tirto.id - Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi mengaku masih menggodok mekanisme penerimaan Calon Pegawai Negara Sipil (CPNS) 2018. Adapun pengkajian formula tersebut sudah memasuki tahap finalisasi dan diproyeksikan rampung pada akhir Juli 2018.
“Saya targetkan nanti formasi ini diputuskan pada akhir Juli, tapi nanti pelaksanaannya mungkin Agustus 2018,” kata Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB), Asman Abnur, kepada Tirto di Jakarta Selasa (10/7/2018) siang.
Menurut Asman, lowongan CPNS 2018 akan mengutamakan faktor kompetensi dan potensi di masing-masing daerah. Asman lantas mencontohkan apabila satu daerah terkenal akan potensi pertaniannya, maka yang akan menjadi fokus ialah penerimaan PNS dengan latar belakang ilmu pertanian.
Asman berharap dengan diterapkannya formula semacam itu, PNS yang diterima relatif tepat dan keahliannya pun memang sesuai dengan yang dibutuhkan.
“Jadi kita tidak lagi menerima pegawai yang tidak nyambung dengan potensi itu. Sehingga nantinya betul-betul terukur pegawai kita. Mana yang perlu kita tambah, mana yang nggak,” jelas Asman.
Adapun Asman sempat menyebutkan tiga sektor yang menjadi fokus dari penerimaan CPNS 2018. Ketiga sektor yang menjadi prioritas itu adalah yang berkaitan dengan pendidikan, tenaga kesehatan, dan dosen.
Saat disinggung mengenai jumlah PNS yang menjadi target pada lowongan CPNS 2018, Asman tidak menyebutkan secara rinci. Ia hanya menegaskan bahwa perekrutan PNS ini bertujuan untuk mengganti PNS yang sudah akan memasuki masa pensiun.
“Kan sudah ada beberapa tahun ini moratorium, nah mungkin kita lihat nanti belanja daerahnya juga, supaya kita jangan terus mengeluh kekurangan pegawai,” ujar Asman.
Mekanisme seleksi CPNS 2018 sendiri memang akan dibahas lebih lanjut dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Kepegawaian Tahun 2018 oleh Badan Kepegawaian Negara (BKN) pada Rabu (11/7/2018) besok. Salah satu terobosan yang hendak dilakukan dalam perekrutan tahun ini ialah sistem seleksi yang terintegrasi.
Dengan alur yang terintegrasi itu, penyelenggaraan seleksi diharapkan bisa jadi lebih efektif. “Nantinya pelaksanaan seleksi juga hanya akan menggunakan satu sistem seleksi, yakni Computer Assisted Test (CAT-BKN),” kata Kepala Biro Hubungan Masyarakat BKN, Mohammad Ridwan, melalui keterangan resminya pada 4 Juli 2018.
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Yantina Debora