tirto.id - Sebanyak lima santri Pondok Pesantren An-Nidhomiyah Pamekasan, Jawa Timur, meninggal dunia akibat tebing longsor, Rabu (24/2/2021) sekitar pukul 02.00 WIB.
Lokasi longsor di Dusun Jepun, Desa Bindang, Kecamatan Pasean, sekitar 45 kilometer ke arah utara Kota Pamekasan.
"Total jumlah korban tujuh orang, lima orang meninggal dunia, satu orang patah tulang dan satu orang santri lainnya selamat," kata Koordinator Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemkab Pamekasan, Budi Cahyono, dikutip dari Antara.
Lima santri yang meninggal berasal dari luar Pamekasan, yakni dari Jember sebanyak tiga orang, Sampang satu orang dan dari Sumenep sebanyak satu orang.
Masing-masing bernama Santi (14) warga Desa Dukohmencek, Kecamatan Sukorambi, Nur Azizah (13) dari desa yang sama, serta Siti Komariyah (17) asal Desa Palampang, Kecematan Sumber Jambi, Jember, Jawa Timur.
Korban meninggal dunia dari Kabupaten Sampang bernama Robiatul Adawiyah (14) asal Desa Poreh, Kecamatan Karangpenang. Sedangkan korban dari Kabupaten Sumenep bernama Nabila (12), asal Desa Sempong Barat, Kecamatan Pasongsongan.
Dua diantara kelima jenazah korban tebing longsor ini sudah berada di rumah duka, sedangkan tiga orang santri meninggal yang berasal dari Jember akan diantarkan.
"Saat ini kami masih berkoordinasi untuk pemulangan ketiga orang jenazah ini," kata Budi.
Tebing setinggi sekitar 7 meter yang ada di samping pondok pesantren longsor dan menimpa dua kamar pondok putri yang ditempati tujuh orang.
Warga di sekitar pesantren langsung bergotong royong menyingkirkan material tanah yang menimpa dua kamar pondok santri putri.
"Tiga orang berhasil dievakuasi sesaat setelah kejadian, dan dua santri lainnya, tadi sekitar pukul 7.00 WIB," ujar Budi.
Kecamatan Pasean termasuk kecamatan dengan status daerah rawan longsor. Kecamatan lain yang juga masuk dalam status rawan bencana tanah longsor yakni Waru, Pakong, Pegantenan dan Kadur. Dua kecamatan lainnya, yakni Kecamatan Pamekasan dan Pademawu, masuk wilayah dengan status rawan banjir.
Penulis: Gilang Ramadhan
Editor: Gilang Ramadhan