Menuju konten utama

Manusia Diduga Menyebar di Amerika Sejak 130.000 Tahun Lalu

Sejumlah arkeolog peneliti situs purba di California, Amerika Serikat menemukan bukti yang memberi indikasi kuat bahwa manusia modern (Homo Sapiens) sudah sampai ke Amerika Utara pada 130 ribu tahun lampau.

Manusia Diduga Menyebar di Amerika Sejak 130.000 Tahun Lalu
(Ilustrasi) Lukisan gua dari zaman prahistorik di Tassili N'Ajjer, Algeria. FOTO/iStock

tirto.id - Sejumlah arkeolog peneliti situs purba di California, Amerika Serikat baru-baru ini merilis kesimpulan risetnya yang menyatakan manusia modern (homo sapiens) sudah sampai di Amerika Utara pada 130 ribu tahun lalu, jauh lebih awal dari teori yang selama ini ada.

Menurut riset itu, perkakas batu dan tulang patah mastodon di situs San Diego County, California, yang diduga digunakan homo sapiens, sudah berusia 130.000 tahun. Di situs itu ditemukan empat perkakas palu batu dan paron dan fosil tulang-tulang gajah prasejarah.

Ahli paleontologi dari San Diego Natural History Museum, Tom Deméré, mengatakan sampai sekarang waktu tertua yang diterima luas sebagai teori awal keberadaan manusia di benua Amerika adalah 14.000 sampai 15.000 tahun lalu. Namun usia perkakas di situs San Diego hampir 10 kali lebih tua.

Memang tidak ada sisa kerangka manusia yang ditemukan di situs tersebut. Namun, asumsi mengenai keberadaan manusia muncul sebab perkakas batu dan tulang tungkai serta geraham mastodon yang patah, tampak seperti sengaja dipatahkan segera setelah hewan pemiliknya mati.

Hal ini meyakinkan para peneliti Situs San Diego bahwa manusia adalah pengguna perkakas itu. Apalagi, saat mereka melakukan eksperimen menggunakan perkakas sebanding menghasilkan pola patahan serupa.

"Manusia mematahkan tulang tungkai mastodon ini, memindahkan potongan tebal tulang tungkai mastodon, mungkin untuk membuat perkakas, dan mereka mungkin juga mengekstrak sumsumnya untuk makanan," kata Arkeolog Steven Holen dari Pusat Riset Paleolitik Amerika di South Dakota sebagaimana laporan reuters yang dikutip Antara pada Kamis (27/4/2017).

Ahli geologi dari lembaga survei geologi Amerika Serikat (U.S. Geological Survey/USGS) James Paces menggunakan metode perunutan canggih untuk menentukan usia tulang, enamel gigi dan gading mastodon itu. Kesimpulannya, usia perkakas itu 131.000 - 9.000 tahun.

Meski sejumlah peneliti lain meragukan asumsi ini, temuan itu dianggap bisa secara radikal merevisi pengetahuan mengenai waktu terawal manusia modern saat mencapai Dunia Baru (Amerika).

"Kalau waktu 130.000 tahun itu asli, maka ini adalah temuan terbesar dalam arkeologi Amerika," kata arkeolog paleolitik dari University of Southampton, John McNabb.

Namun McNabb juga menyatakan dirinya, "masih sedikit skeptis" pada temuan ini. "Ini menjadi urusan besar jika benar," kata McNabb.

McNabb menduga manusia di situs California bisa jadi spesies yang sudah punah seperti Neanderthal, yang sudah diketahui tinggal di Siberia, atau Denisovans di masa ratusan ribu tahun lalu.

Selain itu, McNabb khawatir pengaruh bahan kimia pada tanah atau air tanah kemungkinan besar mempengaruhi kesimpulan penghitungan usia perkakas di Situs San Diego.

Sejumlah ilmuwan lain yang meragukan temuan itu menduga benda-benda, yang ditemukan pada awal 1992, di tempat pembangunan jalan bebas hambatan tersebut mungkin baru patah belakangan akibat peralatan konstruksi dan bukan akibat tindakan manusia kuno.

Meskipun demikian, para arkeolog peneliti situs San Diego telah menerbitkan sanggahannya di jurnal Nature. "Sulit mendebat bukti jelas dan luar biasa yang kami lihat dalam semua materi ini," kata Richard Fullagar, arkeolog University of Wollongong, Australia.

Teori arkeologi kontemporer selama ini menganggap spesies homo sapiens pertama muncul di Afrika sekitar 200.000 tahun lalu kemudian menyebar ke seluruh dunia. Namun belum ada teori pasti mengenai waktu penyebaran awal manusia di Amerika. Data genetik menunjukkan waktunya terjadi sekitar 23.000 tahun lalu tapi tanpa bukti arkeologis.

Baca juga artikel terkait ARKEOLOGI atau tulisan lainnya dari Addi M Idhom

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Addi M Idhom
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Addi M Idhom