tirto.id - Film Target Number One merupakan sinema yang jalan ceritanya diambil dari kisah nyata Daniel Leger di tahun 1989.
Bercerita tentang oknum kepolisian federal Kanada yang haus kekuasaan dan membuatnya memfitnah seorang pecandu sebagai bagian dari pengedar narkoba internasional.
Film tentang konspirasi ini telah tersedia di Netflix. Link streamingnya dapat diakses melalui tautan ini.
Dalam Target Number One, tokoh bernama Leger difitnah sebagai pengedar narkoba internasional. Suatu hari dirinya diminta menunjukkan tempat transaksi narkoba di Thailand oleh tim kepolisian federal Kanada.
Saat penggerebekan ternyata perhitungan salah dan Leger dijadikan kambing hitam untuk menutupi kecerobohan polisi.
Film yang juga memiliki judul lain Most Wanted ini, jalan cerita dan tata adegan sepenuhnya ditangani sutradara Daniel Roby. Perilisannya dilakukan pada tahun 2020 dengan durasi 2 jam 5 menit.
Beberapa aktor yang dihadirkan antara lain Antoine Olivier Pilon, Josh Hartnett, Stephen McHattie, Jim Gaffigan, dan Cory Lipman.
Film tersebut sempat menjadi nominator dalam beberapa ajang perfilman seperti Canadian Cinema Editors Awards 2020 dan Le Gala Quebec Cinema 2021.
Ratingnya di situs IMDbberada di skor 6.2/10. Target Number One selama penayangan global telah mengumpulkan setidaknya 153 ribu dolar AS.
Sinopsis Film Target Number One
Film Target Number One bercerita mengenai liku kehidupan yang dialami Daniel Leger dan Victor Malarek. Leger adalah pecandu narkoba, lalu Victor seorang wartawan dengan watak yang keras kepala.
Suatu hari saat Leger berada di Thailand tahun 1989, dia ditangkap polisi setempat atas tuduhan sebagai pengedar narkoba internasional.
Ancaman hukumannya tak tanggung-tanggung karena didakwa dengan hukuman mati.
Sebenarnya, dari negara Kanada, pada diri Leger tidak ditemukan bukti-bukti yang mengarahkan dirinya sebagai pengedar narkoba.
Hanya saja, ada konspirasi di antara polisi federal Kanada yang korup untuk menjadikan Daniel sebagai tumbal.
Daniel memang pecandu narkoba dan cukup mengalami ketergantungan. Dia akan melakukan apa pun agar bisa menggunakan narkoba.
Penangkapannya itu sebenarnya bermula saat dirinya bertemu dengan Glen Picker, seorang pengelola persewaan kapal. Picker juga diketahui kerap menjual informasi penting terkait peredaran narkoba.
Saat Picker tahu bahwa Leger memiliki keterkaitan dengan pengedar narkoba di Thailand, dia lantas menghubungi polisi federal Kanada.
Sersan Frank Cooper memakan mentah-mentah informasi yang disampaikan Picker tanpa mengonfirmasi apakah Leger sekadar pembeli, atau sudah ikut menjadi pengedar.
Cooper lantas meyakinkan atasannya agar dirinya dibiayai menuju Thailand. Tujuannya untuk menangkap gembong narkoba dari Kanada yang membawa dagangan dari Thailand.
Di Thailand, Leger bertemu Cooper yang menyamar sebagai pembeli narkoba. Cooper mengajak Leger untuk dipertemukan dengan pengedar. Leger berulang kali menolaknya karena dia memang bukan pengedar.
Namun, karena Picker adalah atasan Leger dan memerintahkan untuk pergi bersama Cooper, akhirnya mereka jadi beraksi bersama.
Saat berangkat, Cooper membawa timnya. Diam dia tim tersebut menyusun rencana untuk menjebak pengedar narkoba Kanada dengan melibatkan polisi lokal.
Begitu penggerebekan dimulai, tim Cooper ada yang tewas mengenaskan. Di sisi lain, Cooper juga tidak menemukan adanya pengedar dari narkoba. Di tempat tersebut hanya ada Leger dan penjual narkoba yang membawa 2 kilogram saja.
Cooper yang sedari dini meniatkan penggerebekan itu agar dirinya dipromosikan jabatannya, menyadari kecerobohannya.
Untuk menutupi kesalahannya, Cooper lalu memfitnah Leger telah menjadi bagian dari jaringan mafia narkoba internasional. Leger lantas ditangkap polisi Thailand.
Di sisi lain, wartawan Victor Malarek mendapat tugas mengupas kasus yang dialami Leger. Dia harus bisa mewawancarainya di penjara.
Tugas kali ini juga menjadi pertaruhan karir Victor lantaran dirinya tersandung masalah usai menerbitkan artikel politik di media Globe and Mail.
Sebelum leger dimejahijaukan, Victor akhirnya dapat mewawancarai Leger. hasilnya cukup mengejutkan Victor begitu tahu Leger adalah korban konspirasi.
Atas saran Victor, Leger diminta mengakui tuduhan itu untuk menghindari hukuman mati.
Hanya saja, Victor tidak tinggal diam. Dia berjanji untuk mengungkap konspirasi tersebut agar diketahui publik. Jalan yang ditempuh tidak mudah karena berkaitan dengan institusi yang mengendalikan kekuasaan.
Leger menerima saran Victor sekali pun di penjara Thailand harus merasakan kekerasan fisik oleh napi lain.
Sebaliknya, Victor menghadapi tantangan berat lantaran Globe and Mail ternyata menolak tulisannya tentang Leger. Victor marah besar dan mengundurkan diri dari media tersebut.
Setelah itu, Victor tetap melanjutkan usahanya untuk mengungkap konspirasi tersebut. Jalan lain harus ditempuh yang juga demi membebaskan Leger. Dengan cara apa lagi Victor akan mengatasi hal tersebut?
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Dhita Koesno