tirto.id - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, mati listrik PLN menjadi pembelajaran bahwa perusahaan itu perlu dipimpin orang yang paham teknologi.
Menurut Luhut, perusahaan setrum plat merah itu tidak seharusnya dipimpin oleh orang yang hanya berlatar belakang industri keuangan sehingga kejadian serupa dapat dicegah.
"Harus ada evaluasi mendasar dan peran ahli-ahli PLN. Tidak boleh PLN hanya dipimpin orang yang ngerti finance. Harus balik ke aturan dia itu kan ada masalah teknologi, maka perlu ditangani orang yang ngerti teknologi," ucap Luhut kepada wartawan dalam acara 'Afternoon Tea With Menko Luhut' di Kemenko Kemaritiman, Senin (5/8/2019).
Plt Dirut PLN, Sripeni Inten Cahyani diketahui memiliki latar belakang keuangan. Ia menjabat sejumlah bidang keuangan. Sripeni baru ditunjul sebagai Plt Dirut PLN melalui rapat umum pemegang usaha, Jumat (5/8/2019) lalu.
Soal siapa yang Luhut maksud sebagai orang yang menguasai bidang keuangan, ia tidak menyebut secara pasti.
Luhut juga mengatakan saat ini memang penyebab dari kejadian kemarin belum dapat benar-benar dipastikan.
Ia juga menjelaskan sebaiknya berbagai pihak perlu menunggu selesainya audit dan investigasi.
Soal investigasi ini, Luhut juga telah meminta Badan Penerapan dan Pengkajian Teknologi (BPPT) untuk melakukan pemeriksaan pada masalah yang dialami PT PLN. Ia berharap hal ini dapat dicegah agar tak terulang di kemudian hari.
"Itu masih ada audit dan investigasi. Kita belum bisa berandai-andai. Kita harap listrik bisa on dulu semua dan tadi kita bincang-bincang, BPPT kami minta audit dalam kejadian tadi," ucap Luhut.
Namun, kebetulan mantan Dirut PT PLN, Sofyan Basir yang kini tengah ditahan KPK memiliki latar belakang keuangan. Sebelum berkarier di PLN, Sofyan sempat menjabat sebagai Dirut Bank Rakyat Indonesia.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Zakki Amali