu padat dan tak jarang macet panjang dan untuk pulih kembali perlu 2-3 jam. Ini kan sangat mengganggu," ujar Kristianto.

Menurut Kristianto truk pengangkut beban berlebih juga menaikkan biaya operasi pemeliharaan tol Jakarta-Cikampek karena daya rusaknya pada konstruksi jalan aspal lebih cepat.

Adapun Kepala Induk Patroli Jalan Raya Tol Jakarta-Cikampek, Komisaris Polisi Deni Setiawan mencatat kecelakaan tabrak belakang pada truk terjadi 20 kali selama Januari 2017 kemarin.

Berdasar data Jasa marga, lalu lintas harian di Tol Jakarta-Cikampek sampai saat ini sebanyak 605 ribu kendaraan. Sekitar 83 persennya ialah kendaraan golongan satu dan sisanya ialah selain jenis itu, termasuk truk.

Pekan kemarin, Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi juga mengeluhkan rendahnya kualitas kontrol banyak jembatan timbang terhadap kelebihan muatan barang kendaraan. Akibatnya, rata-rata setiap tahun, pemerintah merogoh duit Rp10 triliun untuk memperbaiki kondisi aspal jalan nasional.

Dia berharap, setelah pemerintah pusat mengambil alih pengelolaan jembatan timbang, kualitas kontrolnya bisa diperbaiki dan menekan besar biaya perawatan jalan sampai 50 persen.

Baca juga artikel terkait TOL JAKARTA-CIKAMPEK atau tulisan lainnya dari Addi M Idhom

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Addi M Idhom
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Addi M Idhom