Menuju konten utama

Legislator Harap Pemangkasan Anggaran Pemerintah Proporsional

Heri Gunawan menjelaskan penurunan belanja kementerian/lembaga tidak terjadi secara merata. Bahkan, ada kementerian/lembaga atau daerah yang dinaikkan, sesuai prioritas arahan Undang-Undang (UU) dan kewajiban kontrak tahun jamak.

Legislator Harap Pemangkasan Anggaran Pemerintah Proporsional
Anggota Komisi XI DPR RI, Heri Gunawan. Antara foto/Basri Marzuki.

tirto.id - Legislator berharap rencana pemangkasan anggaran pemerintah yang dilakukan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati dilakukan secara proporsional dan tidak bersifat merata.

Anggota Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Heri Gunawan menjelaskan penurunan belanja kementerian/lembaga tidak terjadi secara merata. Bahkan, ada kementerian/lembaga atau daerah yang dinaikkan, sesuai prioritas arahan Undang-Undang (UU) dan kewajiban kontrak tahun jamak.

Heri menilai, dengan adanya rencana pemangkasan anggaran ini, maka pembahasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2016 yang dilakukan beberapa waktu lalu kurang menyeluruh.

"Ini bukti bahwa postur APBN-P 2016 tidak well-disigned, sehingga kredibilitasnya dipertanyakan. Pemerintah sudah diingatkan agar berhati-hati menetapkan asumsi, komposisi pengeluaran, dan belanja dalam APBN-P 2016," kata Heri di Jakarta, Jumat (5/8/2016).

"Kita tidak bisa berharap banyak pada kebijakan pemangkasan belanja kementerian atau lembaga, sebab itu tidak terlalu efektif. Kalau kita baca realisasi anggaran kementerian/lembaga tahun anggaran 2015, seluruhnya di bawah pagu yang telah ditetapkan. Artinya, mayoritas kementerian/lembaga tidak optimal dalam melaksanakan anggaran belanjanya untuk tahun anggaran 2015." lanjutnya.

Heri mencontohkan, realisasi anggaran di Kementerian Keuangan hanya sebesar 83,95 persen dari anggaran belanja sebesar Rp33,7 triliun. Ada sisa anggaran sebesar Rp5,4 triliun yang tidak terlaksana. Sementara realisasi belanja Kemenkeu 83,95 persen justru mendapat pagu anggaran belanja Rp39,4 triliun atau naik Rp5,7 triliun dari tahun anggaran 2015. Per 7 Juni 2016 lalu, kata Heri, anggaran itu baru terlaksana 30,96 persen.

Ia berharap, revisi kali ini mestinya jadi momentum untuk menghadirkan postur APBN yang kredibel dan dapat dipercaya.

Menurut Heri, sebaiknya penyusunan rencana kegiatan program harus melalui pendekatan perencanaan yang holistik, fokus, terpadu, terintegrasi, dan spesial atau lokasi yang jelas.

Selain itu, penyusunan juga harus kreatif menggenjot sumber-sumber penerimaan baru di luar pajak.

Ia juga memberikan penekanan pada proses perencanaan yang integratif hendaknya menekankan pada money follow program yang realistis.

Dan money follow program sebaiknya diimplementasikan untuk mengamankan alokasi anggaran pada prioritas relokasi dari program kegiatan yang telah cukup mendapat penekanan pada tahun-tahun sebelumnya, sehingga terjadi kesinambungan dan efisiensi program non prioritas.

Baca juga artikel terkait PEMANGKASAN ANGGARAN BELANJA

tirto.id - Ekonomi
Sumber: Antara
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Alexander Haryanto