tirto.id - Rombongan mahasiswa asal Semarang yang berencana berdemonstrasi ke DPR RI, Jakarta, dicegat polisi di Brebes, Jawa Tengah.
Ada 200 mahasiswa asal Universitas Diponegoro (Undip) dan sekitar 90 mahasiswa Universitas Negeri Semarang yang ikut rombongan. Mereka naik lima bus meninggalkan Semarang, Senin (23/9/2019) pukul 23.00 WIB.
“Namun sampai di Brebes esok hari pukul 03.45 tiba-tiba dihentikan polisi. Kami tertahan hingga pukul 07.00. Bagi kami ini razia tak wajar. Bahkan bus kami dari Semarang akhirnya tak berani jalan,” kata salah seorang peserta aksi, Nuhab Mujtaba Mahfuzh, kepada reporter Tirto, Selasa (24/9/2019).
Dalam razia tersebut, polisi memeriksa surat-surat bus. Bus dihentikan karena ada surat yang tak lengkap, kata Nuhab.
“Sopir juga diintimidasi sama polisi agar tidak membawa kami ke Jakarta,” akunya.
Rombongan mahasiswa kemudian mencari 5 bus pengganti di daerah Tegal. Setelah dapat, mereka melanjutkan perjalanan. Namun pemilik bus meminta sopir kembali ke Semarang.
“Saat di perjalanan salah satu mahasiswa dalam rombongan dapar kabar dari pemilik bus [kalau dia] didatangi anggota Polres Tegal dan Polres Brebes [dan diminta] untuk menarik kendaraan yang kami sewa,” katanya.
Mahasiswa menolak permintaan pemilik bus. Tapi tanpa konfirmasi, sopir putar arah ke Semarang saat sebagian mahasiswa tertidur.
“Kami menolak kembali ke Semarang dan meminta ke sopir untuk menepi ke Rest Area di Tol Pejagan. Di sana kami negosiasi dengan sopir. Kami tidak mau kembali karena sudah komitmen bayar lima bus sebanyak Rp37 juta. Kenapa mereka berhenti,” imbuhnya.
Uang ini berasal dari mahasiswa. Tiap-tiap peserta yang ikut diharuskan membayar minimal Rp100 ribu untuk transportasi. Sementara kebutuhan lain ditanggung masing-masing.
Sopir akhirnya mau terus jalan ke Jakarta mulai pukul 11.00 WIB hari ini, setelah mahasiswa menjamin keselamatan mereka.
“Rombongan kami akan mendukung aksi teman-teman di Senayan. Setelah itu pada malam harinya langsung pulang ke Semarang,” imbuhnya.
Mereka mengusung tuntutan yang sama dengan para mahasiswa yanga mendemo di DPR RI, yakni menolak pengesahan RKUHP, menolak revisi UU KPK, hingga pengesahan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual.
Penulis: Zakki Amali
Editor: Rio Apinino