tirto.id - Konflik Israel-Palestina memuncak setelah pesawat tempur Israel melakukan serangan di Kota Gaza pada hari Minggu, 16 Mei 2021. Pada serangan tersebut, Isreael meluluhlantakkan tiga bangunan dan menewaskan setidaknya 42 orang, menurut laporan Al-Jazeera. Sejak saat itu, Israel terus melancarkan serangan, termasuk pada hari Senin, 17 Mei 2021.
Konflik kekerasan antara Israel dan Palestina saat ini dianggap terburuk sejak perang tahun 2014 di Gaza. Menukil dari Al-Jazeera pula, per 17 Mei 2021, setidaknya telah jatuh 212 korban jiwa, termasuk 61 anak-anak, di Gaza, sejak konflik dimulai lebih dari seminggu lalu. Selain itu, 1.500 orang Palestina juga terluka di tengah konflik ini.
Sementara itu, Israel melaporkan 10 korban jiwa, termasuk 2 anak-anak, selama satu minggu terakhir.
Namun, di tengah konflik yang semakin memanas, tidak sedikit juga juga orang-orang yang menebar informasi untuk memprovokasi kedua belah pihak.
Salah satunya Penasihat Kebijakan untuk Menteri Luar Negeri Israel Dan Poraz, yang membagi sebuah video mengejutkan lewat akun Twitternya @PorazDan, pada tanggal 10 Mei 2021. Video ini menunjukkan beberapa orang yang menggotong seorang mayat dengan tandu (arsip). Kemudian, terdengar sebuah sirine yang menyebabkan orang-orang tersebut lari dan meninggalkan tandu tersebut. Ajaibnya, “mayat” tersebut tiba-tiba terbangun seperti seakan-seakan hidup kembali dan ikut berlari untuk meninggalkan tempat tersebut.
Pada cuitan tersebut, Poraz menulis, "Apakah kita harus tertawa atau menangis? Sebagai usaha untuk memantik dan menyebabkan lebih banyak kekerasan, media sosial Palestina melaporkan banyak korban yang terbunuh oleh orang Yahudi. Tonton ini #palywood."
Video tersebut juga tersebar di sosial media lain, termasuk Facebook. Salah satunya diunggah akun Facebook bernama ‘Arlim Ariesto' (arsip). Pada unggahan itu, akun tersebut menyatakan bahwa media Palestina yang melaporkan soal korban meninggal akibat serangan Israel menyebarkan informasi bohong. Akun itu menyimpulkan bahwa di Palestina pun ada orang-orang yang suka membuat berita hoax.
Bagaimana sebenarnya kebenaran video dan klaim yang tersebar di sosial media ini?
Penelusuran Fakta
Tim riset Tirto menggunakan layanan reverse image searchInVID untuk menelusuri asal-usul video tersebut. Caranya dengan mengambil cuplikan gambar dari video tersebut. Hasil penelusuran menunjukkan bahwa video tersebut sudah beredar sejak 2020 di berbagai situs, termasuk YouTube.
Tirto lalu mengklik salah satu video YouTube tersebut. Video yang sama pernah diunggah akun YouTube ‘Hanep Videos’ pada 26 Maret 2020. Pada periode tersebut, serangan Israel belum terjadi. Judul video itu jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia artinya “YORDANIA: Pemakaman palsu 'a la Palestina' di Yordania, untuk melanggar jam malam akibat virus Corona”.
Penelusuran Tirto lebih lanjut juga menemukan media daring dari Uni Emirat Arab bernama 24.ae juga menyebarkan video yang sama lewat akun Twitter-nya (arsip). Melalui alat penerjemahan Google Translate, teks dalam unggahan media daring tersebut berbunyi sebagai berikut:
Lelucon virus corona ... Pemuda Yordania menemukan trik untuk keluar dari rumah dan mengadakan pemakaman tiruan untuk teman mereka ... dan inilah yang terjadi dengan mereka begitu mereka mendengar sirine peringatan # jam malam#Block_Complete #Jordan #Jordan_Corona # Strange #StayAtHome #StayAtHomeSaveLives #About_World #New CoronaVirus
Dilansir dari Reuters, pemerintah Yordania pada 20 Maret 2020 memang mengumumkan adanya jam malam nasional yang membatasi mobilisasi penduduk, kecuali dalam keadaan darurat, untuk menekan penyebaran virus Corona. Mengutip Reuters pula, pemerintah Yordania menggaungkan sirine pada awal jam malam nasional. Namun, tidak dapat dipastikan bahwa sirine peringatan dalam video merupakan sirine yang dimaksud dalam laporan Reuters tersebut. Dilansir dari laporan itu, orang-orang yang melanggar jam malam tersebut, di luar situasi darurat dan pengecualian lain, diancam hukuman penjara selama hingga satu tahun.
Kendati demikian, aksi pemakaman palsu tersebut memang betul pernah terjadi dan tidak direkayasa. Namun, konten asli tersebut dipadankan dengan informasi yang salah, sehingga memberikan kesan bahwa pemakaman tersebut terjadi di tengah konflik Israel-Palestina yang makin memanas, meskipun aksi tersebut sebenarnya terjadi di Yordania.
Kesimpulan
Video ini memanfaatkan momentum konflik Israel-Palestina untuk membuat seolah-seolah ada sekelompok orang di Palestina yang memalsukan kematian akibat serangan Israel. Faktanya, video tersebut tidak terjadi saat konflik Israel-Palestina akhir-akhir ini, melainkan di Yordania pada tahun 2020. Selain itu, “mayat” yang muncul dalam video tidak ada sangkut pautnya dengan serangan salah satu kubu. Dengan demikian, unggahan video di Facebook terkait mayat yang hidup kembali begitu mendengar sirine peringatan serang Israel bersifat salah sebagian (partly false).
==============
Tirto mengundang pembaca untuk mengirimkan informasi-informasi yang berpotensi hoaks ke alamat email factcheck@tirto.id. Apabila terdapat sanggahan ataupun masukan terhadap artikel-artikel periksa fakta maupun periksa data, pembaca dapat mengirimkannya ke alamat email tersebut.
Editor: Farida Susanty