tirto.id -
Dari survei yang dilakukan terhadap 1.200 responden di 34 provinsi, pemilih muslim PDIP mencapai 18,4 persen, sedangkan Gerindra mendapat suara 16,6 persen.
Menurut peneliti Denny JA Rully Akbar, salah satu sebabnya adalah adanya Ijtima Ulama dan Reuni Alumni 212.
Meski sudah ada Ma'ruf Amin sebagai cawapres Jokowi, tetapi hal itu tidak terlalu berhasil mendongkrak suara.
"Ketika waktu pertama memang bisa katakan Jokowi mengambil Ma'ruf ini ditujukan untuk bisa mengcover pemilih muslim," tegas Rully di kantor LSI Denny JA, Rawamangun, Jakarta Timur, Rabu (20/2/2019).
Menurut Rully, apa yang dilakukan Jokowi-Ma'ruf tidak begitu berhasil. Hal ini karena sejak Pilkada Jakarta 2017, isu anti Islam terus dimainkan.
Mereka yang tidak termakan strategi Jokowi, otomatis akan beralih ke Prabowo-Sandi dengan adanya 212 dan Ijtima Ulama.
"Tapi ternyata kekuatan 212 dan Ijtima Ulama sebagainya ini memperkuat barisan Prabowo-Sandi. Memang polarisasinya sudah cukup kuat sejak awal ini dilucurkan [pilpres 2019]." pungkasnya.
Berikut hasil survei lengkap Denny JA.
Kalangan Pemilih Muslim
PDIP: 18,4%
Kalangan Pemilih non Muslim
PDIP: 54,7 %
Kalangan Pemilih Milenial (di bawah usia 40 tahun)
PDIP: 20,1%
Kalangan Pemilih Wong Cilik
PDIP: 22,8%
Kalangan Pemilih Emak-emak
PDIP: 22 %
Kalangan Pemilih Terpelajar
Gerindra: 23,9%
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Nur Hidayah Perwitasari