Menuju konten utama

Manfaat Main Sepakbola Bagi Tumbuh Kembang Anak Menurut Psikolog

Manfaat sepak bola pada tumbuh kembang anak salah satunya adalah mengembangkan sikap pantang menyerah dan tekun pada anak.

Manfaat Main Sepakbola Bagi Tumbuh Kembang Anak Menurut Psikolog
Sejumlah anak bermain sepakbola di tepi Kanal Banjir Barat di kawasan Petamburan, Jakarta, Rabu, (25/8/2021). tirto.id/Andrey Gromico

tirto.id - Sepakbola menjadi salah satu olahraga yang banyak diminati baik oleh anak-anak, remaja, orang dewasa bahkan oleh orang tua.

Bahkan dilansir dari laman Kemdikbud, menurut data World Atlas sepak bola menduduki peringkat pertama sebagai olahraga yang paling digemari di dunia dengan jumlah penggemar mencapai lebih dari 4 miliar orang.

Tak heran jika sepakbola menjadi permainan dan olahraga yang poluler serta digemari lantaran tak memerlukan banyak perlengkapan seperti olahraga lain.

Sepak bola dimainkan oleh dua regu yang masing-masing terdiri dari 11 pemain utama (10 pemain dan 1 kiper). Namun, jumlah pemain dapat disesuaikan dengan tingkatan usia pertandingan atau kompetisi yang dilangsungkan.

Bahkan, pada pertandingan resmi sekurang-kurangnya harus tujuh orang pemain pada saat dimulainya permainan (kick off). Setiap pemain juga bisa digantikan oleh pemain cadangan ketika permainan setelah dimulai.

Selain banyak digemari, ternyata sepakbola juga memiliki banyak manfaat lain khususnya untuk tumbuh kembang anak. Berikut beberapa manfaat sepakbola untuk tumbuh kembang anak.

Apa saja manfaat sepakbola pada tumbuh kembang anak?

1. Mengembangkan motorik dan berpikir strategis

Ketua Ikatan Psikolog Klinis Wilayah DKI Jakarta Anna Surti Ariani mengatakan olahraga sepak bola memiliki banyak manfaat untuk anak-anak dalam mengembangkan motorik dan berpikir strategis.

"Mulai dari koordinasi motoriknya berkembang dan membangun kemampuan anak untuk berpikir strategis," ujar Anna seperti dilansir dari Antara.

2. Melatih kedisiplinan dan bekerjasama

Anna menjelaskan dalam proses tumbuh kembang, ada dua hal penting lainnya yang dilatih ketika anak bermain sepakbola yakni kedisiplinan dan bekerjasama.

Permainan sepakbola tentu akan melatih anak untuk disiplin dan bekerja sama agar bola yang digiring bisa masuk gawang dan mencetak angka.

Hal ini mungkin terkesan sederhana, tetapi ternyata ini menjadi salah satu bagian penting dalam tumbuh kembang anak.

3. Mengembangkan sikap pantang menyerah dan tekun

Saat bermain bola, khususnya yang mengembangkan hobi tersebut secara profesional, anak biasanya akan dituntut untuk selalu disiplin agar bisa meningkatkan kemampuan bermain sepakbola.

Saat bermain secara profesional atau bahkan ikut klub bola tertentu, anak biasanya akan diminta untuk berlatih setiap hari atau rutin seminggu beberapa kali.

Saat sesi latihan dimulai biasanya anak juga akan ditanamkan nilai-nilai pantang menyerah dan tekun untuk mencapai tujuan yang diinginkan seperti menjadi pemain sepakbola yang profesional di kemudian hari.

4. Meningkatkan kemampuan berkomunikasi

Bermain bola pada anak juga dapat meningkatkan kemampuan berkomunikasi, membaca situasi dan berpikir untuk menyelesaikan masalah serta mencari strategi.

Menurut Anna, seluruh kemampuan tersebut akan berguna di masa mendatang meski tidak menjadi pemain bola profesional.

"Dari situ dia bisa percaya bahwa untuk mencapai sesuatu harus ada kerjasama tim, berbagi komunikasi, kesempatan dan tugas. Kita butuh kerjasama untuk berbagai kegiatan kehidupan masyarakat dan itu bisa dikembangkan lewat sepakbola," kata lulusan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia itu.

5. Diajarkan untuk bisa menerima masukan dan kritik

Anna yang juga merupakan seorang psikolog klinis menjelaskan bahwa bermain sepakbola ternyata dapat membuat anak belajar hal baru dari rekan sepermainannya.

Tak hanya itu, dalam sebuah permainan bola anak akan saling mengingatkan untuk tidak melakukan kesalahan. Kebiasaan tersebut secara tidak langsung dapat membantu anak untuk menyebarkan kebaikan.

"Ini yang dibilang peer to peer learning. Ini bagus banget untuk perilaku yang baik. Ketika anak-anak udah punya kebiasaan itu, mereka bisa jadi agent of change," katanya.

Anna juga mengatakan kebiasaan baik harus diterapkan kepada anak sedini mungkin. Menurutnya, efek tersebut akan terlibat saat anak mulai beranjak dewasa.

"Segala pembentukan kebiasaan memang harus dimulai dari dini. Kalau baru diajarkan saat dewasa, efeknya tidak akan terbentuk dan apa yang diajarkan menumpuk begitu saja.

Baca juga artikel terkait LIFESTYLE atau tulisan lainnya dari Nur Hidayah Perwitasari

tirto.id - Gaya hidup
Penulis: Nur Hidayah Perwitasari
Editor: Iswara N Raditya