Menuju konten utama

Lion Air Jatuh, RS Polri Kerahkan 27 Dokter Identifikasi Jenazah

"Kalau data antemortem yang masuk lengkap termasuk sampel DNA, paling cepat 4 sampai 5 hari,” kata Musyafak.

Lion Air Jatuh, RS Polri Kerahkan 27 Dokter Identifikasi Jenazah
Seorang BASARNAS memeriksa puing-puing pesawat Lion Air JT-610 yang jatuh di perairan Laut Jawa saat diperiksa di Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta, Indonesia Senin, 29 Oktober 2018. AP Photo / Tatan Syuflana

tirto.id - Pihak Rumah Sakit Polri mengerahkan 27 dokter dari berbagai latar belakang untuk melakukan identifikasi korban kecelakaan pesawat Lion Air JT 610 tujuan Jakarta ke Pangkalpinang. Meski begitu, hasil identifikasi baru berhasil didapat paling cepat dalam waktu 4 sampai 5 hari.

Hal ini disampaikan oleh Kepala Rumah Sakit Polri Kombes Musyafak di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin (29/10/2018).

Musyafak menegaskan, identifikasi paling cepat itu pun memiliki syarat, yakni dengan kondisi korban yang utuh.

“Untuk prosesnya, hanya teridentifikasi di pemeriksaan DNA, paling cepat, pun kalau data antemortem yang masuk lengkap termasuk sampel DNA, paling cepat 4 sampai 5 hari,” kata Musyafak.

Sayangnya sebagian besar jenazah korban kecelakaan pesawat yang ditemukan tidak dalam kondisi utuh. Terlihat dari 24 kantung jenazah yang sudah masuk ke post mortem RS Polri, sebagian besar tidak berbentuk tubuh manusia dewasa utuh.

Oleh sebab itu Musyafak menegaskan banyak dokter yang dikerahkan untuk identifikasi. Yang tidak kalah penting adalah dokter untuk identifikasi korban berdasar dari bentuk gigi.

“Pertama adalah ahli dokter forensik, ada 15 dokter. Kemudian odontologi forensik kalau ga salah 4, ditambah 4 dokter gigi, ahli DNA juga empat,” tegasnya lagi.

Pesawat Lion Air jatuh di koordinat S 5’49.052” E 107’ 06.628” yang berada di sekitar Karawang, Jawa Barat setelah 13 menit mengudara.

Pada pukul 06.33 WIB pesawat yang diperkirakan membawa total 189 penumpang dengan rincian 178 orang dewasa, 1 anak, 2 bayi infant, 8 kru pesawat itu kehilangan kontak. Ada satu teknisi yang juga turut dalam penerbangan ini untuk memastikan pesawat laik terbang.

Pesawat yang jatuh ini buatan 2018 dan baru dioperasikan Lion Air sejak 15 Agustus 2018. Pesawat dinyatakan laik operasi.

Pesawat dikomandoi Capt. Bhavye Suneja dengan co-pilot Harvino bersama enam awak kabin atas nama Shintia Melina, Citra Noivita Anggelia, Alviani Hidayatul Solikha, Damayanti Simarmata, Mery Yulianda, dan Deny Maula. Kapten pilot sudah memiliki jam terbang lebih dari 6.000 jam terbang dan co-pilot telah mempunyai jam terbang lebih dari 5.000 jam terbang.

Baca juga artikel terkait LION AIR JATUH atau tulisan lainnya dari Felix Nathaniel

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Felix Nathaniel
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Yulaika Ramadhani