tirto.id - Sebuah bom truk menghancurkan pusat distrik diplomatik Kabul. Seperti yang dikutip dari Al-Jazeera Rabu (31/5/2017), ledakan kuat tersebut digambarkan oleh pejabat setempat sebagai "salah satu yang terbesar". Akibat kejadian ini, sedikitnya 80 orang tewas dan ratusan lainnya terluka. Korban tewas diperkirakan akan meningkat.
Serangan bunuh diri tersebut terjadi di dekat alun-alun Zanbaq, di distrik 10 Kabul, dekat dengan pertokoan dan restoran, serta kantor pemerintah dan kedutaan asing. Jasad orang bertebaran di lokasi kejadian dan asap tebal membubung dari area tempat gedung-gedung kedutaan asing berada.
Para saksi mata mengambarkan puluhan mobil tertahan di jalanan, sementara para pejalan kaki terluka dan anak-anak sekolah perempuan panik mencari tempat aman. Banyak orang yang berjuang melewati pos pemeriksaan untuk mencari saudara mereka.
Qais Azimy dari Al-Jazeera, melaporkan bahwa lokasi serangan tersebut sangat signifikan, karena menghantam salah satu bagian paling sibuk di ibukota Afghanistan.
"Kabul telah menjadi kota yang sangat tenang selama seminggu terakhir, namun polisi telah mengkonfirmasi kepada kami bahwa ini adalah salah satu ledakan terbesar yang pernah terjadi di Kabul," katanya.
Azimy mengatakan bahwa polisi sedang menyelidiki kemungkinan penyerang tersebut yang telah meledakkan sebuah truk berisi bahan peledak.
"Jika memang benar, sebuah truk berisi bahan peledak bisa sampai ke bagian Kabul yang sangat aman, maka itu akan menimbulkan banyak pertanyaan, tidak hanya di antara para diplomat yang tinggal di daerah tersebut, tapi juga penduduk reguler Kabul."
Lebih dari satu jam setelah ledakan, ambulans-ambulans masih mengambil korban yang terluka dan membawanya ke rumah sakit, sementara petugas pemadam kebakaran berjuang mematikan api yang membakar beberapa bangunan.
Juru bicara Kementerian Kesehatan Waheed Majroh mengatakan sedikitnya 80 tewas dan 320 orang terluka, dan angka-angka itu dikonfirmasi oleh pejabat kesehatan kedua dan media resmi pemerintah.
Otoritas mengingatkan bahwa korban bisa bertambah. "Mereka masih membawa jasad-jasad dan orang-orang yang terluka ke rumah sakit," kata juru bicara senior Kementerian Kesehatan Ismael Kawoosi kepada kantor berita AFP.
Kementerian Dalam Negeri menyerukan warga Kabul untuk menyumbangkan darah dan mengatakan bahwa rumah sakit "sungguh-sungguh membutuhkannya".
Tidak ada yang segera mengklaim serangan itu, namun serangan itu terjadi saat Taliban meningkatkan "serangan musim semi" tahunannya.
ISIS juga mengklaim beberapa pengeboman belakangan di ibu kota Afghanistan, termasuk ledakan kuat yang menyasar konvoi NATO dan menewaskan sedikitnya delapan orang dan melukai 28 lainnya pada 3 Mei.
Najib Danish, juru bicara kementerian dalam negeri, mengatakan temuan terkini menunjukkan bahwa serangan itu dilakukan menggunakan bom truk.
Dampak ke kedutaan
Manpreet Vohra, Duta Besar India untuk Afghanistan, memberi tahu televisi Times Now bahwa bom meledak sekitar 100 meter dari kedutaan besar India, satu dari beberapa di daerah itu.
"Kami semua aman, semua staf kami, semua personel kami aman. Namun ledakan itu sangat besar dan bangunan-bangunan di dekatnya, termasuk bangunan kami, mengalami kerusakan lumayan, dalam hal ini kaca pecah, jendela hancur, dan pintu terhembus," katanya.
Perdana Menteri India Narendra Modi mencuit: "Kami mengutuk keras ledakan teroris di Kabul. Duka kami bersama keluarga korban dan doa kami untuk mereka yang terluka."
Ledakan itu juga merusak jendela kedutaan besar Jepang. "Dua staf kedutaan jepang cedera ringan, menderita luka" menurut seorang pejabat kementerian luar negeri Jepang di Tokyo kepada AFP.
Prancis juga melaporkan kerusakaan kedutaannya, demikian juga Jerman, demikian menurut warta kantor berita AFP.
Penulis: Yandri Daniel Damaledo
Editor: Yandri Daniel Damaledo