tirto.id - Institusi, instansi, lembaga, atau perusahaan memerlukan logo untuk menggambarkan identitasnya. Bahkan, logo bisa saja diperbarui untuk mencerminkan nilai-nilai perubahan ke arah yang lebih baik, salah satunya adalah logo PT Pos Indonesia terbaru.
PT Pos Indonesia (Persero) merilis logo terbaru pada 26 Agustus 2023 bertepatan dengan peringatan hari ulang tahun yang ke-277. Mengusung kesan yang lebih kekinian, logo Pos Indonesia terbaru menghadirkan inovasi dan perubahan yang cukup signifikan.
Logo Pos Indonesia yang semula sudah cukup familiar dengan gambar burung merpati, kini berubah total. Logonya kini terlihat lebih fresh dan eye catching tanpa mengabaikan makna filosofi yang terkandung di dalamnya.
Makna Logo Baru Pos Indonesia
Pos Indonesia saat ini memiliki tiga anak perusahaan. Pertama yaitu Pos Logistics yang bergerak di bidang bisnis logistik. Kedua Pos Properti yang menangani sektor perhotelan dan bisnis konstruksi properti. Ketiga adalah Pos Finansial, layanan di bidang jasa keuangan berbasis teknologi.
Maka dari itu, logo Pos Indonesia terbaru dan artinya mencakup tiga unsur utama, yakni POS, IND, dan LOGISTIK INDONESIA. Tampilan kekinian pun diusung untuk memperkuat wajah baru BUMN yang punya sejarah panjang di tanah air ini, yakni PosIND: Logistik Indonesia.
Adapun makna logo Pos Indonesia terbaru adalah sebagai berikut:
- "POS" diambil dari “Pos Indonesia” yang membawa aspirasi perusahaan untuk menjadi solusi layanan logistik yang terintegrasi dan efisien.
- "IND" adalah singkatan dari Integrated National Distribution. Kata “Integrated” mencerminkan sinergi dan kerja sama; “National Distribution” sebagai cerminan komitmen dan dedikasi untuk melayani berbagai kebutuhan logistik negara.
- "LOGISTIK INDONESIA" merupakan penguat identitas dan tujuan perusahaan serta statement bahwa ini adalah Logistik Indonesia.
Filosofi logo PosIND terbaru juga memuat tiga nilai utama, yakni sebagai "Wadah Sinergi Logistik" untuk mewadahi sinergi terintegrasi di sektor logistik Indonesia; sebagai "Tonggak Perubahan" karena PosIND menjadi pilar utama dan landasan baru bagi industri logistik Indonesia; serta "Memajukan Logistik Negeri" yang merupakan komitmen untuk mempercepat pertumbuhan sektor logistik dan mendorong perekonomian negara.
Logo Pos Indonesia terbaru memilih delft blue yang berbasis biru sebagai warna utama, dengan sedikit warna cinnabar atau merah bata pada bagian titik di huruf "i".
Delft blue yang konon menjadi dari warna khas gerabah berlapis timah dari Kota Delft di Belanda dan mirip dengan warna biru navy dalam logo terbaru PosIND mengandung filosofi responsibility, trust (tanggung jawab, kepercayaan). Ini melambangkan perusahaan logistik yang bersinergi kuat, terpercaya, dan berkomitmen penuh untuk melayani kebutuhan sektor logistik negara.
Sedangkan warna merah bata terinspirasi dari warna batu cinnabar yang membawa filosofi growth, connection yakni konektivitas, pertumbuhan, dan transformasi.
Sejarah Pos Indonesia
Asal muasal Pos Indonesia sudah berakar sejak masa penjajahan Belanda di Nusantara, yakni ketika Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) yang dipimpin oleh Gubernur Jenderal G.W Baron van Imhoff berkuasa di Batavia (sekarang Jakarta).
VOC yang semula merupakan kongsi dagang dari Belanda mendirikan kantor pos pertama di Batavia pada 26 Agustus 1746. Tujuan utama berdirinya adalah untuk menjamin keamanan surat-surat penduduk, terutama yang berdagang dari kantor-kantor di luar Jawa serta yang datang dari dan menuju Belanda.
Empat tahun kemudian, VOC membangun kantor pos di Semarang agar terjalin hubungan yang teratur dengan kantor pos di Batavia. Rute perjalanan dari Batavia ke Semarang kala itu melalui Karawang, Cirebon, dan Pekalongan.
Pada masa pemerintahan kolonial Hindia Belanda antara tahun 1872 hingga 1875, Dinas Pos tersebut digabung dengan Dinas Telegraf dengan status jawatan milik pemerintah. Nama jawatannya pun berubah menjadi Posten Telegrafdienst.
Jawatan Pos dan Telegraf di Hindia Belanda berganti nama lagi menjadi Posts, Telegraafend, Telefoon (PTT) Dienst atau Jawatan Pos, Telegraf, dan Telepon pada 1906. Hal ini terjadi lantaran mulai pentingnya kebutuhan telekomunikasi dengan telepon.
Namun, pada 1942 Belanda kalah perang dari Jepang. Dai Nippon yang menduduki wilayah Indonesia mengambil-alih PTT dari Belanda. Setelah Indonesia merdeka, PTT diubah menjadi Jawatan PTT Republik Indonesia pada 27 September 1945. Tanggal ini kemudian diperingati sebagai Hari Bakti PTT atau Hari Bakti Postel.
Tahun 1961, Jawatan PTT menjadi perusahaan milik negara dan berganti nama menjadi Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi (PN POSTEL). Dikutip dari Profil Pembangunan Indonesia 50 Tahun Merdeka (1995), sejak 1965 PN POSTEL dibagi dua, yakni PN Pos dan Giro serta PN Telekomunikasi. Institusi pos negara berganti status lagi menjadi Perusahaan Umum (Perum) Pos dan Giro pada 1978.
Status Perusahaan Umum Pos dan Giro berubah lagi sejak 20 Juni 1995 menjadi Perseroan Terbatas (PT). Sejak saat itu, nama institusinya adalah PT Pos Indonesia (Persero), sedangkan PN Telekomunikasi dikenal sebagai PT Telkom.
Logo Pos Indonesia dari Masa ke Masa
Kantor Pos Indonesia setidaknya pernah mengalami perubahan logo sebanyak lima kali. Logo pertama digunakan ketika masih menggunakan nama PN POSTEL. Logo dengan bentuk melingkar berwarna dominan kuning ini dipakai sejak 1956.
Logo kedua muncul pada 1961 seiring perubahan status Jawatan menjadi PN POSTEL menurut Peraturan Pemerintah Nomor 240 Tahun 1961.
Era ini sekaligus menandai dibaginya PN POSTEL menjadi Perusahaan Negara Pos dan Giro (PN Pos & Giro) dan Perusahaan Negara Telekomunikasi (PN Telekomunikasi) pada 1965.
Kala itu, logo Pos Indonesia menggunakan lambang padi dan kapas di sisi kanan dan kiri. Terdapat tulisan RI di bagian atas serta POS & GIRO di bagian bawah. Bagian tengahnya ditempatkan perisai segi lima yang diisi oleh bola dunia atau bumi dan burung merpati.
Logo ketiga dibikin pada 1995 sesuai Keputusan Direksi Nomor 166/Dirut/1995 tanggal 13 September 1995 tentang logo PT Pos Indonesia (Persero) dan Keputusan Direksi Nomor 172/Dirut/1997 tanggal 17 Nopember 1997.
Wujud logo Pos Indonesia kali ini adalah burung merpati pos yang digambarkan terbang mengelilingi dunia. Perisai segi lima serta padi dan kapas dihilangkan hingga sang merpati bisa lebih bebas dan cepat. Di bawahnya tertera tulisan "POS INDONESIA" dan "Untuk Anda Kami Ada".
Berikutnya, Pos Indonesia sedikit merevisi tampilan logo berdasarkan Keputusan Direksi Nomor 95/Dirut/1112 tanggal 1 November 2012. Sudah tidak ada lagi tulisan "Untuk Anda Kami Ada".
Simbol merpati yang terbang bebas masih dipertahankan, juga bola dunia juga menjadi ciri perusahaan sebagai penyedia layanan dan menjadi sarana komunikasi nasional serta internasional. Warna tulisan "POS INDONESIA" dipertegas pula dengan lebih tebal.
Kini, yang paling anyar, terobosan signifikan dilakukan untuk logo Pos Indonesia terbaru yang mengusung brand PosIND: Logistik Indonesia. Sesuai Keputusan Direksi Nomor 80/Dirut/1123 tanggal 16 November 2023, PosIND menghadirkan semangat kolaborasi, integrasi, dan visi dalam membangun sinergi logistik.
PosIND mengusung visi "Menjadi Postal Operator, Penyedia Jasa Kurir, Logistik dan Keuangan Paling Kompetitif". Sedangkan visinya adalah "Bertindak Efektif untuk Mencapai Performance Terbaik".
Untuk mewujudkan visi dan misi, persyaratan utama yang perlu dilakukan oleh Pos Indonesia adalah:
- Memberikan produk yang relevan sesuai dengan kebutuhan pasar;
- Memberikan jasa layanan yang prima;
- Menjalankan proses bisnis secara efisien;
- Membangun solusi teknologi informasi yang prima dan human capital yang andal;
- Memperkuat sistem pengendalian internal, governance, dan manajemen risiko untuk mencapai tingkat kematangan yang memadai untuk mengamankan pencapaian tujuan Perusahaan.
Sebagai bagian dari BUMN, Pos Indonesia juga menerapkan prinsip AKHLAK. Ini merupakan budaya perusahaan milik negara Indonesia yang diusulkan oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara.
Arti pokok AKHLAK dalam konteks BUMN adalah Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif. Setiap unsur ini membentuk fondasi nilai-nilai yang menjadi pilar utama dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.
(JEDA)
Penulis: Tim Media Servis