Menuju konten utama

Mantan Direktur SDM Pertamina Diperiksa Terkait Korupsi Aset

Mantan Direktur Umum SDM PT Pertamina diperiksa Bareskrim sebagai saksi dalam kasus korupsi penjualan aset tanah perusahaan di Simprug, Jakarta Selatan pada 2011.

Mantan Direktur SDM Pertamina Diperiksa Terkait Korupsi Aset
Petugas PT Pertamina mengevakuasi korban kebakaran saat digelar simulasi penanganan keadaan darurat, di Terminal BBM Medan Group, di Medan, Sumatra Utara, Selasa (15/8). ANTARA FOTO/Irsan Mulyadi

tirto.id - Mantan Direktur Umum dan Sumber Daya Manusia PT Pertamina Waluyo diperiksa Penyidik Direktorat Tindak Pidana Korupsi Bareskrim Polri sebagai saksi dalam kasus korupsi terkait penjualan aset perusahaan berupa tanah di Simprug, Jakarta Selatan pada 2011.

"Iya, Waluyo sedang diperiksa sebagai saksi kasus dugaan tipikor dalam penjualan aset Pertamina," kata Kepala Subdit V Direktorat Tindak Pidana Korupsi Badan Reserse Kriminal Polri Kombes Pol Indarto di Jakarta, Senin (4/9/2017).

Pemeriksaan Waluyo ini terkait pendalaman berkas tersangka Gathot Harsono dan juga untuk mengorek keberadaan Gathot yang kini masih buron.

"Waluyo diperiksa terkait pendalaman berkas tersangka Gathot Harsono dan pengembangan tersangka yang lain. Termasuk terkait keberadaan Gathot yang masih DPO," katanya, seperti dikutip dari Antara.

Ini merupakan pemeriksaan kedua Waluyo sebagai saksi dalam kasus tersebut. Sebelumnya Waluyo yang juga mantan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ini pernah diperiksa pada 25 Juli 2017.

Penyidik Direktorat Tindak Pidana Korupsi Bareskrim Polri sebelumnya telah menetapkan Senior Vice President Asset Management PT Pertamina, Gathot Harsono, sebagai tersangka dalam kasus korupsi terkait penjualan aset PT Pertamina, berupa tanah seluas 1.088 meter persegi di Simprug, Jakarta Selatan, tahun 2011.

Kendati demikian tersangka Gathot masih belum tertangkap.

"Tersangka Gathot belum tertangkap, dia menghilang. Masih dikejar oleh anggota kami," kata Wakil Direktur Tindak Pidana Korupsi Bareskrim Polri Kombes Pol Erwanto Kurniadi.

Polisi sudah menerbitkan surat daftar pencarian orang (DPO) terhadap tersangka Gathot Harsono untuk mencari informasi keberadaan tersangka.

"Kami sudah menerbitkan (surat) DPO," katanya.

Berdasarkan hasil analisis Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), kerugian negara akibat kasus korupsi itu mencapai Rp40,9 miliar.

Baca juga artikel terkait KORUPSI PERTAMINA atau tulisan lainnya dari Dipna Videlia Putsanra

tirto.id - Hukum
Reporter: Dipna Videlia Putsanra
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Dipna Videlia Putsanra