tirto.id - Mabes Polri membantah ada tindak pelemparan Alquran oleh petugas piket rutan dalam kericuhan di Rutan Mako Brimob Cabang Salemba, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, Jumat (10/11/2017).
"Tidak benar terjadi pelemparan Alquran oleh petugas jaga, yang ada adalah para petugas melakukan pemeriksaan terhadap buku-buku dan benda benda yang ada di dalam sel," kata Kepala Bagian Penerangan Umum Mabes Polri Kombes Pol Martinus Sitompul dalam keterangan tertulis diterima wartawan, Jumat (10/11/2017).
Martinus menegaskan, bentrokan terjadi di Rutan Mako Brimob cabang Salemba di Kelapa Dua, Depok. Kericuhan terjadi pada pukul 16.00 WIB. Kericuhan ini terjadi sebagai reaksi atas tindakan yang dilakukan oleh petugas jaga rutan yang melakukan penyitaan terhadap handphone (HP) milik tahanan dalam blok C.
"Akibat dari gejolak tersebut, para tahanan dari blok B dan C merusak pintu kamar sel hingga tidak dapat digunakan lagi," kata Martinus.
Martinus tidak memungkiri kabar bahwa kondisi rumah tahanan sempat ricuh. Namun saat ini, situasi rutan Mako Brimob Kelapa Dua sudah membaik.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigjen Pol Rikwanto juga membeberkan kronologi terjadinya kericuhan di Rutan Mako Brimob Cabang Salemba, Jumat (10/11/2017).
"Pada hari Jumat tanggal 10 November 2017 pukul 16.00 WIB telah terjadi keributan di rutan teroris Mako Korbrimob Cabang Rutan Salemba yang dilakukan oleh tahanan teroris," kata Rikwanto dalam keterangan tertulis yang diterima Tirto, Jumat (10/11/2017).
Kericuhan tersebut berawal usai salat Jumat, setelah para tahanan masuk sel, tim piket Densus melepas kunci yang ada di kamar A 5 dan C 5 (RB) karena ada selotan kunci dari dalam, demi keamanan dan memudahkan petugas piket membuka pintu sel. Saat piket, tim Densus melakukan penggeledahan dan menemukan 4 HP milik narapidana Juhanda, Saulihun, Kairul Anam, dan Jumali.
Sayang, pemeriksaan tersebut tidak berjalan dengan lancar. Ada salah satu tahanan tidak terima dengan penggeledahan. Tahanan tersebut berusaha memancing petugas dengan beragam cara. "Kemudian anggota ada yang terpancing ucapan mereka, dan ada tahanan yang sambil takbir keras-keras sehingga memancing tahanan blok sebelahnya," kata Rikwanto.
Setelah itu, anggota piket dari satuan III Pelopor melakukan tindakan dengan melepas tembakan ke atas sebagai tanda terjadi keributan dan memberikan peringatan kepada para narapidana.
Akibat kericuhan tersebut, sejumlah fasilitas rutan rusak seperti pintu sel tahanan dijebol, pintu pagar lorong blok, dan kaca jendela di blok C dan blok B.
Saat ini, situasi tahanan sudah berhasil dikendalikan oleh pihak Densus 88. Anggota pun terus bersiaga sambil memantau perkembangan di lapangan. "Namun para tahanan tetap masih ada yang takbir-takbir sehingga memicu yang lain," kata Rikwanto.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Maya Saputri