Menuju konten utama

Mayat Frater Silvester Hisage Ditemukan di Parit Perumnas 3 Waena

Mayat Silvester Hisage ditemukan di parit sekitar asrama mahasiswa Universitas Cenderawasih, Perumnas III, Waena, Jayapura, pada 24 Desember 2020.

Mayat Frater Silvester Hisage Ditemukan di Parit Perumnas 3 Waena
Ilustrasi olah TKP. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Seorang frater bernama Silvester Hisage ditemukan tewas dan mayatnya dibuang ke parit di sekitar asrama mahasiswa Universitas Cenderawasih Perumnas III, Waena, Jayapura. Mayat Hisage ditemukan pada Kamis pagi, sekitar pukul 9 waktu setempat, pada 24 Desember, pekan lalu.

Hisage adalah calon imam dari Kesukupan Sorong, Manokwari, Papua Barat. Dia adalah mahasiswa pascasarjana Sekolah Tinggi Filsafat Teologi (STFT) Fajar Timur, Jayapura.

“Yang menemukan mayatnya adalah mahasiswa Universitas Cenderawasih, yang diduga masih kerabatnya,” ujar Ketua STFT Fajar Timur, Yanuarius Matopai You, kepada Tirto, Senin siang (28/12/2020).

“Saya sendiri sedang pelayanan asistensi Natal di satu paroki. Semua teman-teman mahasiswanya, pastor, tidak tahu-menahu soal ini,” tambah Yanuarius.

Setelah ditemukan, jenazah Hisage langsung dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Jayapura untuk divisum, menurut Yanuarius.

Sehari kemudian di Hari Natal, sekitar pukul 5 sore waktu setempat, almarhum disemayamkan di aula STFT Fajar Timur. Pada 26 Desember, pihak STFT dan gereja menerbangkan jenazah ke rumah orangtuanya di Wamena.

“Kemarin, jenazah Silvester Hisage dikremasi. Hari ini kami di Jayapura mau mengadakan misa tiga malam,” kata Yanuarius.

Yanuarius berkata STFT Fajar Timur masih menghimpun beberapa data, lalu satu atau dua hari lagi akan melaporkan kematian Hisage kepada polisi Jayapura untuk segera diusut.

Kepala Humas Polda Papua Kombes Ahmad Musthofa Kamal mengklaim perkara ini sedang ditangani kepolisian dengan memeriksa empat saksi. “Sedang penyelidikan oleh Polres Jayapura Kota,” ujarnya kepada Tirto, hari ini.

Belum ada titik terang dalam perkara ini. Tapi, kematian seorang frater di Papua, wilayah dengan konflik politik paling bergelojak di Indonesia, memicu tanda tanya dan dugaan motif politik di belakangnya.

Pada 19 September 2020, Pendeta Yeremia Zanambani, Ketua Klasis Gereja Kemah Injil Indonesia Hitadipa di Intan Jaya, tewas ditembak. Pelakunya adalah Tentara Nasional Indonesia, menurut hasil investigasi independen.

Pada peringatan hari hak asasi manusia sedunia, 10 Desember, 147 pastor yang berkarya di Tanah Papua menyerukan pernyataan bahwa kekerasan tak akan menyelesaikan akar permasalahan di Tanah Papua. Mereka mendesak terjadi dialog dan perundingan antara TNI/Polri dan kelompok bersenjata di Papua.

Mereka juga mempertanyakan sikap diam gereja Indonesia terhadap persoalan Papua.

“Mengapa Bapak-Bapak Pimpinan Gereja Katolik Indonesia tidak membahas secara holistik, serius, dan tuntas mengenai konflik terlama di Tanah Papua dalam rapat tahunan Konferensi Waligereja Indonesia? Ada apa dengan Tanah Papua ini?” ujar Pastor John Bunay Pr, juru bicara dari ratusan pastor tersebut.

Diketahui, Indonesia mengirim ribuan tentara tambahan ke Papua menjelang Natal dan Tahun Baru 2021. Kapendam XVII/Cenderawasih Letkol Arm Reza Nur Patria menyatakan ada 4.850 prajurit TNI yang dikerahkan membantu kepolisian Indonesia, yang disebar ke seluruh wilayah Papua.

Baca juga artikel terkait KASUS KEMATIAN atau tulisan lainnya dari Adi Briantika

tirto.id - Hukum
Reporter: Adi Briantika
Penulis: Adi Briantika
Editor: Fahri Salam