tirto.id - PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) kembali melirik bank-bank asal Filipina dan Vietnam untuk diakuisisi. Rencana yang mengemuka pada 2017 itu sebelumnya sempat tertunda lantaran rasio kredit macet (non-performing loan) yang masih tinggi.
Hal tersebut disampaikan Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmojo usai rapat bersama Komisi XI di kompleks parlemen Senayan, Kamis (4/7/2019).
"Memang, kan, kami waktu itu pernah ada upaya ke sana. Tapi karena waktu itu NPL-nya masih tinggi (jadi ditunda). Kita mulai akhir tahun ini sampai 2020. Kita mulai coba menjelajahi lagi mencari potensi," ujarnya.
Kartika mengatakan, ekspansi tersebut dilakukan salah satunya untuk mendukung konsep Asian Banking Integration Framework (ABIF). Selain itu, dua negara tersebut dilirik karena punya potensi pasar cukup besar serta persaingan yang tak terlalu ketat dibandingkan negara ASEAN lainnya.
Rencananya, bank yang akan dicaplok di dua negara tersebut bergerak pada sektor ritel lantaran Filipina dan Vietnam sektor konsumer dan mikronya belum terlalu dalam.
"Potensinya besar tapi belum tergarap dengan baik. Dan kami bisa bawa keahlian kami di sana," jelasnya.
Hingga saat ini, Mandiri sudah melakukan pendekatan dengan dua bank di Filipina dan satu bank di Vietnam. Rencana akuisisi tersebut, jelas Kartika, sebelumnya juga sudah didiskusikan dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Sayangnya, ia masih enggan memaparkan soal berapa dana yang disiapkan untuk akuisisi. Yang jelas, bank yang tengah diincar tersebut berukuran sedang hingga kecil (mid to small) untuk nantinya dikembangkan.
"Kalau pengalaman kita di Malaysia dan Singapura, kalau kita bikin branch dari nol itu perkembangannya agak lama. Jadi kita berpikir, kita coba acquire," pungkas pria yang akrab disapa Tiko tersebut.
Penulis: Hendra Friana
Editor: Dewi Adhitya S. Koesno
