Menuju konten utama

Manajemen Lemah Sebabkan Wisata Sumbar Kurang Diminati

Pengamat menilai belum adanya konektivitas dan kualitas wisata ramah keluarga membuat citra wisata Sumatera Barat semakin rendah bila dibanding dengan daerah lain.

Manajemen Lemah Sebabkan Wisata Sumbar Kurang Diminati
(Ilustrasi) Tempat wisata yang sepi pengunjung. ANTARA FOTO/Aguk Sudarmojo.

tirto.id - Akademisi Universitas Andalas (Unand) Padang, Dr Sari Lenggogeni, mengemukakan beberapa kelemahan manajemen wisata Sumatera Barat (Sumbar) menyebabkan objek wisata Sumbar kurang diminati oleh wisatawan.

"Sumbar belum menjadi pilihan utama daerah tujuan wisata bagi wisatawan Nusantara," kata Lenggogeni di Padang, Jumat, (15/4/2016).

Hal itu disampaikannya dalam forum fokus grup diskusi penyempurnaan dan sinkronisasi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2016 hingga 2021 sektor pariwisata yang dihadiri pemangku kepentingan serta penggiat pariwisata.

Lenggogeni juga menyampaikan belum ada konektivitas dan kualitas wisata ramah keluarga menambah citra wisata Sumbar semakin rendah bila dibanding dengan daerah lain.

"Yang datang tidak hanya perorangan, namun juga ada yang bawa keluarga, kita masih punya kekurangan fasilitas untuk ini," ujar Lenggogeni.

Lenggogeni menambahkan, soal keamanan daerah tujuan wisata seperti bebas pemalak, preman, dan tarif tidak wajar masih terjadi, bahkan soal kebersihan yang memadai seperti toilet yang belum memenuhi standar wisatawan menjadi kekurangan sejumlah objek wisata di Sumbar.

Lenggogeni menyatakan semua itu berdasarkan hasil penelitian mahasiswa. Menurutnya, keadaan tersebut di atas menyebabkan wisatawan asing tidak mau kembali berkunjung ke Sumbar. Selain alasan-alasan tersebut di atas, tempat yang kotor dan minimnya fasiltias untuk berjalan kaki juga menjadi penyebab lain wisatawan enggan berkunjung kembali ke Sumbar.

"Wisata bukan hanya objek, tapi semua potensi yang ada pada suatu kawasan," kata Lenggogeni.

Lenggogeni menyampaikan kerap menjumpai wisatawan asing dipatok harga lebih tinggi dibanding wisatawan domestik. Hal ini menimbulkan citra buruk, kata Lenggogeni.

“Soal pengalaman atau kesan dan ketika wisatawan berkunjung hanya dua yang akan terjadi yaitu punya kenangan indah atau sebaliknya pengalaman buruk,” imbuh Lenggogeni.

Wisatawan akan menceritakan pengalamannya ke manapun ia pergi, karena itu pengalaman baik akan membuka pasar baru atau kunjungan berulang dari wisatawan ke Sumbar.

"Namun sebaliknya kalau wisatawan tidak nyaman maka yang terjadi adalah mereka bercerita agar jangan berkunjung ke Sumbar," tambah Lenggogeni.

Sementara itu, Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno mengemukakan sedang melakukan pendekatan terpadu dengan seluruh pemangku kepentingan agar potensi wisata Sumbar digarap, sebab sektor pariwisata berpotensi besar untuk mengurangi kemiskinan dan pengangguran.

Baca juga artikel terkait AKADEMISI UNIVERSITAS ANDALAS UNAND PADANG

tirto.id - Ekonomi
Sumber: Antara
Penulis: Mutaya Saroh