tirto.id - Yayat Supriana, pengamat perkotaan dan dosen planologi dari Universitas Trisakti, menilai wajar apabila LRT Jakarta sepi penumpang saat masa uji coba. Pasalnya, LRT Jakarta melintas bukan di kawasan pusat ekonomi.
"LRT dengan MRT itu jauh. MRT di pusat kota, kalau LRT hanya konektivitas rendah," kata Yayat saat dihubungi pada Rabu (12/6/2019).
Yayat menjelaskan bahwa LRT Jakarta memang membutuhkan integrasi dan tahap lanjutan untuk memperluas konektivitasnya jika ingin meningkatkan jumlah pengguna.
"Untuk LRT ini, sebaiknya segera diintegrasikan dan konektivitas yang tinggi," kata Yayat.
"Kalau masih sepi-sepi aja, buat lah pusat kegiatan sepanjang jalan antara Velodrome hingga Kelapa Gading, sehingga bertumbuh ekonominya juga, dan penggunaan transportasi umum akan diminati, serta mengurangi kemacetan," tambahnya.
Yayat pun menilai LRT Jakarta perlu untuk diintegrasikan dengan MRT yang dibangun oleh pemerintah pusat, yakni Adhi Karya. Hal tersebut ditujukan agar menjadi satu kesatuan.
"Jadi salah satu cara pembangunan tahap kedua ini adalah membangun konektivitas dan sinergi antarjaringan untuk membuat orang tertarik dan tidak keluar biaya mahal," kata Yayat.
"Kan bisa dibilang LRT ini adalah satu-satunya angkutan massa bebas macet karena banjir. Jadi di sini diharapkan jarak tempuh yang masih pendek ini masih tahap awal," tambahnya.
LRT Jakarta saat ini tengah melakukan uji coba kembali. Uji coba dilakukan pada Selasa (11/6/2019) hingga Jumat (14/6/2019). Tarif yang saat ini telah disepakati adalah Rp5 ribu.
Penulis: Fadiyah Alaidrus
Editor: Maya Saputri