Menuju konten utama

Masih Ada 4,1 Juta Anak di Indonesia Tak Bersekolah

Ternyata, berdasar data pemerintah, masih ada setidaknya 4,1 juta anak di Indonesia yang tidak bersekolah.

Masih Ada 4,1 Juta Anak di Indonesia Tak Bersekolah
Dua orang siswa berdiri di depan kelas, yang tergenang air laut akibat air pasang yang melanda SMA Kampung Laut di Desa Klaces, Kampung Laut, Cilacap, Jawa Tengah, Kamis (1/11/2016). Tingkat putus sekolah di SMA Kampung Laut mencapai 20 persen untuk setiap angkatan, akibat faktor kemiskinan, dan sulitnya akses informasi dan transportasi, yang menjadi kendala utama warga. ANTARA FOTO/Idhad Zakaria.

tirto.id - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa menyatakan sampai sekarang ternyata masih ada 4,1 juta anak di Indonesia yang tidak bersekolah. Mereka tidak beruntung mengenyam pendidikan akibat berbagai masalah sosial.

"Saya mencatat sebanyak 4,1 juta anak di Indonesia tidak sekolah di usia sekolah dengan berbagai persoalan sosial," kata Khofifah saat melakukan kunjungan kerja di Kabupaten Bangka, Provinsi Bangka Belitung, pada Rabu (5/4/2017) seperti dilansir Antara.

Khofifah mengatakan sebenarnya format Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan anak usia sekolah di Indonesia sudah dipatok pada usia enam sampai 21 tahun. Pemerintah melalui kementerian telah berupaya mengeluarkan Kartu Indonesia Pintar (KIP) untuk membantu memeratakan pendidikan dengan sasaran anak-anak yang telah memasuki usia sekolah.

Sayangnya, program KIP tidak semuanya terserap oleh mereka yang membutuhkan. Menurut Khofifah, penyebabnya ialah karena tidak semua pemerintah daerah secara aktif mendata para anak usia sekolah yang belum menerima KIP dan tidak menikmati fasilitas pendidikan gratis.

Karena itu, Khofifah memuji inisiatif Pemerintah Kabupaten Bangka yang membentuk program pendataan aktif itu yang bernama Perburuan untuk Anak Putus Sekolah (Bunatuslah).

"Program ini patut menjadi contoh bagi daerah lainnya di Indonesia. Ini akan saya sampaikan ke menteri terkait agar dapat diaplikasikan ke daerah-daerah lain di Indonesia," ujar Khofifah.

Dia menilai program Bunatuslah di Bangka berpotensi memperluas jangkuan program bantuan pemerintah pusat dan daerah bagi anak-anak yang tidak bersekolah atau putus di tengah jalan agar segera kembali menikmati fasilitas pendidikan.

Khofifah menyarankan program ini dilengkapi dengan bantuan pengurusan akta kelahiran anak secara cepat. Ia khawatir para anak yang putus sekolah belum memiliki akta kelahiran sehingga bisa kesulitan mengakses program KIP.

"Setelah diburu, mereka kemudian diajak masuk sekolah, pada saat yang sama saya mohon akta kelahirannya bisa dipenuhi. Anak-anak yang luar biasa seperti ini sangat mungkin setelah mereka ambil pada kejar paket C dia bisa saja kuliah di berbagai perguruan tinggi terkenal tidak saja di dalam negeri tetapi juga di luar negeri," kata Khofifah.

Berdasarkan data UNICEF di awal tahun ini, Indonesia memang masih memiliki anak usia 7-15 tahun yang belum menikmati sekolah dalam jumlah mendekati 4 juta jiwa. Statistik di level provinsi menyimpulkan mayoritas kasus siswa putus sekolah terjadi ketika para anak-anak dari keluarga miskin hendak naik ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Baca juga artikel terkait SEKOLAH atau tulisan lainnya dari Addi M Idhom

tirto.id - Pendidikan
Reporter: Addi M Idhom
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Addi M Idhom