tirto.id - PT Mayora Group menargetkan kapasitas ekspor ke Rusia pada produk kopi dan biskuit sebesar 2.000 kontainer di tahun 2019, target itu dua kali lipat dibandingkan realisasi tahun sebelumnya yang hanya 1.000 kontainer.
Menurut Presiden Direktur PT Mayora Group Andre Sukendra Atmadja peningkatan ekspor ini menunjukkan pertumbuhan bisnis yang melebihi 30% dibanding tahun sebelumnya. Berdasarkan nilai tersebut, pihaknya optimis akan menambah kapasitas dua kali lipat tahun ini.
"[2.000 kontainer] nilainya sekitar 40 juta dolar AS. Karena tahun lalu sudah 1.000, ditargetkan tahun ini ya 2.000 kontainer," kata Andre di Gedung PT Mayora, Daan Mogot, Jakarta Barat, Rabu (6/2/2019).
Ia mengatakan, Rusia merupakan market yang potentsial untuk Mayora. Karena Rusia merupakan salah satu negara yang memiliki populasi penduduk yang tinggi dan tingkat pertumbuhan ekonomi yang baik.
"Tingkat konsumsi kopi yang Iebih tinggi dibandingkan dengan negara lainnya. Target kami tahun ini untuk pasar Rusia dapat tumbuh double digit," kata dia.
Selain pasar Rusia, produk Mayora kata Andre telah beredar dilebih dari 100 negara. Di antaranya untuk pasar ASEAN, China, India, Timur Tengah, Amerika Serikat, bahkan Irak dan Palestina.
Berdasarkan data dari Kementerian Perindustrian, pemerintah terus mendorong ekspor kopi olahan karena industri kopi olahan dinilai memiliki permintaan yang tinggi.
"Kementerian Perindustrian terus aktif mendorong pengembangan industri pengolahan kopi di seluruh Indonesia agar semakin meningkatkan nilai tambahnya, sehingga dapat memacu pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto.
Pada 2017 lalu, industri pengolahan kopi nasional mampu memberikan kontribusi signfikan terhadap devisa negara dari nilai ekspor yang mencapai 469,4 juta dolar AS. Angka itu naik 10 persen dibanding tahun sebelumnya.
Ekspor produk kopi olahan dalam negeri didominasi oleh kopi instan, ekstrak, esens dan konsentrat kopi yang tersebar ke bebarapa negara tujuan ekspor utamanya di Asean, Iran, dan Uni Emirat Arab.
Kinerja ekspor kopi olahan yang positif tersebut lantaran beberapa faktor seperti peningkatan produktivitas di sektor industri dan naiknya harga komoditas.
Apalagi Indonesia adalah negara penghasil biji kopi terbesar keempat di dunia setelah Brasil, Vietnam dan Kolombia. Ini menjadi potensi pengembangan industri pengolahan kopi di dalam negeri.
Produksi kopi Indonesia sebesar 639 ribu ton tahun 2017 atau 8 persen dari produksi kopi dunia dengan komposisi 72,84 persen merupakan kopi jenis robusta dan 27,16 persen kopi jenis arabika.
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Irwan Syambudi