Menuju konten utama

Mampukah 'Spiderwan' Menggeser Posisi Andritany di Timnas?

Wawan Hendrawan masuk dalam daftar pemain Indonesia untuk lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2022. Kiper berjuluk Spiderwan ini kemungkinan menggeser posisi Andritany.

Mampukah 'Spiderwan' Menggeser Posisi Andritany di Timnas?
Wawan Hendrawan. Instagram/wawan59hendrawan's

tirto.id - Tak ada yang lebih paham beratnya tekanan menjadi penjaga gawang Timnas Indonesia dibanding Andritany Ardhiyasa.

Sejak Kurnia Meiga pamit, Andritany adalah kiper yang paling sering menjadi kartu as di bawah mistar Tim Garuda. Dari era Alfred Riedl, Luis Milla, Bima Sakti, sampai Simon McMenemy, dipuja sampai dicemooh suporter, semua pernah dialaminya.

“Saat ini menjadi pesepakbola bukan sekadar menjadi wakil suporter, bangsa dan negara yang dihuni lebih dari 264 juta penduduk, tapi juga harus siap menjadi sasaran empuk dari mereka yang tidak puas,” tulis Andritany di blog pribadinya, November tahun lalu.

Tapi toh lika-liku pengalaman itu tak mampu menghindarkan Andritany dari tragedi yang harus dialaminya baru-baru ini.

Awal September 2019, saat Timnas Indonesia dibungkam berturut-turut oleh Malaysia dan Thailand pada kualifikasi Piala Dunia 2022, Andritany dirisak puluhan ribu suporter yang memadati tribun Stadion Utama Gelora Bung Karno.

Setiap bola berada di kaki atau penguasaannya, alih-alih dukungan, teriakan untuk Andritany justru menggema di seisi stadion.

Penampilan si penjaga gawang yang dicap buruk jadi pemicu perisakan-perisakan tersebut. Dalam dua pertandingan, gawangnya kemasukan total enam gol. Dua kali oleh Mohamadou Sumareh (Malaysia) dan Supachok Sarachat (Thailand), serta sekali oleh Syafiq Ahmad (Malaysia) dan Theerathon Bunmathan (Thailand).

Kejadian itu kemudian diperparah dengan performa angin-anginannya saat berbalut kostum Persija Jakarta. Dalam pertandingan kandang melawan Bali United, 19 September lalu, dia melakukan kesalahan fatal dengan berdiri di belakang garis gawang saat mencoba menghalau tembakan Melvin Platje.

Blunder ini kemudian bikin Persija kalah dan semakin nelangsa di papan bawah klasemen sementara Shopee Liga 1 2019.

Di sisi lain, pelatih Timnas Indonesia, Simon McMenemy, sejak awal bersikeras bilang Andritany masih pantas berada di timnas.

“Andritany adalah kiper yang sudah lama bermain di timnas. Aku rasa dia tidak layak mendapat perlakuan seperti itu. Kiper adalah posisi yang paling sulit di lapangan, dan meski kami kalah dia sempat membuat tiga-empat penyelamatan,” kata Simon usai timnya kalah dari Thailand 10 September 2019 lalu.

Tapi toh pembelaan itu gagal menyembunyikan fakta bahwa Simon sendiri mulai meragukan kualitas kiper andalannya. Keraguan ini semakin menebal belaka setelah dia mengumumkan daftar pemain Indonesia yang akan dibawanya untuk pertandingan kualifikasi Piala Dunia melawan Uni Emirat Arab, 10 Oktober 2019.

Dari 25 nama yang diumumkan si pelatih, muncul sosok baru yang berposisi penjaga gawang: Wawan Hendrawan.

Wawan tentu didatangkan bukan untuk jadi pelengkap belaka. Sebagian bahkan meyakini penggawa Bali United berjuluk Spiderwan itu punya kans besar menggantikan Andritany sebagai kiper nomor satu Timnas Indonesia.

Rapor Brilian Spiderwan

Keyakinan itu bukannya tanpa dasar. Jika mengacu rapor penampilannya sepanjang gelaran Liga 1 musim ini, Wawan Hendrawan pantas disebut sebagai penjaga gawang dengan penampilan paling konsisten, terlepas dari usianya yang tidak lagi muda.

Menurut hitung-hitungan Transfermarkt, musim ini pemain berumur 36 tahun tersebut sudah tampil 19 kali bersama Bali United dan mencatatkan sembilan cleansheets (nirbobol).

Angka nirbobol ini merupakan yang terbaik dibanding seluruh kiper lain di Liga 1 2019. Rivki Mokodompit (PSM Makassar) dan Miswar Saputra (Persebaya), dua kiper lain yang berada di urutan kedua, baru menorehkan tujuh kali nirbobol.

Angka yang ditorehkan Wawan juga relatif lebih baik ketimbang Andritany yang baru tiga kali nirbobol bersama Persija dalam kesempatan main 11 kali.

Jika dihitung jumlah rataan gol yang bersarang ke gawang masing-masing, Wawan juga punya statistik lebih mentereng ketimbang Andritany.

Dari kesempatan bermain 2.340 menit, Wawan baru kemasukan total 12 gol. Artinya, pria kelahiran 8 Januari 1983 ini rata-rata kebobolan sekali setiap 195 menit tampil. Di sisi lain, Andritany sudah 11 kali kebobolan meski baru 1.842 menit main, alias kemasukan satu gol setiap 167 menit.

Konsistensi Wawan, jika mau dihitung lebih teliti, bahkan sudah terlihat sejak musim lalu. Kendatipun di Liga 1 2018 Bali United gagal menjadi juara, penampilan Wawan tetap menonjol dengan catatan nirbobolterbanyak dibanding kiper lain (11 kali), serta jumlah penyelamatan terbanyak yakni 84 kali, angka yang sama dengan eks kiper Perseru Samuel Reimas.

Menariknya, kendati momentum berpihak kepadanya, Wawan justru menunjukkan rasa hormatnya pada Andritany. Wawan menyebut dia bukan pesaing, melainkan ‘pendukung’ Andritany.

“Kalau sesama kiper, saya respek dan simpati. Menjadi penjaga gawang itu tidak mudah,” ujar Wawan seperti dilansir Tribun Bali.

Bisakah Beradaptasi?

Kendati memiliki rapor dan modal lebih mentereng, jika nantinya menjadi pilihan utama, tugas Wawan tidak akan mudah. Sebab di tengah waktu yang serba terbatas, dia dituntut agar cepat beradaptasi dengan strategi Simon McMenemy yang relatif luwes.

Simon punya kecenderungan tidak pandang bulu dalam mengubah-ubah sistem permainannya. Dia tidak akan segan mengganti formasi di tengah maupun antar-pertandingan.

Dua formasi yang kerap dia andalkan, 4-2-3-1 dan 3-4-3 juga punya pakem kerja yang relatif berbeda.

Dilema kemudian muncul karena di Bali United, Wawan cenderung jarang mengalami transisi-transisi semacam itu. Juru taktik Bali United, Stefano Cugurra Teco, bukan tipikal pelatih yang gemar melakukan banyak bongkar pasang di tengah pertandingan.

Menurut hitung-hitungan Transfermarkt, selama mengarsiteki Wawan dan kawan-kawan musim ini, Teco cenderung konsisten mengandalkan skema empat bek, dengan 4-2-3-1 yang paling sering dipakai. Bermain dengan tiga bek tengah di depannya, tentu bakal menjadi sesuatu yang asing bagi Wawan di Timnas Indonesia.

Tekanan besar lain yang akan jadi beban baru di pundak Wawan, ialah peluang kecil Indonesia. Bertandang ke markas Uni Emirat Arab, situasi sama sekali tidak menguntungkan.

Dua kekalahan kandang di pekan pembuka kualifikasi bikin kans Indonesia untuk melaju ke fase berikutnya sangat kecil. Peluang ini bahkan akan tertutup rapat seandainya Indonesia kalah lagi.

Pada akhirnya, laga melawan Uni Emirat Arab akan jadi momen menentukan bagi nasib Timnas Indonesia.

Dan jika ingin mengambil alih posisi Andritany, Wawan tentu harus siap dengan berbagai konsekuensinya.

Baca juga artikel terkait KUALIFIKASI PIALA DUNIA 2022 atau tulisan lainnya dari Herdanang Ahmad Fauzan

tirto.id - Olahraga
Penulis: Herdanang Ahmad Fauzan
Editor: Irwan Syambudi